Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kelakuan Papa Mertua

Kelakuan Papa Mertua

Iyustine

5.0
Komentar
4.3K
Penayangan
71
Bab

Papa mertuanya yang berbuat, Riana yang dipaksa ikut bertanggung jawab. Namun yang lebih mengherankan adalah sikap orang tua Riana. Hmm ... sepertinya ada persekongkolan yang sengaja mereka rencanakan, tetapi apa ya?

Bab 1 Kabar Panas

"Papa kalian telah khilaf," kata Mama lirih, "Papa menghamili mahasiswinya."

"Apa?" Teriakan kaget langsung keluar dari empat mulut di ruangan itu.

"Ti-tidak mungkin," seru Tyo, anak pertama.

"Menjijikkan, tidak tau malu," desis istri Tyo yang akrab dipanggil Vivi.

Jagat, adik Tyo, hanya menutup wajahnya seraya mendengkus kasar. Kemudian lelaki itu menoleh pada istrinya, Riana, yang terlolong melongo. Telinga Riana seakan masih tidak percaya atas apa yang baru disampaikan oleh Mama. Papa mertua yang dia kenal selama ini begitu religius, berpendidikan dan terlihat sangat menyayangi keluarga, ternyata bisa berkelakuan serendah itu.

Dengan susah payah Mama berusaha tegar meskipun terlihat sia-sia, bibirnya bergetaran dengan jelas. Air mata sudah tak terbendung lagi, tetes-tetes meluncur bebas dengan deras. Isak Mama pun mulai terdengar.

"Sekarang Papa di mana, Ma?" tanya Jagat. Suaranya bergetar, menahan sesuatu.

"Jangan bilang Papa sedang bersama mahasiswi itu," tukas Vivi. Matanya menyala menatap Mama.

Mama hanya mampu mengangguk.

"Astaga, jadi sekarang Papa kabur sama mahasiswi itu?" Nada suara Vivi meninggi, lebih seperti orang menjerit.

Isakan Mama makin hebat. Jagat dan Riana saling melirik. Sedetik kemudian, atas inisiatif sendiri, Riana bergerak dan duduk menjejeri Mama.

"Sabar, Ma," bisik Riana lembut. Mama langsung rebah di pelukan Riana.

"Sayang, tahanlah dirimu. Situasi ini bukan hal yang mudah buat kita semua," kata Tyo menatap istrinya.

Vivi melenguh. "Maaf, aku selalu emosi kalau mendengar tentang perselingkuhan. Rasanya pengen bejek-bejek itu orang berdua yang suka berselingkuh. Sama-sama enggak tau diri, rendah, murahan. Cih!"

Mama menegakkan kepala, sembari sibuk menghalau air mata yang terus mengucur, Mama menatap satu per satu anak dan menantu yang sengaja dia kumpulkan sekarang.

"Sebenarnya Mama ingin minta tolong kepada kalian ...." Mama sengaja menggantung kalimatnya untuk menelan ludahnya terlebih dahulu. Kemudian dia berkata dengan susah payah, "Maukah di antara kalian mengadopsi bayi itu?"

"APA?"

Vivi menutup wajahnya. "Bisa-bisanya sampai Mama kepikir hal konyol seperti ini. Mama ... astaga, biarkan saja Papa bertanggung jawab atas kelakuannya sendiri."

"Ya, aku setuju sama Kak Vivi," sahut Jagat. "Siapa yang berbuat, dia yang harus bertanggung jawab."

"Aku rasa itu yang lebih adil untuk kita semua." Tyo pun angkat bicara. Matanya menatap Jagat tajam.

Hening sejenak.

Tanpa dikomando, pada detik berikutnya semua mata menatap Riana.

"Jadi kamu mau menolong Mama kan, Ri?" Sepercik harapan terpantik di indera penglihatan Mama yang basah. Hanya Riana yang tidak menentang permintaannya.

Riana gelapan dengan todongan itu. Dia menoleh kepada Jagat, namun suaminya membalas tatapannya dengan ekspresi wajah yang datar. Riana sulit mengartikan ekspresi Jagat. Lelaki berkulit putih itu tidak mengangguk, tidak menggeleng bahkan tidak mengedipkan mata.

