/0/24057/coverorgin.jpg?v=fd1094b94f91e88087ae939108913a37&imageMogr2/format/webp)
Aries mengerutkan keningnya, apakah dia bermimpi mendengar yang Alin katakan? Wanita yang mati-matian memintanya untuk menjadikan dia satu-satunya milik ternyata dengan begitu entengnya mengatakan ingin dia kembali bersama dengan Elisa.
Apa Alin waras? Atau justru wanita itu telah merencanakan sesuatu dibalik keikhlasannya memberikan kesempatan untuknya kembali lagi bersama dengan Elisa.
"Jangan menatapku curiga seperti itu? Aku serius dengan ucapanku. Aku sadar jika hatimu bukanlah untukku, melainkan untuk Elisa. Aku menjadi orang ketiga di dalam rumah tangga kalian, menusuk sahabatku sendiri dari belakang. Aku dengan teganya merebut pria yang Elisa cintai, sekarang aku sadar dan aku ingin mengembalikan keadaan menjadi seperti semula lagi," ujar Alin menjelaskan seolah dia mengerti dengan yang dipikirkan oleh Aries tentang dirinya.
Aries menatap lekat wajah Alin. Mencari kebohongan atas setiap kata yang terlontar dari mulut wanita itu padanya.
Perselingkuhan di antara dirinya dan juga Alin bukanlah sepenuhnya kesalahan wanita itu. Dia pun turut bersalah karena sebagai seorang pria, dia tak bisa setia pada satu orang wanita.
Nafsu belaka yang dia rasakan pada Alin, kini telah menghancurkan segala mimpi yang dirajut bersama dengan Elisa dulu. Menyesal itulah yang Aries rasakan. Ingin rasanya mengembalikan keadaan seperti dulu lagi, dimana dirinya dan Elisa merajut rumah tangga bahagia, sedangkan Alin hanyalah orang asing yang dibantu oleh sang istri dan memberikan tumpangan pada Alin untuk tinggal di rumah mereka.
"Apa kamu benar-benar ingin mengembalikan keadaan seperti dulu lagi Alin? Dimana aku bersama dengan Elisa dan kamu bukan siapa-siapa bagi kami berdua?" tanya Aries.
"Jika itu bisa membuatmu bahagia, maka aku akan melakukannya. Aku ingin menebus kesalahan yang pernah aku lakukan pada sahabatku," jawab Alin dengan yakin.
Sekarang Aries yang menjadi serba salah saat mendengar yang dikatakan oleh Alin barusan. Apa dia menjadi orang yang jahat, mengorbankan Alin demi kebahagiaannya?
Tapi sejak dari awal, seharusnya hubungannya dan Alin tidak pernah terjadi. Aries tahu semua itu salah, tapi dia tetap melanjutkan hubungan terlarang itu. Jika sudah seperti ini, siapa yang harus disalahkan. Dirinya atau Alin? Atau mereka berdua memang sama-sama telah bersalah.
"Mas, aku tidak pernah memilih pada siapa cintaku ini berlabuh. Tapi dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku tidak pernah merasa menyesali telah mencintai pria sepertimu Mas. Walaupun aku tahu, awal dari hubungan kita itu memang salah," ucap Alin.
Alin meraih tangan Aries, mengusap punggung tangan pria itu dengan lembut. Alin terisak, dia menatap lekat wajah Aries yang tak ingin menatap dirinya.
"Aku setuju jika kamu menceraikan aku, setelah bayi ini lahir aku benar-benar akan pergi dari kehidupanmu Mas. Aku berjanji tidak akan pernah mengganggumu ataupun Elisa lagi. Tapi jika boleh aku ingin meminta satu hal padamu, selama hubungan kita masih berstatus sebagai suami istri, tolong perlakukan aku dengan baik selayaknya seorang Istri sama seperti dulu kamu memperlakukanku Mas," ujar Alin.
Aries menghembuskan napas kasar, sadar jika saat ini Alin memang membutuhkan perhatian darinya sebagai seorang suami. Aries seharusnya tidak egois, di dalam kandungan Alin ada anaknya dan dia harus memperhatikan darah dagingnya terlepas dari bagaimana perasaannya pada Alin saat ini.
"Maafkan aku Alin. Maaf karena aku telah menyakitimu," kata Aries.
Alin tersenyum, "Tidak apa-apa Mas. Beri aku kesempatan untuk merasakan menjadi istrimu sampai perpisahan di antara kita benar-benar akan terjadi," kata Alin.
Tanpa menjawab, Aries menarik Elisa ke dalam pelukannya. Bingung harus bereaksi bagaimana, hatinya tidak ingin kembali lagi bersama dengan Alin. Tapi tanggung jawabnya sebagai seorang suami dan juga calon ayah, membuat perasaannya menjadi serba salah sekarang.
"Aku akan berusaha, tapi aku minta padamu Alin. Tolong jangan lagi menganggu Elisa, biarkan dia hidup dengan tenang," ucap Aries memperingati.
/0/6750/coverorgin.jpg?v=e80e5c9cae82761bc7184e9872fd545c&imageMogr2/format/webp)
/0/10852/coverorgin.jpg?v=9e6ee1f26170e8b8a873ffd1db533e59&imageMogr2/format/webp)
/0/14103/coverorgin.jpg?v=88392d83c14b436f4cf3cd468b984036&imageMogr2/format/webp)
/0/15822/coverorgin.jpg?v=477b5e5bc666226f645d4597eb01f60b&imageMogr2/format/webp)
/0/2540/coverorgin.jpg?v=57d9ccd690c1156cf622f9d6aecc7c91&imageMogr2/format/webp)
/0/14152/coverorgin.jpg?v=efdc21e45b5252f06d5cabf6bc2cffcf&imageMogr2/format/webp)
/0/3066/coverorgin.jpg?v=1968055e65003abae00f1e114a907847&imageMogr2/format/webp)
/0/12649/coverorgin.jpg?v=903995fe26e676f36bfbe4edae7404bc&imageMogr2/format/webp)
/0/2453/coverorgin.jpg?v=96c7673aae26a3b99eca8d7df29c9aad&imageMogr2/format/webp)
/0/6529/coverorgin.jpg?v=cddeb0bc243bcef36794eb78d95cc4dd&imageMogr2/format/webp)
/0/6269/coverorgin.jpg?v=b50fd60d3fb45254a7faa00fc2000c82&imageMogr2/format/webp)
/0/16241/coverorgin.jpg?v=efcd6636640b700e7268f224990290a9&imageMogr2/format/webp)
/0/2889/coverorgin.jpg?v=e01850068f65fbdbdf4ff55d53c9c070&imageMogr2/format/webp)
/0/5487/coverorgin.jpg?v=5f14fba69636ed885f8b73f7a02fe96c&imageMogr2/format/webp)
/0/16925/coverorgin.jpg?v=bcbcd6a509b2cae5e28e275b71d7ec56&imageMogr2/format/webp)
/0/12482/coverorgin.jpg?v=30cd622cf2af94dd3d755d74f05b49d4&imageMogr2/format/webp)
/0/19443/coverorgin.jpg?v=95e7007e82c82d4c266985cb26a7872d&imageMogr2/format/webp)