Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Sang Pemuas
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
*Risalah Awal Cerita ini*
1. *Elena gadis cantik bertemu dengan Erlangga saat kelas 1 SMA dan mereka jatuh cinta, bahkan Erlangga cinta mati dengan Elena, walaupun diketahui Elena berasal dari keluarga miskin. Sedangkan Erlangga dari keluarga kaya raya. Dan Erlangga berkomitmen akan memperistri Elena usai mereka lulus sekolah, karena Elena telah memberikan kesuciannya pada Erlangga*
2. *Erlangga anak Tiara dengan Bisma, yang bercerai dalam keadaan hamil lalu dinikahi oleh Herlambang saudara sepupu Bisma usai melahirkan Erlangga. Dan Erlangga yang mempunyai sifat posesif dan pemarah sangat setia dan mencintai Elena. Pada saat SMA ia baru mengetahui kalau Herlambang bukan ayah kandungnya sedangkan Bisma ayah kandungnya bunuh diri karena rasa bersalah dan rasa penyesalannya*
3. *Alexander adalah teman sekolah Erlangga yang naksir dengan Elena saat Erlangga telah memacarinya. Pertengkaran diantara mereka membuka tabir persaudaraan diantara mereka karena ibunda Alexander yang bernama Ermitha adalah kakak kandung Bisma dan Ermitha pula yang membongkar masa lalu Tiara dan akhirnya Alexander pun tahu kalau Erlangga adalah saudara sepupunya.
4. *Jamila adalah gadis cantik sahabat Elena dari kawasan kumuh seperti Elena. Erlangga melarang Elena berteman dengan Jamila karena diketahui Jamila menjual diri demi mengikuti gaya teman-teman dari golongan orang kaya pada lingkungan sekolah mereka. Dan Jamila yang jatuh cinta pada Alexander melakukan rayuan mautnya hingga lelaki itu melakukan kenakalan pertamanya dengan Jamila. Atas saran Erlangga, Alexander pun menghindari Jamila dan mendekati Bella atas permintaan saudara sepupunya*
5. *Bella, seorang gadis cantik, kaya dan sombong akhirnya menerima cinta Alexander atas permintaan Erlangga, karena bagi Erlangga, Bella adalah wanita berkelas yang pantas berada disisi Alexander. Dan pada saat Alexander ingin lebih serius, Bella pun meminta Alexander untuk melamarnya dan berita ini membuat Jamila sakit hati dan itu membuat Jamila bertekad untuk bermain di belakang Bella, karena bagi Jamila, Alexander mudah untuk dirayunya.
6. *Herlambang, seorang lelaki tampan, cerdas, kaya, lembut adalah cinta pertama Tiara dan ia harus mengalah pada saudara sepupunya. Bisma menikung dan menikahi Tiara kala ia meneruskan sekolahnya di Perth Australia. Namun kekasaran Bisma pada Tiara membuat mereka bercerai. Melihat cinta pertamanya hamil dan dicerai oleh saudara sepupunya, membuat Herlambang menikahi cinta pertamanya dan membawa Tiara dan putra saudara sepupunya tinggal di Perth untuk menjauh dari Bisma*
7. *Tiara, ibunda Erlangga yang sudah lama menentang percintaan putranya melakukan kesalahan fatal dalam kelicikannya dengan mengiming-iming Elena untuk ikut ke Singapura namun ia menjebak dan meninggalkan Elena di rumahnya saat ia pergi ke Singapura dengan meminta seorang pelayan memberikan obat perangsang pada minuman Elena juga pada minuman kepala pelayan di rumahnya, tetapi minuman itu justru di minum oleh suaminya. Hal itu membuat Herlambang menikmati kebersamaan dengan Elena selama empat jam dikamar pribadi Tiara, saat ia bersama putranya ke Singapura dan sepulang dari Singapura akhirnya Tiara tahu kalau suaminyalah yang menikmati kebersamaan bersama Elena*
*****
Sesampai di rumah Elena langsung menuju kamarnya. Ia pun menaruh vitamin dan bukti test pack untuk memperlihatkan dua garis merah pada alat pengetesan atas kehamilannya yang telah dilakukan pada Dokter wanita tersebut bagai bukti untuk Erlangga dan Herlambang esok hari.
Herlina yang mengetahui putrinya telah pulang lewat suara sepeda motor Setya namun tidak ke kamarnya, langsung dicarinya dengan jalan perlahan ke kamarnya.
“Lena.., apa kata Dokter..? Apa kamu udah enakkan?” tannya Herlina duduk disisi tempat tidur Elena.
Elena yang terkejut dengan kehadiran Herlina ke kamarnya, menyembunyikan test pack yang di taruh pada nakas samping tidurnya di bawah bantal dan duduk di tempat tidur dengan merentangkan kaki.
“Kata dokter.., cuman kecapean.., disuruh istirahat yang cukup dan dikasih vitamin aja. Besok juga Lena udah sehat Maa..,” sahut Elena memandang wajah Herlina dengan perasaan bersalah.
“Syukurlah.., Mama kuatir sekali. Ya sudah kamu istirahat dulu. Nanti kalau perlu apa-apa suruh aja Setya. Hari ini Mama nggak akan kasih Setya keluar rumah lagi. Gara-gara ada motor kerjanya main ke rumah temannya aja,” gerutu Herlina seraya mengelus kepala Elena dan berlalu dari kamarnya.
