Terjerat Cinta Papa Bujang

Terjerat Cinta Papa Bujang

Sunflower00

5.0
Komentar
194
Penayangan
43
Bab

Sehan menarik lengan Sera keluar dari kamar Aydan dan membawanya ke balkon. "Lepasin om." Ucap Sera. "Urusan kita belum selesai gadis manis." Ucap Sehan sambil mencolek dagu Sera. "Kalo gitu potong saja gaji aku om." "Saya tidak menginginkan uang. Saya ingin kamu melayani saya." Ucap Sehan. Sera terkejut dengan apa yang dikatakan Sehan. "Maaf om tapi saya bukan wanita simpanan." Ucap Sera. Mau tahu kelanjutannya? Yuk ikuti cerita ini!

Bab 1 Satu

Kring.. Kring..

Drrtt... Drrtt..

Jam beker di atas nakas berbunyi nyaring, bersahutan dengan suara ponsel yang tak kalah berisik. Suasana pagi itu akhirnya berhasil membangunkan seorang gadis yang masih tertidur lelap di atas kasurnya. Dengan malas, tangan gadis itu meraih ponselnya dan mengangkatnya.

"Hallo?"

"Lo dimana?udah jam segini lo belum nongol juga." Ucap seorang wanita cerewet dari telepon.

"Gue baru bangun."

"HEH LO GILA JAM BERAPA SEKARANG?"

Refleks, gadis itu menoleh ke jam beker. Pukul 09.00.

Dengan segera gadis itu menuju kamar mandi hanya mencuci muka dan menggosok gigi saja. Secepat kilat gadis itu mengendarai motornya menuju kampus.

Brakk..

Gadis itu terjatuh dari motornya karena tidak hati-hati ia menabrak mobil bmw, depan mobil itu penyok.

"Sial." Umpat nya.

Pria berperawakan tinggi sekitar 1.83 m, hidung mancung, kulit putih mulus, mata yang menawan berwarna hazel brown, wajah yang sangat tampan dan cool bak pangeran turun dari langit menghampiri sang gadis yang masih terduduk diaspal. Pria itu membantunya berdiri.

"Kau harus tanggungjawab. Lihat apa yang kau lakukan pada mobil ku?" Gerutu sang pria.

Gadis itu meringis melihat kondisi depan mobil yang ditabraknya. Mengingat ia sudah sangat terlambat gadis itu segera menyalakan motornya dan meninggalkan pria yang sedang mengomel.

"Maaf om aku harus segera ke kampus." Ucap gadis itu langsung tancap gas.

Pria berusia 29 tahun yang bernama Aderald Sehan Malviya atau biasa dipanggil Sehan. Ia berdiri mematung setelah ditinggalkan begitu saja oleh gadis yang telah menabrak mobilnya.

"Ah sial, saya lupa menanyakan nama gadis itu." Umpat Sehan mengusap wajahnya kasar.

Saat Sehan akan masuk ke mobil. Matanya menemukan sesuatu yang terjatuh yaitu kartu mahasiswa gadis itu.

Puja Sera itulah nama gadis ceroboh yang telah menabrak mobil Sehan dan lari begitu saja. Ya namanya memang puja Sera bukan artian pusat jajanan serba ada tapi puja itu artinya kehormatan dan Sera artinya pesona atau karisma. Entah kenapa orangtuanya menamai Puja Sera tak apalah selagi artinya baik. Gadis berusia 22 tahun, mahasiswa akhir yang sedang menyelesaikan skripsinya.

Sehan menyimpan kartu mahasiswa Sera.

Malviya Corp

Tok.. Tok..

Seorang laki-laki tampan memasuki ruangan Sehan.

"Lo abis darimana ko bisa telat?" Tanya Aldo.

Aldo adalah sahabat nya Sehan sejak kecil. Aldo juga bekerja di perusahaan nya Sehan sebagai manajer. Sehan menjabat sebagai CEO di perusahaan nya Malviya Corp. Perusahaan yang bergerak di bidang properti seperti perhotelan, apartemen, resort dan lainnya. Perusahaan yang sangat besar dan memiliki cabang dimana-mana.

"Yah tadi ada sedikit insiden."

"Ini berkasnya, sudah saya tandatangani."

Setelah menerima berkas itu Aldo pun keluar dari ruangan Sehan.

Kampus

Sera berlari secepat mungkin, hari ini ia ada jadwal bimbingan skripsi. Gara-gara menonton drakor hingga larut malam Sera bangunnya kesiangan.

