/0/24661/coverorgin.jpg?v=629f8f88baba399a125ab8ef389ce989&imageMogr2/format/webp)
"Aku capek mas! Harus dengerin omongan mama kamu itu!"
"Kamu anggap aja angin lalu. Udah nggak usah dengerin,"
"Tapi mas, aku tuh udah kesel banget. Bertahun tahun aku di julitin sama mama kamu. Emang enak rasanya?"
Salsa mendengus sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Mungkin aku harus rela kamu nikah dengan wanita lain. Tapi setelah wanita itu punya anak. Kamu ceraikan dia. Bayi itu nantinya menjadi hak kamu mas,"
Kairo terbatuk batuk saat menyeruput kopi. Jantungnya kaget sekali mendengar ucapan dari mulut salsa.
"Hati-hati dong mas. Jadi kotor nih sepreinya," ucap salsa dengan kesal sambil mengambil cangkir yang ada di tangan Kairo. Ia meletakkan cangkir itu di meja kecil.
"Tunggu-tunggu! Kamu nggak salah ngomong? Masa iya aku nikahin perempuan lain. Terus di cerai gitu aja," seru Kairo dengan heran.
"'kan yang kita butuhkan itu anak mas! Aku nggak mau terus di hina sama mama kamu. Bahkan sama tetangga juga! Aku nggak mau mas. Aku capek!"
"Ya udah, ya udah ya. Kita tidur aja dulu. Kamu pasti capek banget 'kan? Kita bicara masalah itu nanti besok lagi ya," ucap Kairo dengan sabar. Ia mengelus rambut panjang milik sang istri.
Beberapa hari kemudian di sebuah jalanan yang sepi.
"Kita harus kemana ini Bu? Ya Allah mereka tega banget ngusir kita,"
"Kita coba cari kontrakan lagi ya. Insya Allah malem ini kita bisa tidur di kasur yang empuk," ucap Salamah dengan lemas.
"Ya Allah Bu, ibu kenapa Bu? Bu? " Farah gadis berusia dua puluh lima tahun itu terus berusaha membangunkan sang ibu yang sekarang pingsan di jalanan.
"Ya Allah udah malem gini. Mau minta tolong sama siapa?" tanya Farah dengan bingung sambil melihat jalan yang sepi.
"Tolong! Tolong!" ia berteriak dengan keras beberapa kali. Tapi tak ada satupun orang dan kendaraan yang melaju di jalan itu.
"Ya Allah gimana ini?" Farah menangis sedih. Ia sangat bingung sekali.
"Bu, bangun Bu," Farah menepuk nepuk pipi sang ibu. Berharap sang ibu akan membuka matanya. Tapi sepertinya ibunya terlalu lemas hingga tak sadarkan diri.
Farah melihat cahaya di depan sana. Lampu mobil terlihat jelas. Secepat mungkin Farah menghentikkan mobil itu. Bahkan ia hampir saja tertabrak.
"Dasar nggak punya otak nih orang!" Kairo segera membuka mobilnya dengan cepat. menatap gadis yang di depannya itu. melihat air mata yang ada di pipi gadis itu membuat Kairo menjadi merasa iba.
"maafkan saya pak! tolong ibu saya pak, tolong sekali. cuma bapak yang saat ini bisa menolong saya pak," Farah memohon dengan penuh harapan.
"memangnya ibu kamu kenapa?" tanya Kairo sambil melihat wanita yang tergeletak di jalan.
"kami berdua di usir dari kontrakan karena tidak bisa bayar uang kontrakan pak. ibu sedang sakit. kami berjalan mencari kontrakan tapi ibu pingsan sekarang pak. tolong saya pak. saya mohon pak..."
"ya udah cepat bawa ibu kamu ke mobil." ucap Kairo dengan tegas.
"tapi pak saya nggak bisa pak," Farah terlihat bingung.
Kairo dengan sekuat tenaga membopong wanita yang pingsan itu dengan cepat.
"jadi kita ke rumah sakit ya,"
"ya, tapi pak saya nggak punya uang. tolong ya pak saya pinjem uang dulu. pasti nanti saya bayar pak," ucap Farah dengan memohon untuk yang kedua kalinya.
"Udah nggak usah di ganti juga nggak papa. Maaf saya cuma bisa nganter kamu ke rumah sakit dan bayar biaya rumah sakit. Setelah itu saya harus pulang ke rumah," ucap Kairo dengan tegas.
/0/17300/coverorgin.jpg?v=65252dd7284e2eebffbc10c9450c4d82&imageMogr2/format/webp)
/0/22445/coverorgin.jpg?v=662fcc633e4f66f261acb816aa0ad00b&imageMogr2/format/webp)
/0/16286/coverorgin.jpg?v=50b3e3f6bff299b91fb512578e017c81&imageMogr2/format/webp)
/0/17104/coverorgin.jpg?v=8b7a3244b40f4c389fa63385cc90018e&imageMogr2/format/webp)
/0/3416/coverorgin.jpg?v=eea6e42d6fcf22cb8abaf774bf65528d&imageMogr2/format/webp)
/0/2889/coverorgin.jpg?v=e01850068f65fbdbdf4ff55d53c9c070&imageMogr2/format/webp)
/0/10852/coverorgin.jpg?v=9e6ee1f26170e8b8a873ffd1db533e59&imageMogr2/format/webp)
/0/19443/coverorgin.jpg?v=95e7007e82c82d4c266985cb26a7872d&imageMogr2/format/webp)
/0/2969/coverorgin.jpg?v=5a035c662c8898ee5d3415573bb1b085&imageMogr2/format/webp)
/0/10770/coverorgin.jpg?v=143999bee5a72468bd4e014e47a473dc&imageMogr2/format/webp)
/0/14636/coverorgin.jpg?v=888c69f49a2f856d33586726848ecbde&imageMogr2/format/webp)
/0/15822/coverorgin.jpg?v=477b5e5bc666226f645d4597eb01f60b&imageMogr2/format/webp)
/0/6503/coverorgin.jpg?v=afda2728b97c81c32c6edc17c36624a5&imageMogr2/format/webp)
/0/15368/coverorgin.jpg?v=199ea0e3a62e7a87c12cf428676dde62&imageMogr2/format/webp)
/0/21651/coverorgin.jpg?v=296b929f550865724fb42d621e4a0dde&imageMogr2/format/webp)
/0/23377/coverorgin.jpg?v=9d7c40a81a4c3d6fb6c283bcbc67269f&imageMogr2/format/webp)
/0/28795/coverorgin.jpg?v=bc9886bdf6a06f6c3f6f1537fdcf11fe&imageMogr2/format/webp)
/0/20168/coverorgin.jpg?v=7c253ea68fec9fde246b4d39f47fe669&imageMogr2/format/webp)
/0/27674/coverorgin.jpg?v=81ab1c0773e46226f8541a8af4ac8005&imageMogr2/format/webp)