Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Sang Pemuas
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Sang Majikan
'Ahh … apa yang terjadi padaku?' gumam Scarlett seraya melepaskan beberapa kancing bagian atas kemeja putihnya.
'Kenapa tubuhku terasa panas …?'
Beberapa saat yang lalu, Scarlett memiliki janji untuk bertemu dengan ibu tirinya di ruang VIP Restoran Timur. Namun, karena wanita itu terlambat, Scarlett pun memutuskan untuk lebih dulu memesan minuman guna menemaninya melewati waktu.
Tetapi, alangkah terkejutnya Scarlett ketika dia merasakan suhu tubuhnya meningkat dan pandangannya membuyar usai meneguk minuman tersebut. Tanpa perlu berpikir panjang, Scarlett pun sadar.
Astaga ternyata dia dijebak!
Merasa lemas, kepala Scarlett pun lunglai ke atas meja namun dia masih tersadarkan diri.
Di waktu yang bersamaan, pintu ruang VIP pun terbuka.
Seorang lelaki tua botak dengan parfum menyengat datang bersama dengan seorang wanita paruh baya.
"Nyonya Piers, sesuai ucapanmu, putrimu sangat cantik!"
Mendengar nama yang disebut sang pria, Scarlett tersentak. Itu adalah nama ibu tirinya!
"Tentu, Tuan Frans. Bagaimana mungkin aku membohongimu?" ucap Lauren Piers, ibu tiri Scarlett dengan nada suara melantun. "Jadi, apakah kesepakatan kita tetap berjalan?"
Tuan Frans mengangguk cepat. "Tentu saja! Aku akan menghapus semua utang perusahaanmu selama si cantik ini bisa menikah denganku walaupun aku seorang duda ber-anak lima." Dia menambahkan, "Aku juga ingin memilikinya malam ini juga!"
"Tidak masalah, Tuan Frans. Jonathan tidak akan keberatan. Kami sudah sepakat untuk menuruti semua keinginanmu selama utang perusahaan bisa dianggap lunas," balas Lauren dengan keji.
Mendengar ucapan pria botak tua itu, Scarlett bergidik. Jadi, bukan hanya sang ibu tiri, tapi ayahnya sendiri juga ingin menjual Scarlett ke pria duda ber-anak lima demi membayar utang perusahaan!?
Keterlaluan!
Mata Scarlett berkaca-kaca, hatinya terasa panas. Dia ingin sekali marah, juga berteriak.
Kenapa? Kenapa orang tuanya tega melakukan hal ini padanya?
Apakah masa depan dan kesuciannya tidak berarti bagi kedua orang tuanya sampai mereka menjualnya demi membayarkan utang?
Saat air mata hampir luruh dari matanya, Scarlett dengan cepat menahannya. Dia mengingatkan dirinya sendiri untuk tetap tenang guna mencari cara lepas dari situasi ini, bagaimanapun caranya!
Tepat saat memikirkan hal itu, Scarlett mendengar adanya dua orang lain memasuki ruangan.
"Bawa dia ke lantai 20, presidential suite. Sebuah kamar sudah kupesan untuk menikmati malam dengan gadis cantik ini," ujar Tuan Frans seraya mengusap wajah Scarlett, membuat gadis muda itu jijik.
"Baik, Tuan."
Setelah mengatakan hal itu, dua pengawal tersebut membopong tubuh Scarlett dan keluar dari ruangan, meninggalkan Tuan Frans dan Lauren yang Scarlett lihat tampak ingin menyelesaikan kesepakatan mereka dengan menandatangani sebuah kontrak.
Masih berpura-pura tidak sadarkan diri, Scarlette menutup matanya rapat-rapat, tapi telinganya waspada. Dia mendengarkan percakapan mereka.
“Sekali lagi, pria cabul itu mendapatkan korbannya," kata salah satu pria di sebelah kanan Scarlett.
“Kalau bukan karena aku perlu uang, tidak akan aku tega membiarkan gadis seperti ini dirusak masa depannya …," sahut pria yang lain.