Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
"Tolong! Jangan sentuh aku, Tuan. Aku mohon ...." rintih Lunar saat pria bernama Lucas itu mulai menindih tubuhnya.
Pria di hadapannya tak peduli lagi dengan kata-kata yang dilontarkan oleh Lunar. Meski sesekali Lunar menampakkan tangisnya, pria itu tak sedikit pun merasa belas kasihan.
"Tuan, aku mohon ... jangan sentuh aku ...." rengek Lunar tak henti-henti.
"Diam! Jangan banyak merengek ataupun menangis. Suamimu telah menjualmu dengan harga satu milyar padaku. Jika aku menyia-nyiakanmu, aku akan merasa rugi." bentak Lucas dengan intonasi tak dapat terkontrol lagi.
Lunar hanya bisa menangis dan tak menduga jika suaminya tega menjualnya kepada Lucas. Mungkin ini memang salahnya, saat lima tahun menikah Lunar tak pernah mengizinkan Doris untuk menyentuhnya. Bukan apa-apa, semua itu Lunar lakukan karena suatu sebab dan alasan.
Kini ia tak dapat lari dari pria arrogan itu, untuk merangkak saja dirinya sudah tak kuasa. Matanya hanya bisa mengeluarkan bulir-bulir bening yang membuat dadanya semakin sesak. Ia juga tidak tau, alasan apa sebenarnya yang membuat Doris tega menjualnya?
"Hapus air matamu! Aku muak melihat wanita menangis. Kau harus bisa memuaskan hasratku malam ini!" perintah Lucas dengan lantangnya.
Mungkin ini sudah menjadi nasib buruknya yang harus menjadi wanita pemuas hasrat pria asing di hadapannya. Lidahnya kelu, dadanya teramat sesak sambil sesekali tangannya menyeka air matanya. Ia sudah tak peduli lagi dengan keadaannya yang sudah tampak kacau.
"Apa yang harus kulakukan, Tuan?" tanya Lunar dengan bibir gemetar.
"Panggil aku Tuan Lucas!" sergah Lucas dengan angkuhnya. "kau cukup melayaniku saja setiap malam dan menjadi pemuas hasratku. Jika kau berani menolak atau mencoba kabur dariku, aku tidak segan-segan membuat ibumu mati." ancam Lucas dengan puas.
Lunar semakin tertekan dan khawatir dengan keadaan ibunya. Sudah setengah tahun lamanya ibunya divonis penyakit jantung dan perlu uang untuk membiayai pengobatannya. Lunar tidak dapat membayangkan betapa buruknya nasib yang akan diterimanya. Entah sampai kapan dirinya harus terjebak dalam mimpi buruknya?
"Pergilah, mandi. Bersihkan dirimu yang kotor dan bau itu. Aku akan menunggumu di sini," pinta Lucas dengan angkuhnya.
"B-baik." balas Lunar dengan bibir masih bergetar.
Bagaimana mungkin ia harus lari dari pria mengerikan dan tidak dikenalnya itu? Melihat wajahnya saja cukup membuat nyalinya ciut. Apakah benar adanya orang-orang luar itu sangat kejam dan keras? Lunar terus menangis sambil mengguyur tubuhnya dengan air shower. Entah berapa lama ia harus bertahan di kota London ini? Membayangkannya sangat membuatnya kehilangan arah.
Kini Lunar telah kembali dengan handuk kimono yang menutupi tubuhnya. Tampaknya keadaannya sudah sedikit membaik. Tubuhnya terasa segar dan lebih fresh setelah mandi. Matanya tercengang saat melihat makanan tersaji di atas meja. Ia tersenyum sambil mengelus perutnya. Kebetulan saat itu perutnya mulai lapar dan ia sudah tak tahan untuk menyantap makanan tersebut.
Tapi, seketika ia merasa bingung. Ia tidak melihat ke mana pria itu? Lunar mencoba mencari pria itu di seluruh sudut kamar, akan tetapi hasilnya nihil.
"Nyonya Lunar. Anda diminta untuk segera makan. Karena Tuan Lucas sedang ada urusan di luar, dan beliau akan kembali sesegera mungkin." perintah salah seorang pramusaji di hotel itu.
Lunar bergeming sejenak, lalu menatap pramusaji di hadapannya yang hendak melangkah keluar.
"Tunggu dulu!" sergah Lunar dengan bersedekap dada.
"Ada apa Nyonya?" tanya pramusaji itu sambil membungkuk hormat.
"Siapa sebenarnya Tuan Lucas? Kenapa beliau memberikan makan seenak ini?" tanya Lunar penasaran.
"Ah, Nyonya tidak tau. Bukankah Tuan Lucas calon suami anda." jawab Pramusaji itu.
Lunar masih tak mengerti dengan semuanya? Apakah benar yang diucapkan oleh pramusaji itu padanya? Bukankah pria itu cukup arrogan dan keras. Bagaimana bisa beliau ingin menjadikan Lunar sebagai istrinya? Sedangkan tadi dia mengatakan, bahwa dia telah membeli Lunar dan menjadikan Lunar sebagai pemuas hasratnya.
"Nyonya, sebaiknya anda makan dulu. Jika tidak, Tuan Lucas akan marah dan memecat kami," ucap pramusaji itu.