Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
1. Lembur.
Weekend adalah waktu untuk mereka yang mengenal kata libur, tapi tidak dengan Safira Nafisah. Weekend sama dengan hari-hari yang lain tetap bekerja, seperti pagi ini setelah menyelesaikan kewajibannya mengadukan nasib pada sang pemilik kehidupan Safira bersiap untuk bekerja.
"Nak, tidakkah kamu ingin seperti teman-temanmu untuk berlibur? Jangan memaksakan dirimu dengan pekerjaan. Istirahatlah jika kamu lelah," Utami hanya bisa menghela napas melihat gelengan kepala putrinya.
"Bu, ini adalah kesempatan untukku agar bisa lembur. Sayang Bu, jika tidak di ambil. masalah libur bisa di lakukan kapan saja, yang penting sekarang kita dapatkan uang yang banyak. Seharusnya Ibu yang istirahat, bukan aku." Safira mendudukan ibunya di kursi ruang makan, mereka menikmati satu piring nasi goreng dengan telor dadar di atasnya, makanan kesukaan Safira.
"Kenapa kamu terus saja menjawab perkataan ibu, Safira? Apa kamu tidak sayang pada Ibu? Bagaimana jika kamu sakit?" Utami mengeluhkan putrinya yang tidak mengenal kata lelah, tidak peduli jika ia akan pulang malam dan hari libur ia gunakan untuk mengambil lemburan di tempat lain.
"Kalau begitu, tugas Ibu adalah mendoakan agar putri Ibu tetap sehat. Agar putri Ibu yang cantik jelita ini akan tetap sehat, agar bisa bersama ibu," Sahut Safira.
"Ibu, tidak bisa berdebat dengan kamu Safira,"
"Sekarang kenapa ibu melamun? Ibu, aku tidak apa-apa, hari ini aku akan pulang lebih cepat dari biasanya, oke!!" Setelah menenangkan Utami, Safira mencari angkutan umum yang akan mengantarnya ketempat kerja.
Dengan berlari Safira mencari angkutan umum untuk mengantarnya, beruntung jalanan yang biasanya macet. Hari ini berjalan dengan lancar.
Sesampainya Safira di depan gedung mewah yang menjulang tinggi, tempat Safira menjadi seorang office girl. Pekerjaan yang di mata sebagian orang rendah namun tidak dengan Safira ia bangga bisa bekerja di perusahaan terkenal walau hanya seorang office girl.
Senyumnya merekah, mendapati dirinya tidak terlambat dengan wajahnya yang berseri Safira berseru.
"Akhirnya aku tidak terlambat!!" Seru Safira, dengan cepat mengganti pakaiannya dan membawa alat yang akan ia gunakan. Dengan cekatan Safira merapikan meja penuh dengan berkas dan dokumen yang berserakan.
Dua jam semua pekerjaan Safira telah di selesaikan, bertepatan dengan waktu istirahat. Saat akan meninggalkan ruang kerja salah satu staf. Tiba-tiba terdengar suara seseorang menghentikan langkahnya.
"Hei! siapa kamu?" tanya seseorang yang berada di belakangnya. Safira berbalik menolah kearahnya.
"Safira. Kamu hari ini lembur lagi? Bukankah setiap hari kamu sudah lembur, lalu kenapa di weekend seperti ini, kamu juga mengambil lembur?" Ardi salah satu keamanan di perusahaan yang mengenal siapa Safira.
"Pak Ardi, saya lebih suka bekerja. Kalau begitu saya izin dulu. Karena saya masih banyak pekerjaan, pak." kata Safira.
"Baiklah, tapi ingat Safira kamu harus istirahat jangan terlalu lelah. Pekerjaan kamu masih banyak yang lainnya," Safira melambaikan tangan meninggalkan Ardi, salah satu satpam yang dekat dengannya.
Pekerjaan yang telah menyita waktu dan tenaganya. Safira menatap tumpukan berkas yang harus ia selesaikan sebelum jam pulang.
"Safira, kamu belum pulang?"
"Pak Ardi, anda disini? Saya masih ada berapa pekerjaan harus selesaikan hari ini, pak."
"Apa tidak bisa kamu selesaikan besok saja? Sebaiknya kamu pulang,"
"Ya, pak, sebentar lagi selesai. Anda belum pulang?"
"Saya masih lama, menunggu rekan kerja dulu. Kamu tahu kan kalau saya baru bisa pulang, Kalau mereka yang akan mengantikan saya sudah datang. Nah, Safira, kamu sudah selesai hati-hati saat pulang, sebentar lagi malam."
"Siap pak," sahut Safira, ia kembali dengan pekerjaannya agar cepat selesai. Dengan begitu ia akan cepat pulang kerumah untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.
"Selamat malam, pak Ardi," sapa Safira saat melihat Ardi tengah berkeliling untuk memastikan jika keadaan tetap aman.
"Malam Safira, kamu mau pulang? Satu jam dari pertemuan kita tadi. Dan kamu baru pulang kamu harus hati-hati Safira, ini sudah malam." kata Ardi.
"Siap pak Ardi! Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam salam." Safira mengacungkan ibu jarinya sebelum, meninggalkan perusahaan. Safira berlari kecil meninggalkan kantor namun tiba-tiba seseorang menabraknya.
Bruakgh!!
Safira dan seorang wanita paruh baya terjatuh saat tidak sengaja mereka saling bertabrakan.
"Kamu? Untuk apa kamu malam-malam ada di perusahaan saya? Kamu maling hah!!"
Suara menggelegar membuat keamanan yang berjaga berlarian mendekati mereka.