/0/29147/coverorgin.jpg?v=391d49f6d6fab81627303f61c098322e&imageMogr2/format/webp)
“Mas, aku sudah menemukan calon yang cocok untuk kamu!”
Shara menarik seorang wanita muda berumur dua puluh tahunan ke hadapan suaminya, Rio.
“Via?!” Jelas saja Rio terkejut karena wanita yang dibawa istrinya adalah Slavia, adik iparnya. “Kamu sudah gila, Ra?”
Shara menarik napas keras. “Aku sudah suruh Via buat periksa, Mas! Kandungannya sehat, dia bisa hamil anak kita!”
Rio memegang keningnya. Hanya karena ambisinya untuk memiliki momongan, Shara rela melakukan segala cara.
“Aku memahami keinginan kamu sebagai istri yang ingin menjadi seorang ibu, tapi bukan begini caranya.” Rio berkata penuh wibawa, meskipun ada otot berkedut di punggung tangannya. “Kamu suruh aku menikahi adik iparku sendiri, di mana pikiran kamu?”
“Aku tertekan, Mas! Teman-temanku sudah memiliki momongan semua, paling tidak satu! Aku malu kalau mereka kumpul bawa anak-anaknya!”
“Ya sudah, kalau begitu untuk sementara kamu menghindar saja dan tidak usah ikut nongkrong.”
“Nggak bisa begitu, aku ini ketua perkumpulan ... Tolonglah, Mas—lakukan ini demi aku!”
Sementara pasangan suami istri itu beradu pendapat, Slavia lebih memilih diam. Dia tidak ingin terjebak dalam persoalan rumah tangga kakaknya, tapi kenapa justru sang kakak sendirilah yang membawanya masuk ke ranah pribadi mereka?
“Dokter menyatakan kita berdua sehat, itu artinya kamu Cuma diminta bersabar untuk menunggu.” Rio mencoba memberikan pengertian. “Aku dan keluargaku tidak pernah menuntut soal anak, kenapa malah kamu sendiri yang membuatnya rumit?”
“Sabar sampai kapan, Mas?” sentak Shara dengan kedua bahu naik turun.
“Kamu suruh aku menikahi adik ipar aku sendiri, memangnya siapa yang menjamin kalau Via langsung bisa hamil?”
“Setidaknya kita coba dulu, Mas!”
“Dan kalau ternyata tidak berhasil, kamu mau membuang Via begitu saja? Di mana perasaan kamu?”
Demi apa pun Slavia ingin sekali menyingkir pergi dari hadapan mereka berdua supaya tidak harus mendengarkan perdebatan mereka lebih jauh lagi.
“Ya itu sudah risiko, Via juga sudah setuju—iya kan?”
Rio langsung menoleh ke arah Slavia yang menghindari tatapannya.
“Kan Kakak yang maksa, pakai ngancam-ngancam segala ....”
“Via!” tegur Shara disertai dengan pelototan.
Rio menarik napas. “Aku tetap tidak setuju, kasihan Via—dia juga memiliki masa depan, rencana kamu Cuma akan membuatnya terjebak masalah yang tidak seharusnya.”
“Terus kamu nggak kasihan sama aku, begitu?”
“Mau bagaimana lagi? Dokter sudah bilang kita tidak ada masalah apa pun soal kesuburan, Ra!”
Namun, Shara tidak peduli. Dia sudah merancang rencana cerdas untuk bisa mendapatkan buah hati impiannya dengan memanfaatkan kepolosan Slavia. Setelah keinginannya itu terwujud, dia akan memberikan kompensasi yang besar kepada Slavia untuk biaya hidup di tempat yang terpisah dari anaknya kelak.
Sementara itu, Slavia sangat lega karena Rio menolak ide Shara. Sejak awal, Shara yang selalu menekannya dan mengungkit jasa-jasa yang pernah dia lakukan untuk membantu Slavia meraih pendidikan yang layak sejak usaha toko orang tua mereka mengalami kemunduran.
“Ingat ya Vi, biaya sekolah dan kuliah kamu tuh nggak sedikit! Kamu pikir ongkos transpor dan jajan kamu itu dibayar pakai daun?” gerutu Shara saat itu.
“Aku tahu, Kak. Suatu saat nanti aku pasti akan balas semua kebaikan Kakak sama aku ....”
“Kamu bisa membalasnya sekarang dengan cara menikahi Mas Rio dan jadi istri keduanya untuk sementara.”
“Tapi Kak, itu nggak mungkin! Kak Rio kan kakak ipar aku, kenapa sih Kakak nggak memilih bayi tabung saja?”
“Pikir dong, Vi! Kamu pikir biaya untuk bayi tabung itu nggak mahal?” semprot Shara sambil berkacak pinggang. “Kalau kamu yang hamil kan aku bisa menekan biaya supaya nggak semahal bayi tabung.”
Slavia menghela napas.
/0/16201/coverorgin.jpg?v=5cd1b458b249a4a442622e2e1cbc5039&imageMogr2/format/webp)
/0/16587/coverorgin.jpg?v=d6a1eb443b28ce89fe6806ee21a3d75a&imageMogr2/format/webp)
/0/29791/coverorgin.jpg?v=c8f87fc91d6ffdd05b2ae06e30edaecd&imageMogr2/format/webp)
/0/2889/coverorgin.jpg?v=e01850068f65fbdbdf4ff55d53c9c070&imageMogr2/format/webp)
/0/14103/coverorgin.jpg?v=88392d83c14b436f4cf3cd468b984036&imageMogr2/format/webp)
/0/28803/coverorgin.jpg?v=cab87dccf8c2ff24e3c01ccd2cd8fe1c&imageMogr2/format/webp)
/0/19443/coverorgin.jpg?v=95e7007e82c82d4c266985cb26a7872d&imageMogr2/format/webp)
/0/2969/coverorgin.jpg?v=5a035c662c8898ee5d3415573bb1b085&imageMogr2/format/webp)
/0/10770/coverorgin.jpg?v=143999bee5a72468bd4e014e47a473dc&imageMogr2/format/webp)
/0/14636/coverorgin.jpg?v=888c69f49a2f856d33586726848ecbde&imageMogr2/format/webp)
/0/6503/coverorgin.jpg?v=afda2728b97c81c32c6edc17c36624a5&imageMogr2/format/webp)
/0/15368/coverorgin.jpg?v=199ea0e3a62e7a87c12cf428676dde62&imageMogr2/format/webp)
/0/21651/coverorgin.jpg?v=296b929f550865724fb42d621e4a0dde&imageMogr2/format/webp)
/0/23377/coverorgin.jpg?v=9d7c40a81a4c3d6fb6c283bcbc67269f&imageMogr2/format/webp)
/0/28795/coverorgin.jpg?v=bc9886bdf6a06f6c3f6f1537fdcf11fe&imageMogr2/format/webp)
/0/15602/coverorgin.jpg?v=303f28642fd8a2b1177aa9e018a287ac&imageMogr2/format/webp)
/0/13429/coverorgin.jpg?v=4476ce2e9ddeaee82066f4079752e69a&imageMogr2/format/webp)
/0/17300/coverorgin.jpg?v=65252dd7284e2eebffbc10c9450c4d82&imageMogr2/format/webp)
/0/20168/coverorgin.jpg?v=7c253ea68fec9fde246b4d39f47fe669&imageMogr2/format/webp)
/0/22445/coverorgin.jpg?v=662fcc633e4f66f261acb816aa0ad00b&imageMogr2/format/webp)