/0/20791/coverorgin.jpg?v=e65667aa7d62f9ca14b86f6ae32ad138&imageMogr2/format/webp)
“Apa kamu datang ke sini hanya untuk mengamati wajahku?” Suara berat pria itu menyentak Krystal. Membuyarkan lamunan gadis itu. Krystal langsung menundukan kepalanya. Raut wajah gadis itu semakin ketakutan.
Krystal menelan salivanya ketika pria itu mendekat padanya. Aroma parfume citrus menyeruak ke indra penciumannya. Sorot mata tegas pria itu membuat Krystal rasanya ingin berlari, tetapi ingatannya berputar tentang tujuannya berada di sini. Tubuh Krystal seolah melemah ketika pria itu semakin mendekat padanya. Jantungnya berpacu semakin keras. Ketakutan menjalar ke dalam tubuh Krystal.
“M-Maaf, T-Tuan Kaivan,” ucap Krystal dengan gugup dan wajah yang kian memucat. Kepalanya masih tertunduk dan tak berani melihat pada pria itu.
Kaivan menatap lekat Krystal. Memperhatikan gadis di hadapannya dengan seksama. “Angkat wajahmu. Bagaimana aku bisa berbicara denganmu jika kamu menunduk seperti itu?” ucapnya dingin dan tatapan dingin.
Perlahan Krystal mengangkat wajahnya dan kembali melihat wajah Kaivan. Hal yang membuat degup jantung Krystal berpacu adalah sorot mata tajam pria itu. Nyali Krystal menciut. Rasa takut menelusup ke dalam dirinya. Tetapi, Krystal tak mungkin hanya diam. Karena untuk bertemu dengan sosok Kaivan membutuhkan sebuah pengorbanan. Berkali-kali Krystal mendapatkan penolakan dari asisten Kaivan kala dirinya ingin bertemu dengan pria di hadapannya ini. Kini Krystal mengatur napasnya, menguatkan hati dan menyakinkan dirinya sendiri.
“Maaf saya mengganggu waktu Anda, Tuan,” ucap Krystal dengan sopan.
Kaivan memasukan tangannya ke saku celana. Tatapan matanya tak lepas menatap Krystal. “Terakhir aku melihatmu saat aku menghadiri pemakaman kedua orang tuamu lima tahun lalu. Apa yang membuatmu sekarang memaksa bertemu denganku?”
Ya, Kaivan Bastian Mahendra adalah mantan boss dari ayah Krystal yang telah tiada. Tepatnya lima tahun lalu Krystal harus menelan pil pahit kecelakaan yang menimpa ayah dan ibunya membuat kedua orang tuanya meninggal di tempat kejadian. Hidup Krystal terpuruk kala kehilangan kedua orang tuanya. Berjuang hanya dengan adiknya membuat Krystal menjadi gadis yang lebih tangguh. Dan setelah sekian lama Krystal kembali bertemu lagi dengan sosok Kaivan. Pria yang terkenal memiliki sejuta pesona. Namun pria yang juga terkenal dengan sifatnya yang arogan.
“T-Tujuan saya ke sini ingin meminta bantuan pada Anda, Tuan,” ucap Krystal yang memberanikan diri. Meski gugup tapi kenyataanya dia mampu mengucapkan itu.
“Langsung saja pada intinya. Bantuan apa yang kamu maksud?” jawab Kaivan dingin dengan nada tegas. Dia tak suka berbasa-basi.
“Maaf karena saya lancang berani meminta mengatakan ini, Tuan. Tapi sungguh saya tidak tahu lagi harus meminta bantuan pada siapa. Adik saya mengalami kecelakaan, Tuan. Dan kecelakaan yang menimpa adik saya telah menewaskan tiga orang yang tidak bersalah. Saya pun harus menanggung biaya ketiga korban, Tuan. Sedangkan sekarang, adik saya membutuhkan uang untuk operasi.” Krystal berucap dengan nada yang takut. Gadis itu terlihat berusaha untuk memberanikan diri.
Kaivan tak mengidahkan ucapan Krystal. Pria itu malah sejak tadi memperhatikan setiap gerak tubuh gadis yang ada di hadapannya ini. Terutama kala Krystal memainkan kukunya. Wajah panik, cemas, dan ketakutan yang ditunjukan oleh gadis di hadapannya itu membuat Kaivan tertarik. Sepasang iris mata cokelat terang Krystal terlihat menunjukan rasa putus asa.
“Sebenarnya saya ingin meminjam L-Lima ratus juta, Tuan,” ucap Krystal lagi seraya menggigit bibir bawahnya kuat. Dia langsung menundukan kepalanya. Tidak berani menatap Kaivan kala menyebutkan nominal yang ingin dia pinjam pada pria itu.
/0/15003/coverorgin.jpg?v=68e2d087ac0c7c7bf21296162acddd50&imageMogr2/format/webp)
/0/4605/coverorgin.jpg?v=dab066a6707c6150a790a9c3ad2c8dbf&imageMogr2/format/webp)
/0/4344/coverorgin.jpg?v=6c3b5185aefa9c3b86ee98a79d469efe&imageMogr2/format/webp)
/0/2446/coverorgin.jpg?v=f6d9bcad1b57dd615f2d32909f9e4759&imageMogr2/format/webp)
/0/6219/coverorgin.jpg?v=20250120175132&imageMogr2/format/webp)
/0/20579/coverorgin.jpg?v=2a9ead463aa57c9d48544b5acfa2bce0&imageMogr2/format/webp)
/0/13410/coverorgin.jpg?v=38a6ed5b9e7e5aedcfa336729d76a053&imageMogr2/format/webp)
/0/5837/coverorgin.jpg?v=3cbde385afc2a23d8278dcfe8f2380bf&imageMogr2/format/webp)
/0/15549/coverorgin.jpg?v=17cd2a0a9df65496435903e62825ec4a&imageMogr2/format/webp)
/0/2805/coverorgin.jpg?v=37f6e83df4951e57735d0304685055e3&imageMogr2/format/webp)
/0/7751/coverorgin.jpg?v=65b95a5604354eb100f8681a7eec7a1d&imageMogr2/format/webp)
/0/13912/coverorgin.jpg?v=3b819261db03a8b006ce76a11dfdd825&imageMogr2/format/webp)
/0/30687/coverorgin.jpg?v=69d4d5c278172d245857a441467bbdff&imageMogr2/format/webp)
/0/19953/coverorgin.jpg?v=961208aec80280658e04a1b4776d168f&imageMogr2/format/webp)
/0/2470/coverorgin.jpg?v=f60419e9f54eeb9c9c253fb2146be12d&imageMogr2/format/webp)
/0/21233/coverorgin.jpg?v=699e8b4b0e456f9ed95cdbd8908e68b3&imageMogr2/format/webp)
/0/12757/coverorgin.jpg?v=793ac30f25de39b84c541ec38164f105&imageMogr2/format/webp)
/0/12389/coverorgin.jpg?v=4b10959a3a9b80a616ef0c2e5f37d09c&imageMogr2/format/webp)
/0/21616/coverorgin.jpg?v=70da33353d2d85f761fceb37078daded&imageMogr2/format/webp)