"Riana," Mama menyentuh tangan Riana. "Mau ya?"

Riana menggigit bibirnya. "A-aku terserah Mas Jagat."

Mata Mama semakin menyala. Digenggamnya tangan Riana lebih erat. "Jagat pasti setuju-"

"Maaf ya, Ma, kalau aku menyela. Menurutku sebaiknya Mama segera bercerai saja dengan Papa. Mama boleh tinggal bersama kami di Jakarta. Iya kan, Mas?" kata Vivi seraya menatap Tyo.

"I-iya," Tyo tergagap menjawab.

"Vi, Mama udah memutuskan untuk memaafkan kesalahan Papa, tetapi Karisma, mahasiswi itu, minta syarat ... agar salah satu dari kalian mau mengasuh bayinya."

"Loh, bukankah dia yang salah kok malah dia yang kasih syarat ya?" celetuk Riana. Namun setelah itu dia membekap mulutnya sendiri. Sadar telah berkata lancang.

Vivi tertawa sumbang merespon celetukan Riana. "Nah itulah, Ri, aneh kan?"

"Mama hanya berpikir bahwa karena belum ada bayi di keluarga kita, jadi mungkin ini cara Tuhan agar-"

"Itu cara iblis, Ma, bukan cara Tuhan," tandas Vivi. Ledakan tawa sumbangnya pecah kembali. Hanya Vivi yang tertawa, yang lain tetap mengatupkan bibir.

"Ya apa salahnya kalian menutupi aib Papa demi keutuhan keluarga kita. Terutama Tyo dan Jagat, hitung-hitung membalas semua yang sudah Papa lakukan untuk kalian selama ini. Kami sebagai orang tua tidak pernah meminta apa-apa kan?" Tiba-tiba suara Mama meninggi. Dia seperti tersinggung dengan sikap dan ucapan Vivi.

"Rasanya Mama benar, kami berdua belum pernah memberikan apa-apa kepada Papa dan Mama. Sedari kecil kami hanya terus dikasih dan dikasih," sahut Tyo. "Biarlah sebagai anak tertua aku yang akan menanggung aib Papa."

"Mas, jangan memutuskan sepihak. Aku tidak akan pernah mengijinkan bayi haram itu ada di antara kita," Vivi melengking sebal.

"Bayi itu tidak bersalah sama sekali, Vi. Dia suci, jadi apa salahnya kalau kamu asuh dan rawat dia, siapa tau dengan begitu kamu nanti bisa segera hamil. Kami juga sudah lama merindukan seorang cucu."

Wajah Vivi spontan menegang mendengar ucapan Mama barusan. Tyo buru-buru meraih pundak istrinya. Dia sudah paham, Vivi bisa meledak kapan saja jika disinggung tentang ketidakmampuannya untuk hamil. Pernikahan mereka sudah berjalan lima tahun tapi belum pernah sekali pun Vivi terlambat haid.

Mama menghela napas. "Maafkan Mama, Vi, dan juga kamu Riana. Tidak ada maksud untuk menyinggung. Kita ini sudah menjadi keluarga. Sudah sepantasnya kita semua punya kewajiban menjaga nama baik keluarga kita. Jangan hanya mau manisnya, ujiannya pun ayo kita tanggung bersama."

"Oke," jawab Vivi. Dagunya sengaja didongakkan, agar air mata yang sudah terhimpun di pelupuk matanya tidak jatuh. Dia juga menepis tangan Tyo yang masih sibuk mengusap pundaknya.

"Aku bukan orang yang tidak tau balas budi, tapi aku tidak pernah mentolerir perselingkuhan dalam bentuk apa pun. Aku menegaskan di sini bahwa aku menolak bayi hasil perselingkuhan Papa itu, jika karena itu aku tidak dianggap sebagai keluarga ini lagi, aku tidak ada masalah."

"Sayang, jangan ngomong gitu." Tyo buru-buru merangkul istrinya dari belakang. "Bukan itu maksud Mama, iya kan, Ma?"