"Ya ampun Sera lo?" Ucap Indira kaget melihat penampilan Sera yang acak-acakan.

"Nanti gue jelasin. Pak Doni masih ada kan?" Tanya Sera dengan ngos ngosan.

Sera langsung masuk ke ruangan dosen pembimbingnya.

Indira Shah adalah sahabat dekat Sera sedari kecil. Indira keturunan India-Indonesia, ayahnya seorang pebisnis India yang kemudian menikah dengan Ibunya Indira asli orang Indonesia yang rumahnya tetanggaan dengan Sera. Sera dan Indira berkuliah disalah satu universitas di Jakarta. Rumahnya yang jauh berada di desa yang ada di kota Bogor, mengharuskan Sera tinggal di kos an yang terbilang murah karena jika bolak-balik akan memakan ongkos. Orang tua Sera hanya bekerja sebagai petani. Maka dari itu Sera berjuang untuk hidupnya dan keluarga nya. Sedangkan Indira walaupun satu desa dia berasal dari keluarga berada.

hingga ia tinggal di rumah bibinya yang ada di Jakarta. Sera pernah diajak untuk tinggal bareng supaya lebih hemat, tapi Sera menolak.

"Huftt.. " Sera menjatuhkan dirinya dibangku kantin.

"Lo tuh abis darimana si?" Tanya Indira.

"Gue tadi nabrak mobil orang." Ucap Sera santai.

"Hah?terus gimana?" Tanya Indira kaget.

"Gue kabur." Ucap Sera.

"Gila." Syok Indira. Tak habis pikir dengan tingkah sahabatnya itu.

Sera hendak memasukkan copyan skripsinya itu ke dalam tas. kartu mahasiswanya tidak ada ditas, Sera mengeluarkan semua barang yang ada di tasnya. Tetapi tidak menemukannya juga, Sera berpikir ktm nya itu pasti jatuh di jalan.

"Sorry gue cabut duluan." Ucap Sera menyambar tas nya.

"Lo mau kemana?" Tanya Indira tapi Sera sudah pergi meninggalkannya.

"Sera kemana?" Tanya Bagas yang baru datang.

"Mana gue tau."

Bagas adalah pacarnya Sera mereka sudah pacaran sekitar 6 bulan.

Sera menepikan motornya lalu mencari-cari kartu mahasiswanya di tempat insiden pagi tadi. Tapi Sera tidak menemukannya.

"Apa jangan-jangan diambil sama om om tadi." Gumam Sera.

"Gawat kalo iya." Sera mengigit bibirnya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Sunflower00

Selebihnya

Buku serupa

Putra Rahasianya, Aib Publiknya

Putra Rahasianya, Aib Publiknya

Gavin
5.0

Namaku Alina Wijaya, seorang dokter residen yang akhirnya bertemu kembali dengan keluarga kaya raya yang telah kehilangan aku sejak kecil. Aku punya orang tua yang menyayangiku dan tunangan yang tampan dan sukses. Aku aman. Aku dicintai. Semua itu adalah kebohongan yang sempurna dan rapuh. Kebohongan itu hancur berkeping-keping pada hari Selasa, saat aku menemukan tunanganku, Ivan, tidak sedang rapat dewan direksi, melainkan berada di sebuah mansion megah bersama Kiara Anindita, wanita yang katanya mengalami gangguan jiwa lima tahun lalu setelah mencoba menjebakku. Dia tidak terpuruk; dia tampak bersinar, menggendong seorang anak laki-laki, Leo, yang tertawa riang dalam pelukan Ivan. Aku tak sengaja mendengar percakapan mereka: Leo adalah putra mereka, dan aku hanyalah "pengganti sementara", sebuah alat untuk mencapai tujuan sampai Ivan tidak lagi membutuhkan koneksi keluargaku. Orang tuaku, keluarga Wijaya, juga terlibat dalam sandiwara ini, mendanai kehidupan mewah Kiara dan keluarga rahasia mereka. Seluruh realitasku—orang tua yang penuh kasih, tunangan yang setia, keamanan yang kukira telah kutemukan—ternyata adalah sebuah panggung yang dibangun dengan cermat, dan aku adalah si bodoh yang memainkan peran utama. Kebohongan santai yang Ivan kirimkan lewat pesan, "Baru selesai rapat. Capek banget. Kangen kamu. Sampai ketemu di rumah," saat dia berdiri di samping keluarga aslinya, adalah pukulan terakhir. Mereka pikir aku menyedihkan. Mereka pikir aku bodoh. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku