Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Dalam sebuah kamar yang didominasi warna biru dan putih terdapat sosok gadis yang masih bergelung di bawah selimut, padahal jam sudah menunjukkan pukul 06.40 WIB.
"ADEL!!!" teriak suara wanita dari luar kamarnya
Walaupun sudah diteriaki namanya, sosok gadis bernama 'Adel' itu masih tak bergeming dari tempat tidurnya.
Satu tamparan mengenai bokongnya
"Aduh, Ma. Ngapain mukul bokong Adel sih!" pelik Adel
Adel menahan kesal karena bokongnya yang indah mendapat tamparan dari mamanya.
"Hei, masih nanya lagi. Kamu enggak ingat, ini hari pertamamu masuk sekolah yang baru. Coba kamu lihat sudah jam berapa itu!" protes mamanya
"Alah, baru jam 06.40," jawab Adel tanpa menyadari kalau ia lagi sebentar telat masuk sekolah
"APA JAM 06.40, ADUHHH AKU BISA TELAT!!" Akhirnya ia menyadari juga.
Dengan secepat kilat ia masuk ke kamar mandi. Ia tak butuh waktu lama untuk mandi. Setelah itu, ia mengenakan setelan seragam sekolah barunya. Lalu, ia keluar dari kamar dan turun dari tangga dengan tergesa-gesa.
"Adel, ayo sarapan dulu," teriak mamanya dari arah ruang makan
"Nanti aja deh Ma, udah keburu nih," jawab Adel sambil mengenakan sepatunya dengan cepat
"Ayo, pak Cahyo kita berangkat," ujarnya—Adel—kepada sopirnya
"Iya, Non"
Perjalanan dari rumah ke sekolahnya yang baru menghabiskan waktu 15 menit. Untungnya sekolahnya itu masuknya jam 07.15 WIB.
"Akhirnya, sampai juga. Untung masih jam tujuh lebih lima menit. Belum telat berarti, kan," gumamnya dengan perasaan lega
ADEL POV
Aduhh... untung aku enggak telat dihari pertamaku masuk sekolah. Oh ya, aku belum memperkenalkan diriku ya pada kalian. Namaku Loretta Adelina. Aku biasanya dipanggil Adel. Aku saat ini duduk di bangku kelas 3 SMA. Umurku itu masih 16 tahun dan 2 bulan lagi aku akan merayakan 'my sweet seventeen'.
Aku memiliki keluarga yang harmonis. Aku punya papa, mama, dan juga kakak laki-laki. Papaku bernama Edward Calvin, ia adalah CEO dari Shinning Group yaitu perusahaan TOP 3 di Jerman. Mamaku bernama Jessica Clise. Mamaku itu dulunya seorang desainer, tapi sekarang sudah berhenti untuk lebih menjagaku. Kakak laki-lakiku bernama Alfred Kevin. Aku terpaut 10 tahun dengan kakakku. Cukup jauh kan ya!.
Saat ini, aku tinggal dengan mamaku di Indonesia. Sedangkan papa dan kakakku tinggal di Jerman untuk mengurusi perusahaan utama kami di sana. Kok terpisah-pisah?
Sebenarnya aku dan mamaku itu dulunya juga tinggal di Jerman. Sampai waktu ketika aku mengalami yang namanya penculikan. Gara-gara kasus penculikan itu aku mengalami Clausthropobia atau trauma akan kegelapan. Aku juga tidak bisa melihat yang namanya darah yang banyak atau aku akan pingsan. Oleh karena itu, papa dan mama memutuskan untuk membawaku pindah dari Jerman. Walaupun, aku merasa sedih harus berpisah dengan kakakku. Tapi, itu sudah menjadi keputusan bersama. Ok, skip perkenalannya.
Sekarang ini, aku sedang menyusuri lorong sekolah untuk mencari ruang kepala sekolah untuk mengetahui di kelas mana aku akan ditempatkan nanti.
Dari arah yang berlawanan seseorang lari ke arahku dan menabrakku.
ADEL POV END
"Aduh, siapa sih? Jalan enggak pake mata ya!" ujar Adel kesal karena bokongnya yang indah menyentuh lantai
"Heh, jalan tuh pake kaki bukan pake mata. Enggak tau pelajaran Biologi ya!"
"Hei, kau enggak tau sopan santun, ya! Bukannya minta maaf sudah nabrak, ini malah nyolot," kesal Adel
"Salah sendiri ngapain halangin jalanku"
"Salah aku? Itu salahmu, ngapain lari-lari enggak liat orang yang ada di depan. Dan juga kamu sebagai cowok harusnya ngalah dong dengan cewek"
"Itu tuh kesalahanmu karena punya tubuh yang kerdil. Lagipula, ngapain aku harus ngalah sama cewek, hah!" ejek laki-laki itu
"Apa kamu bilang? Kerdil? Hei, tubuhku ini enggak kerdil tau! Tubuhmu aja yang kayak tiang listrik!" Adel semakin marah karena ia paling tidak suka disinggung tentang tinggi tubuhnya. Karena menurutnya wajar memiliki tinggi tubuh 165 cm diumur 16 tahun. Itu normalkan?
"Sudahlah, ngapain aku buang-buang waktuku hanya untuk orang yang enggak penting kayak kamu," ujar laki-laki itu sambil berlalu melalui Adel dengan senyuman misterius diwajahnya tanpa ada yang tau arti dari senyuman itu
"Hei, kamu tuh enggak penting. Dasar cowok enggak waras," pekik Adel dengan emosi yang mengebu-gebu
"Hai, kamu enggak apa-apa?" tanya seseorang kepada Adel
Adel terpaku beberapa detik karena kecantikan seseorang yang berbicara kepadanya saat ini
"O-oh, enggak apa-apa kok, cuman kotor dikit," tutur Adel malu-malu sambil dibantu berdiri oleh perempuan itu
"Aku sepertinya belum pernah melihatmu. Apakah kau murid baru itu?" tanyanya.
"Yah...iya itu aku, apakah kau mengenalku?" tanya Adel
"Enggak juga sih, tapi kau sudah viral loh, di sini!"
"Viral? Kenapa?" heran Adel
"Karena kau pindahan dari sekolah elit di Jerman. Selain itu, kau juga punya wajah yang sangat cantik," ujar perempuan itu dengan antusias
"Wah, aku tersanjung dengan pujianmu. Tapi, aku enggak secantik itu kok," jawab Adel malu-malu lagi karena dipuji cantik
"Jangan terlalu merendah diri. Oh ya, kau mau kemana?"
"Aku lagi cari ruang kepala sekolah buat cari tau dimana kelasku nanti. Tapi, enggak nemu dari tadi," lirih Adel