Usai Herlina pergi dari kamar itu, Elena pun kembali mengambil bukti test pack yang telah berisi dua tanda merah. Ditatapnya test pack itu seketika kabut gelap telah menyelimuti netranya, lalu Elena menutup isak tangisnya dengan bantal.
“Mama.., maaf’in Lena.., maaf’in Lena.., Maaa..., hiks.., hiks.., hiks.., Lena udah menghancurkan impian Mama..,” isak Elena dalam rasa sedihnya.
Diminumnya air yang ada di nakas samping tempat tidurnya. Lalu, Elena meraih ponsel yang bersebelahan dengan air hangat yang tadi diminumnya.
“Gue harus telepon Jamila. Dia harus tahu kondisi gue saat ini,” ucap Elena bermonolog pada dirinya seraya menghubungi sahabat karibnya,
“Mila.., elo bisa ke rumah gue? Tolong elo kesini.., gue lagi bingung.., hiks.. hiks.. hiks..,” pinta Elena pada Jamila sahabat karibnya yang sulit ditemui, karena Erlangga sang kekasih terus melarang untuk berteman dengannya.
“Lena kenapa sama elo? Ada masalah lagi sama Erlangga? Apa elo putus sama dia?” tanya Jamila bertubi-tubi pada sahabatnya yang semakin jarang ditemui sejak kepindahannya.
“Please.., cepet elo kesini Mila.., gue perlu elo.., hiks.. hiks.. hiks.., Bukan masalah sama Erlangga.., ini lebih parah dari itu..,” isak tangis Elena kembali pecah saat teringat sekolahnya yang belum selesai. Padahal masih tersisa beberapa bulan lagi.
“Yaa.., udah sekarang gue kesana.., udah elo jangan nangis. Apa pun masalahnya pasti akan ada jalan keluarnya, hemm, gue pesen gojek langsung cap cus ke rumah elo,” ujar Jamila pada Elena yang masih mendengar isak tangisnya.
Setelah itu karena isak tangisnya, Elena pun terlelap dengan permasalahan yang masih menggantung dalam pikirannya. Dan Jamila pun sampai ke rumah Elena dengan menggunakan ojek Online, tiga puluh menit usai mereka saling berkomunikasi lewat sambungan telepon.
Jamila menekan tombol bel yang ada di tembok sebelah pagar berwarna biru. Bagi Jamila sahabatnya adalah seorang gadis yang beruntung. Bertemu Erlangga yang cinta mati dengannya dan mendapat curahan kasih sayang dari Herlambang layaknya seorang Papa.
Dalam hati Jamila pun berbisik, ‘Coba kalau gue nasibnya sama kayak Elena.., mungkin gue kagak perlu capek-capek dapat hinaan dari beberapa lelaki yang pakai gue. Hmmm..., Gue jadi iri sama Elena.’
Terlihat Setya keluar dari teras rumah dan membuka pintu pagar, lalu tersenyum saat melihat kedatangan Jamila.
“Masuk Kak.., pasti Kak Lena yang minta Kakak ke rumah yaa?” tanya Setya seraya mempersilakan masuk sahabat Elena.
“Iya.., mana kak Lena?” tanya Jamila seraya mengikuti langkah Setya masuk ke rumah.
Jamila hanya satu kali ke rumah Elena. Itu pun sewaktu mereka berdua berbohong pada Herlina saat Herlambang menurunkan Elena di depan pintu kompleks perumahan.
“Ayo masuk.., Kak Lena lagi sakit.. ada di kamarnya.., Maa.. Mama.., ini Kak Mila datang..!” panggil Setya pada Herlina atas kedatangan Jamila sembari memberitahukan kondisi Elena pada Jamila.
“Mila.., Ayo masuk.., untungnya kamu ke rumah. Itu Elena lagi sakit, pulang ambil rapor katanya sih jalan-jalan sama Erlangga ke Mal. Tapi, dia mual dan muntah-muntah.”
Deg...!
Jamila bisa mencium ada sesuatu yang nggak beres pada Elena dari keterangan Herlina dengan menganggukkan kepalanya sebelum wanita itu memberikan keterangan lebih lanjut.
“Mungkin asam lambungnya naik, barusan udah diantar Setya ke dokter,” lanjut Herlina bercerita panjang lebar menjelaskan kondisi putrinya saat ini seraya mempersilakan Jamila masuk.
“Bisa saya jenguk Elena.., tante..?” izin Jamila pada Herlina.
“Masuk aja ke kamarnya, itu kamar Elena..,” Herlina menunjuk pintu di depan ruang keluarga saat Jamila meminta izin untuk bertemu dengan putrinya.
Jamila pun masuk ke dalam kamar Elena, disaat sang pemilik kamar tengah terlelap dalam nyenyak nya. Dihampiri Elena, diusapnya dengan lembut kepala Elena seraya berbisik perlahan persisi di depan muka wanita cantik itu.
“Elena.., Lena.., ini gue. Lena.., bangun,,” Jamila menepuk-tepuk pipi Elena dengan perlahan.
Gadis belia itu membuka matanya, dan tampak sisa air mata masih terlihat pada sudut netranya. Saat dilihat Jamila telah berada di hadapannya, Elena pun bangun dari tidurnya, terduduk, memeluk erat Jamila dan terisak kembali.
“Elena.., gue udah tau dan ngerti apa yang terjadi sama diri elo,” bisik Jamila mengelus lembut punggung sahabatnya.