Mama berdiri, dan berusaha memeluk Vivi. "Maafkan Mama, Vi. Mama hanya minta tolong, Mama menghormati keputusanmu. Jika kamu enggak bersedia, masih ada Riana yang mau."

Vivi melepaskan diri dari pelukan Mama dan suaminya. "Sebaiknya kita pergi sekarang, Mas. Aku takut lama-lama di sini tidak bisa mengendalikan diri. Maaf ya, Ma, menantumu ini adalah wanita yang keras kepala dan tidak bisa berbasa basi."

Vivi mengambil tangan Mama untuk kemudian dia cium, lalu bergegas berlalu ke kamar. Dia perlu mengambil koper bajunya.

Tyo berpandangan dengan Mama, lalu melirik kepada Jagat dan Riana.

"Gat, sepertinya kamu yang bisa menolong Mama. Inilah saatnya kamu mengambil tanggung jawab," kata Tyo.

Jagat menelan ludah berkali-kali dan melihat ke arah istrinya. "Aku tidak bisa memutuskan hal yang begini penting tanpa diskusi dulu dengan Riana."

Mama beralih ke sebelah Riana, sama dengan yang dia lakukan sebelumnya kepada Vivi, Mama pun merangkul Riana. "Bisa ya, Ri. Demi Papa, demi kehormatan keluarga kita. Sebab jika semua anak Papa tidak ada yang mau, aib ini akan dibuat viral oleh Karisma."

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Kelakuan Papa Mertua
1

Bab 1 Kabar Panas

20/03/2024

2

Bab 2 Ujaran Menantu Pertama

20/03/2024

3

Bab 3 Papa Mendesak

20/03/2024

4

Bab 4 Ibu Ikut Mendesak

20/03/2024

5

Bab 5 Syarat Dari Ibu

20/03/2024

6

Bab 6 Bersiap Menjadi Ibu

20/03/2024

7

Bab 7 Sumpah Jagat

20/03/2024

8

Bab 8 Mama Ikut Bersumpah

20/03/2024

9

Bab 9 Bukan Pertemuan Rahasia

20/03/2024

10

Bab 10 Kejutan!

20/03/2024

11

Bab 11 Abaikan Anin!

20/03/2024

12

Bab 12 Sandiwara Di Atas Sandiwara

20/03/2024

13

Bab 13 Hati-hati, Dek

20/03/2024

14

Bab 14 Penguntit Yang Setia

20/03/2024

15

Bab 15 Jangan Lelah Dulu Ya

20/03/2024

16

Bab 16 Terima Kasih Maya

20/03/2024

17

Bab 17 Penuh Drama

20/03/2024

18

Bab 18 OMG, Banyak Kejutan!

20/03/2024

19

Bab 19 Keterangan Kedua Adik

20/03/2024

20

Bab 20 Bukti Dari Ibu

20/03/2024

21

Bab 21 Isi Hati Jagat

20/03/2024

22

Bab 22 Saling Curiga

15/04/2024

23

Bab 23 Soal Telepon Genggam

15/04/2024

24

Bab 24 Ribut Besar

16/04/2024

25

Bab 25 Alexander Damar

16/04/2024

26

Bab 26 Akhirnya Terbuka

17/04/2024

27

Bab 27 Bukan Perkara Selingkuh Biasa

17/04/2024

28

Bab 28 Siapa Saja Terlibat

18/04/2024

29

Bab 29 Biarkan Aku Sendiri

18/04/2024

30

Bab 30 Harta Yang Paling Berharga

19/04/2024

31

Bab 31 Bikin Sebel

19/04/2024

32

Bab 32 Mencari Sekutu

20/04/2024

33

Bab 33 Aku Mau Bukti

20/04/2024

34

Bab 34 Ayo Kita Adu Skill

21/04/2024

35

Bab 35 Para Menantu

21/04/2024

36

Bab 36 Pelajaran Pertama Dari Vivi

22/04/2024

37

Bab 37 Saling Mengancam

22/04/2024

38

Bab 38 Jangan Kaget

23/04/2024

39

Bab 39 Mewujudkan Rencana Yang Tertunda

23/04/2024

40

Bab 40 Siapa Menang

24/04/2024