/0/21824/coverorgin.jpg?v=bf38f2fc2a18bd5b408ddaf505dc4c5f&imageMogr2/format/webp)
“Dasar wanita jalang!” seru William membuat Raya semakin murka.
Duarrr!
Tepat kena sasaran. Peluru dari pistol yang di mainkan oleh Raya, berhasil menembus kepala William.
Rico, yang kini berdiri di dekat William tampak syok dan terkejut karena melihat dan menyaksikan kematian ayahnya langsung secara tragis.
Sementara, Raya tampak menyeringai senang karena berhasil menembakkan pelurunya itu tepat pada sasaran.
“Sekarang dia akan bungkam selamanya,” gumam Raya dengan seringainya.
Mendengar itu, Rico sebagai anak tertua tampak tidak terima dengan kematian sang ayah.
Perlahan, Rico menoleh menatap tajam wajah Raya yang masih berdiri dengan jarak 100 meter darinya.
Rico tampak menggertakkan giginya karena marah.
“Biadap! Kau! Aku bersumpah, kau akan menyesal seumur hidup karena sudah membunuh ayahku! Kau akan menyesal karena mengikuti perintah laki-laki licik itu!” teriak Rico dengan keras hingga membuat ruangan itu bergema akan suaranya.
Rico tidak bisa berbuat apa-apa kecuali berteriak kesal. Kedua tangannya yang diikat ke belakang, membuat Rico tak berdaya untuk melawan dan menyelamatkan dirinya dan ayahnya.
Raya mendecih, ia sama sekali tidak takut dan tidak peduli dengan sumpah Rico yang dianggapnya tidak akan pernah terjadi.
“Oh, ya? Jadi, gue harus takut gitu? Tceh! Gue nggak peduli dengan sumpah lo, brengs*k!” balas Raya.
Rico memiringkan senyumnya mendengar tanggapan Raya yang benar-benar menusuk hatinya.
“Kau tidak tahu apa-apa. Tapi kau bisa membunuh orang tanpa rasa bersalah. Setelah ini, aku pastikan kau benar-benar akan menyesal karena telah mengikuti perintah Edgar. Dia laki-laki licik, memang pantas buat kamu wanita biadap!”
Duarr!
Tembakan kedua berhasil menikam nyawa Rico.
“Dasar berisik! Cepat beresin mayat mereka berdua. Masukkan peti dan kubur di belakang bangunan ini. Mengerti?” pinta Raya pada dua anak buahnya yang gesit melaksanakan tugasnya.
“Siap, Bos!”
Raya beranjak pergi meninggalkan gedung tua itu yang cukup jauh dari kota. Gedung tua yang dibeli oleh Edgar untuk melakukan hal kejahatan.
“Misi sudah berhasil,” ucap Raya melalui telepon.
Raya mengendarai mobil Ferarri yang dibelikan oleh Edgar khusus untuk dirinya menjalankan tugas.
Di satu sisi, Elena yang merupakan istri William tampak panik dan sibuk menghubungi Regan, anak bungsunya untuk segera pulang ke rumah.
“Cepat, Regan! Papa sama Kakak kamu dalam bahaya!” seru Elena lewat telepon.
Regan, sebagai dokter spesialis bedah di rumah sakit, langsung terburu-buru untuk pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, Regan dan Elena langsung pergi menuju lokasi dimana Elena mendengar perbincangan William melalui telepon tadi.
“Mama yakin ini alamatnya?” tanya Regan.
“Iya, Re. Mama denger sendiri dengan telinga Mama sendiri kalau Papa sama Kakak kamu pergi ke tempat ini. Tadi ada mobil yang menjemput mereka. Mama curiga, Re, kalau orang yang menjemput Papa sama Kakak kamu itu bukan orang baik-baik.”
Regan semakin menambah kecepatan mobil. Begitu sampai di lokasi, tepatnya di gedung tua yang besar dan tinggi, Regan dan Elena keluar dari mobil dan bergegas pergi memasuki gedung itu.
Sepasang mata mereka tampak berkeliling mencari sosok ayah dan kakak.
“Tapi, di sini tidak ada siapa-siapa, Ma.”
Elena terdiam dengan mata yang tak berhenti menjelajah ke setiap sudut ruang gedung besar itu. Tiba-tiba, kedua matanya tak sengaja melihat ke arah tembok di mana terdapat percikan darah William dan Rico tadi.
Elena berjalan pelan mendekati tempat itu dan melihat dengan jeli darah itu.
Regan menoleh dan mengikuti Elena dari belakang. Ia pun ikut penasaran akan sesuatu yang di dekati oleh Elena.
Elena mencolek darah dari dinding dan mencium aromanya. Tampak jari tangan Elena bergetar usai mencium darah itu.
/0/12790/coverorgin.jpg?v=88b5588692e190dcd05549a1b03750fe&imageMogr2/format/webp)
/0/4797/coverorgin.jpg?v=9ada8bfc009f12823e1fc56e8a759670&imageMogr2/format/webp)
/0/8553/coverorgin.jpg?v=6d785eaa780a19d00967451b2fad3061&imageMogr2/format/webp)
/0/7289/coverorgin.jpg?v=33811c3744019db7b0544db226eff49b&imageMogr2/format/webp)
/0/7628/coverorgin.jpg?v=a2bf591f34fc4cbb6fc1ee28b6eb7611&imageMogr2/format/webp)
/0/18721/coverorgin.jpg?v=8536c807c843e8c50cf7b97560db7ba6&imageMogr2/format/webp)
/0/13481/coverorgin.jpg?v=05af35bf6937c4c2c3759c55661896ae&imageMogr2/format/webp)
/0/17059/coverorgin.jpg?v=5f6e058de49b1d2b018b68b106d57469&imageMogr2/format/webp)
/0/15554/coverorgin.jpg?v=9c5a6e41fd1bb968ece8fe51063b3c4d&imageMogr2/format/webp)
/0/2438/coverorgin.jpg?v=beaaf55f34562b39518207426ac00cc0&imageMogr2/format/webp)
/0/8832/coverorgin.jpg?v=39d6f4ffcb31feb59b493347efaa4220&imageMogr2/format/webp)
/0/8093/coverorgin.jpg?v=c76c3edc37c6a5539d4bedd13eb0ae8b&imageMogr2/format/webp)
/0/14894/coverorgin.jpg?v=de9ca2ab428e03a5b60e6005965c4729&imageMogr2/format/webp)
/0/15074/coverorgin.jpg?v=22532312abb581bb0af87ccc4a8b6038&imageMogr2/format/webp)
/0/14378/coverorgin.jpg?v=431eae7888845d48fdba0a524f2dc790&imageMogr2/format/webp)
/0/13378/coverorgin.jpg?v=ccf175b59590ed22905f00b516dbe1e2&imageMogr2/format/webp)
/0/14071/coverorgin.jpg?v=009075a2713d3615445f0e0a89cff038&imageMogr2/format/webp)
/0/13100/coverorgin.jpg?v=afe254af17e871e6088cf43bee5fc044&imageMogr2/format/webp)
/0/13125/coverorgin.jpg?v=d3a7aa69fefa9c0f73e181f195c835a5&imageMogr2/format/webp)