/0/19269/coverorgin.jpg?v=f324e0a554ff64f17e8a3749d4a97c1e&imageMogr2/format/webp)
London, Inggris.
Gardian Company, London.
Senyum manisnya terukir di wajah cantik bermata hitam, menatap cincin berlian di jemari manisnya yang baru saja kekasihnya melamarnya. Walau sebuah lamaran yang belum resmi di saksiakan oleh keluarga dan para sahabat-sahabatnya, namun rasanya dia sudah cukup bahagia.
Pelukan dan ciuman yang tak henti, hingga bibirnya yang terus mengulum senyum bahagia di wajah cantiknya. Tak hanya wanita cantik itu, namun si pria pun ikut merasa bahagia bisa mengikat wanita yang dicintainya itu meski lamaran untuk mengikat. Walau belum resmi namun cincin tersebut menandakan jika wanita bernama Alea Anjanie adalah miliknya.
Meski ketakutan melanda si pria tampan bermata abu-abu keemasan itu akan sebuah penghianatan dirinya di belakang kekasih yang sudah dua tahun ini menemaninya. Namun ia yakin Alea pasti akan memaafkan semua kesalahannya.
Alangkah bahagianya Alea biasa pergi ke Inggris untuk bertemu dengan sang kekasih tercintanya, meski keberangkatannya di warni perbebatan yang amat memusingkan dan lelehkan di mana sang sahabat Alea tidak mengizinkan dan tidak menyukai kekasihnya, Mike Shander. Sahabatnya itu selalu mengatakan kalau Mike Kekasihnya adalah pria brengsek seolah sahabatnya itu tau akan kebesukan Mike selama ini di belakangnya. Nyatanya itu tidak terbukti, atau entah belum terbukti.
Kebahagiaan ini seolah menepis jauh-jauh akan prasangka buruk tentang Mike. Hanya sebuah cincin berlian yang tersemat di jemari lentiknya mampu membuat wanita itu melupakan apa yang selama ini sudah di ingatkan oleh sahabatnya.
Alea menyadarkan wajahnya di dada bidang Mike dengan senyumanya yang masih melengkung teramat senang menatap cincin bermata satu itu melingkar di jarinya. Alea tak akan menyesal liburan kali ini di mana Jessie sahabatnya selalu ketakutan bila ia pergi ke Inggris seorang diri. Yang lebih tepatnya lagi, Alea tidak meminta izin pada Jeon kaka angkatnya di mana Jessie lah yang kini di percayai untuk menjaga Alea, ketika Jeon tidak ada di tempat.
"Apa kamu senang Bee?" tanya Mike.
Pria bertubuh alteltis bernama lengkap Mike William Shander itu adalah asli warga negera Amerika, namun Mike sudah lima belas tahun menetap di London-Inggirs untuk menenuruskan bisnis keluarganya.
"Tentu aku senang Bee. Makasih banyak," ucap Alea menatap penuh bahagia.
Dua tahun sudah hubungan jarak jauh Singapore-London, nyatanya Mike Shander kini melamar dirinya. Alea pun tidak menyangka kekasihnya itu akan secepat ini melamar dirinya. Liburan ini membuat Alea bahagia, ini terlalu indah. Di mana Alea banyak mendapatkan kabar baik ketika Alea berada di London. Sedikit lega, karena pada akhirnya ia dan Mike bisa melewati semua ini bersama-sama untuk melangkah ke arah yang serius.
"Aku akan melamarmu secara resmi di depan ayahmu dan keluargamu nanti Bee, jadi bersabaralah yah. Hanya kamu yang aku cintai di dunia ini. Tidak ada yang lain," gumam Mike seraya mengenggam jemari lentik Alea, lalu mengecup punggung tangan Alea.
Alea hanya mengangguk pelan, menatap senang. Di seberang sana, nampak seseorang yang tengah mengintip di celah kecil di mana pintu ruangan tersebut terbuka kecil. Seseorang yang tengah menatap penuh benci dan juga kedua tangan yang terkepal penuh dendam.
"Lihat saja. Aku akan menghancurkan semua kebahagian kalian! Aku tidak sudi melihat semua kebahagia ini. Aku akan menghancurkanmu Alea karena Mike Shander hanya miliki seorang!"
Seseorang itu menghela napas kasar dengan tangan yang masih terkepal. "Dan kau honey. Tunggulah pembalasaanku, karena kau sudah berani-beraninya bermain denganku!" gumamnya kembali di dalam hati.
Netranya begitu tajam menatap cincin berlian yang ada di jemari manis Alea. "Kau hanya miliki seorang honey," sambungnya menatap benci kemesraan yang kedua orang di dalam sana.
"Kamu tau Bee, aku sudah lama merencanakan hal ini!"
"Benarkah?"
Mike mengangguk pelan, membenarkan.
Tok... tok... tok...
Suara ketukan pintu terdengar.
