/0/23058/coverorgin.jpg?v=4c0ec1f46fbfddc72bcf6894813f78e9&imageMogr2/format/webp)
BUGH!
"Aaargh!"
Reigan tersentak saat tanpa sengaja tubuh kokohnya ditabrak oleh seorang gadis ramping yang tampak kuyu.
Gadis dengan sweater biru muda itu menjerit sesaat, kemudian berlalu begitu saja tanpa ekspresi yang berarti. "Maaf," ucapnya lirih sebelum benar-benar berpaling dan pergi.
'Mirip Suster Arumi!'
"Tunggu!" panggil Reigan refleks.
Mata sembab gadis itu menoleh ke arah Reigan sekali lagi, kemudian melengos pergi tanpa peduli apapun.
'Gue enggak sengaja. Kabur, ah!'
"Gadis bandel, tunggu jangan lari!" Reigan spontan mengejar, sebab wajah si gadis mengingatkannya pada wajah seorang wanita yang selama ini ia cari.
"Sial! Mengapa dia cepat sekali!" rutuk Reigan gusar. Ia tetap mengejar, tak ingin kehilangan jejak.
Kedua asisten dan empat bodyguardnya turut mengejar.
Mereka seketika heran dengan kelakuan Reigan Finley Alfarez, sang putra presdir yang pemalas dan cuek, tiba-tiba saja ia menjadi begitu peduli kepada seorang gadis random tak dikenal.
'Kocak amat Bos, keren-keren malah ngejar cabe-cabean.' Willy menggerutu di dalam hati.
Selama ini Reigan adalah sosok yang dingin dan arogan. Uang, dan kekuasaan adalah nomor satu dalam catatannya, adapun para gadis cantik tidak lebih dari selembar tisu pembersih kotoran baginya. Sebab itu Willy heran melihatnya mengejar seorang gadis random di jalanan.
Meskipun ia malas terjun ke dunia bisnis secara langsung, Reigan turut andil membantu pengawasan kinerja para pegawai perusahaan ayahnya. Ia enggan ambil bagian dalam perusahaan, tapi bersemangat menghitung berapa persen uang yang harus masuk ke rekeningnya setiap bulan.
Beruntung, Reigan putra tunggal, Gunawan Alfarez, Presdir SIGMA Group. Sejak Reigan kecil, kedua orangtuanya yang sibuk terlampau memanjakannya dengan uang.
"Siapa gadis itu, Willy? Apakah kamu dan Tuan Reigan mengenalnya?" tanya Rangga penasaran, sembari mempercepat langkahnya mengejar Bos mereka.
"I don't know. Aku yakin Big Boss mengenalnya, sebab itu ia mengejarnya. Atau mungkin Big Boss sanghe melihatnya." Willy menggendikkan bahu. Ia juga berjalan cepat.
"Sanghe-sanghe! Apaan!" Rangga protes dengan netra memicing.
"Hahahahha.... Big Boss lebih suka menghabiskan waktunya berkuda, dan melakukan berbagai jenis olahraga lainnya, daripada menghabiskan waktunya untuk berkencan." Rangga melanjutkan membela Reigan dari penilaian negatif Willy.
"Aaargh! Aku sering lihat Bos melotot kalau ada cewek seksi yang lewat." Willy bersikeras.
"Dia hanya terpukau sesaat. Awas saja kalau kamu bilang si Bos sanghe lagi, akan kulaporkan kau!" Rangga mengancam.
"Sial, eh! Jangan gitu, please!" Willy menyerah. Rangga tersenyum mengejek.
Sekilas terlihat sosok ramping berambut panjang berjalan cepat menaiki anak tangga, ia menghindari lift dan eskalator yang terdapat di dalam gedung besar pusat perbelanjaan modern itu.
Hana hanya mengulang apa yang dulu kerap dilakukannya bersama sang ibu, berlarian di tangga hingga mencapai rooftop, tempat yang dulu paling disukai mendiang ibunya untuk menyaksikan langit senja.
Edelweis Hana melangkahkan kaki mendekati sisi rooftop tanpa ragu pada awalnya, akan tapi kemudian langkahnya perlahan melambat.
"Akh, ternyata sangat mengerikan...." gumamnya lirih saat wajahnya menunduk ke bawah, orang-orang yang melintas tampak kecil dalam penglihatannya. Bagaimana tidak, ia berada di rooftop gedung delapan lantai.
Sekali lagi Hana bergidik ngeri, dan ia tidak sadar kalau dirinya pun terlihat mengerikan dengan rambut panjang riap-riapan dipermainkan angin malam yang bertiup cukup kencang.
/0/22194/coverorgin.jpg?v=0de1d295d92e06f4157c857343a9b5a1&imageMogr2/format/webp)
/0/19699/coverorgin.jpg?v=f8efd735c8de73983164f8f3577705c4&imageMogr2/format/webp)
/0/2675/coverorgin.jpg?v=58b9995aa5cdade389b68453690f9dd4&imageMogr2/format/webp)
/0/9210/coverorgin.jpg?v=635725120b5e334dd24e213c953a9dc7&imageMogr2/format/webp)
/0/2460/coverorgin.jpg?v=52dd44b60fbd8af311d06739be569b2a&imageMogr2/format/webp)
/0/6005/coverorgin.jpg?v=75a354dc154877d293dfffe9ea6d2402&imageMogr2/format/webp)
/0/16614/coverorgin.jpg?v=22b065b3fd196a5d0aa4598fce04feab&imageMogr2/format/webp)
/0/26396/coverorgin.jpg?v=20250908111434&imageMogr2/format/webp)
/0/15971/coverorgin.jpg?v=456e22de354bbffcb5d6b9815d631ca6&imageMogr2/format/webp)
/0/3562/coverorgin.jpg?v=e9095ec3c4f369b5eec2467e99ec4c04&imageMogr2/format/webp)
/0/18155/coverorgin.jpg?v=540a44ca10a8e63bbf1481a7507d2528&imageMogr2/format/webp)
/0/5583/coverorgin.jpg?v=20250121171552&imageMogr2/format/webp)
/0/2845/coverorgin.jpg?v=f08d4370da2b7041e3a3a09e8d1fff92&imageMogr2/format/webp)
/0/19138/coverorgin.jpg?v=5581d4ff3954c3bd791f2405f7b0e669&imageMogr2/format/webp)
/0/15645/coverorgin.jpg?v=35abdd21b43ce3058adadebd8356b102&imageMogr2/format/webp)
/0/7030/coverorgin.jpg?v=66ef500fba68df5246c38220ee708a7f&imageMogr2/format/webp)
/0/13755/coverorgin.jpg?v=5cf8e2c20bae6fde0913aa20d065e731&imageMogr2/format/webp)