Kelakuan Papa Mertua
Jagat akan membawanya ke rumah sakit terlebih dahulu, ternyata s
uk di sebelah Jagat. "Ma, biar Riana ya
ada Riana. "Wah, Gat, ternyata Riana luwes juga bawa
ah belakang, namun saat dilihatnya wajah Riana ya
kali kan? Namanya Anindya R
seru Riana, tidak dapat men
ng. "Iya ... Karis
ung dan bibir yang merah segar. Tanpa sadar Riana tersenyum. Ditempelkan hidungnya pada pipi Anin. Bau harum bayi menyeruak ke sel
Riana langsung jatuh cinta pada Anin. Mama memelu
pada gerbang kokoh nan megah. Satpam perumahan mewah yang men
ang Pak Jag
mbalas dengan
dalam rumah dengan pagar besi berwarna cokelat kayu. Terlihat Ibu dan Bapak berdiri di te
rgopoh mendekat ketika Papa m
yang akan membantu men
n kepala, khas seorang pekerja kepada majikannya. Tanga
saja, Sus,"
rpandangan dengan
u kuatir, pasti Anin diurus dengan baik sama Sus Dian," ujar Mama saat mereka sudah sama-sama turun. "Su
guk dan menjalan
mereka suami istri yang akan membantu k
alau begitu, aku tid
bu berbisik, "Rumahmu bagus banget, Ri. Ibu dan Bapak sudah sempat keliling tadi.
k menyangka akan dibelikan rumah semewah ini. Bahkan barang-barang bawaan dari rumah yang dul
tur menu makan, sebab yang lain sudah diurus oleh Mak Wati dan Pak Rusli. Sebagian besar waktunya d
pernah menyentuh Anin, semakin hari malah semakin terlihat int
gemaskan sekaligus cantik. Riana yang bangga dengan bayinya,
g hendak keluar. Perempuan muda itu bahkan turun d
apanya ya, Kak," ceplosnya sembari mem
ana men
ini ya?" tetangga itu masih bicara kepada
nin di kasurnya, lalu dia pandangi dalam-dalam. Sampai hitungan ke sepul
ngan milik Jagat. Kulit
nya sudah ambruk di sisi Anin.
wa geli. Yang mata lelaki itu lihat, istrinya seperti sedang bertingkah
gan dada naik turun. Emosinya tiba-tiba menggu
ggi dan penuh kebencian. Dia segera mendapatkan tub
angis seperti perempuan lembek!" Riana meleng
ncang. Jagat mengambil Anin. "Saba
ung diam. Wajahnya merah, melongo lucu menatap Riana. Ek
kandungmu kan? Anak hasil selingkuhanmu? Ini adal
Kenapa sampai ada ke
a kamu." Suara Riana sudah melemah. Dia sebenarnya tak sanggup mengatak
k, Anin bukan a
ya seperti seekor singa be
oh, Anin bukan anak kandungku. Kalau sampai aku berbohong