"Ya masuk..." jawab Mike.
"Aku akan mengabarkan hal ini pada orang tuaku. Aku ingin mengabarkan kabar baik ini, kalau aku ingin menikahimu." Mike menjeda pembicaraanya saat melihat seorang wanita masuk ke dalam ruangannya.
"Sebentar yah Bee."
"Ya..."
Wanita cantik bertubuh seksi dengan rok span yang begitu pendek, berjalan mendekat. Senyuman itu terukir, meski sebenarnya wanita itu terpakas tersenyum ramah pada bos nya itu dan juga wanita cantik yang duduk di single sofa yang terlihat membalas senyumannya.
"Ada apa?”
"Maaf tuan Mike hari ini anda meeting penting dengan para pemegang saham," ucapnya yang diiringi senyuman lembut. Wanita itu menurunkan pandangannya ke bawah di mana cincin berlian itu tersemat di jemari wanita yang sudah ia ketahui kekasih bosnya.
"Baiklah, Gina. Kamu tunggu aku saja di luar. Aku akan menyusulmu."
Wanita seksi tersebut mengangguk pelan. Lalu ia berlalu pergi keluar dari ruangan bosnya. Mike berjalan menghampiri sang pujaan hati. Ia mendaratkan kecupan di kening Alea.
"Bee, aku meeting dulu yah. Tidak apa kamu menungguku di sini sebentar?"
Alea mengangguk pelan. "Mau pulang pun untuk apa? Kamu pasti bosan di rumah karena tidak melakukan apa-apa."
Alea kembali mengangguk, benar. "Kau boleh membaca buku-buku ku di sana, bila kamu jenuh karena menungguku lama."
Alea menjulurkan ibu jarinya diiringi kerlingan mata. Mike pun tersenyum menawan dan mengecup punggung tangan Alea. "Terima kasih sayang. Jangan kemana-mana tunggulah calon suamimu," ujar Mike yang membuat Alea tersenyum malu.
"Iya aku akan menunggumu. Pergi sana, jangan cemaskan aku di sini."
Mike memeluk Alea erat, ia menatap sang pujaan hati hingga Mike mendekatkan wajahnya sampai kedua hidung mancung Alea saling bertemu, lalu mengecup bibir merah muda itu sejenak. "Tunggu aku."
"Ya, bawel amat sih," gerutu Alea.
/0/4606/coverorgin.jpg?v=fcdaa30493c1779385f6e6c74806c1e6&imageMogr2/format/webp)
/0/6526/coverorgin.jpg?v=1e6d2b0104918a748b2642e4f7e36b2b&imageMogr2/format/webp)
/0/9770/coverorgin.jpg?v=a54ddf10110982f3a0d24f4ef538b0f7&imageMogr2/format/webp)
/0/5804/coverorgin.jpg?v=65d19d6cc8fd19ff0990ac7a6a74b941&imageMogr2/format/webp)
/0/4797/coverorgin.jpg?v=9ada8bfc009f12823e1fc56e8a759670&imageMogr2/format/webp)
/0/19612/coverorgin.jpg?v=5187ca0f2af6e2fcadc47cb51eb7c409&imageMogr2/format/webp)
/0/2420/coverorgin.jpg?v=189d7d53005b153e37fa96466a8cde2d&imageMogr2/format/webp)
/0/3614/coverorgin.jpg?v=5929b52afe590d3e882727adb99d82ee&imageMogr2/format/webp)
/0/4260/coverorgin.jpg?v=576fc7faa6fb29ab90702c7a1f661be3&imageMogr2/format/webp)
/0/6697/coverorgin.jpg?v=b5a959976628ae9e80883432a1104dd2&imageMogr2/format/webp)
/0/4950/coverorgin.jpg?v=c48e52233dd12901d593da27b6eea93a&imageMogr2/format/webp)
/0/12790/coverorgin.jpg?v=88b5588692e190dcd05549a1b03750fe&imageMogr2/format/webp)
/0/6381/coverorgin.jpg?v=b9af55d001f81f3c1c7c3f28ac2d6416&imageMogr2/format/webp)
/0/5347/coverorgin.jpg?v=09d3676bba65dbd81421b0ff1e78a07c&imageMogr2/format/webp)
/0/12238/coverorgin.jpg?v=6fda8d1f6d638ca29969c9a6d7068e83&imageMogr2/format/webp)
/0/5846/coverorgin.jpg?v=ee93400c18f5254cb87eeea4c47fc3d0&imageMogr2/format/webp)
/0/2805/coverorgin.jpg?v=37f6e83df4951e57735d0304685055e3&imageMogr2/format/webp)
/0/8553/coverorgin.jpg?v=6d785eaa780a19d00967451b2fad3061&imageMogr2/format/webp)
/0/7289/coverorgin.jpg?v=33811c3744019db7b0544db226eff49b&imageMogr2/format/webp)