/0/19206/coverorgin.jpg?v=73b6aa1e2c1c449e7b4a460ba003c584&imageMogr2/format/webp)
Bab 1
Lolongan srigala hutan terdengar bersahutan. Bergantian seperti menciptakan instrumen kematian. Di balik rimbunan semak belukar juga terdengar seperti seseorang sedang menggali tanah. Sesekali hempasan napas kasar keluar dari bibir tipis seorang pria tampan bertubuh kekar. Kategori seksi kalau untuk kaum Adam. Semua yang dilakukannya tak lebih untuk menghilangkan jejak tindak kriminal. Bukan karena tak mampu memerintahkan para bawahan, tetapi ia ingin menuntaskan semuanya dengan tangan sendiri. Dendam membara telah membakar sisi kemanusiaan, orang terkasih harus pergi untuk selama-lamanya, dihabisi oleh orang-orang yang tak punya hati.
Jacob, pria yang nyaris disebut sempurna. Iris mata berwarna cokelat, hidung mancung, alis pun tebal hampir menyatu, bibir tipis berwarna kemerah-merahan, dan tinggi badan 189 senti meter. Napasnya kembali memburu, keringat mulai bercucuran ketika dia sudah berhasil membuat sebuah lubang sedalam dua meter.
Kemudian Jacob beranjak dari sana, menuju ke mobil yang sedang terpakir. Dia membuka bagasi, mengeluarkan plastik besar. Bau anyir langsung menguar ke udara, masih tercium walau kantong itu sudah diikat rapat.
"Jacob ...." Samar, tetapi suara itu membuat Jacob bergidik.
"Ah, itu hanya halusinasi," ujarnya menghibur diri.
Akan tetapi, tetap saja hal tersebut menjadi tanda tanya di otak kecilnya. Walau tidak takut, tapi rasa was-was mengelilingi perasaan yang kini entah bagaimana mengemukakannya.
Srek! Srek! Srek!
Jacob menyeret kantong plastik tadi. Sesekali dia tersungkur karena kakinya tersangkut akar-akar kayu yang menyembul.
"Sial!" umpatnya. Memaki akar-akar kayu itu, yang jelas tidak bersalah sama sekali.
Jacob bangkit dan mulai menyeret lagi. Lagi-lagi dia terjatuh, potongan tangan menyembul dari kantong plastik tersebut karena ikatannya lepas.
***
Gadis cantik turun dari mobil, memakai dress berwarna merah, high heels pun juga berwarna yang sama. Bibir seksinya mengulum senyum, mata indah bak mata rubah mengedar pandangan ke segala penjuru, setelah masuk ke dalam sebuah ruangan. Tatapannya berhenti pada sebuah meja, yang di mana pria pujaan hati tengah sedang sibuk dengan laptopnya. Dada selalu berdegup kencang walau hampir setiap hari saling menyapa dan bertemu. Saking cintanya, ia pun merasa jatuh cinta berkali-kali.
Corner Corp, perusahaan raksasa yang menguasai saham terbesar di Asia, dimiliki oleh Kim-tan. Pria itu sudah berusia lima puluh dua tahun, memiliki seorang anak perempuan. Iya, Kirana Tan, pewaris satu-satunya.
"Hi, Jacob," sapa Kirana sembari menyunggingkan senyuman.
"Hai, Sayang. Kamu ngapain datang pagi-pagi ke kantor?" tanya Jacob membalas senyuman.
"Temani belanja, dong," ucap Kirana merengek manja.
"Nanti pas jam makan siang aja, gimana?" tanya Jacob. Ia mencubit hidung sang kekasih yang tak kalah mancung dari hidungnya.
"Yah, padahal aku maunya sekarang," jawab Kirana. Bibirnya mengerucut, lalu menghela napas berat.
"Walau calon mantu di keluarga Tan, aku harus profesional, Sayang. Ini demi masa depan kita." Jacob bangkit dari duduknya lalu mengelus lembut pipi Kirana.
"Oke deh. Tapi janji, ya, nanti siang temani aku," ujar Kirana. Walaupun mengalah, tetapi raut wajahnya tampak kecewa. Lalu, ia mendekati Jacob, hendak mendaratkan sebuah kecupan.
"Eith! Tidak boleh, para staf dan karyawan lain sedang memandangi kita," tolak Jacob lembut.
"Eh, iya, ya. Hihihi ...."
Kirana beranjak dari tempat Jacob. Semua mata tertuju padanya, mereka memberi hormat untuk putri Tuan Kim-tan. Gadis cantik itu pun membalas dengan senyuman dan melambaikan tangan. Dia memang manja, tetapi tidak pernah sombong pada semua karyawan maupun orang-orang yang dijumpai di luar sana.
Jam 12.05 Wib.
/0/5957/coverorgin.jpg?v=c46ece362b8b9c7ddab9e147c5353cb6&imageMogr2/format/webp)
/0/6375/coverorgin.jpg?v=4e9c094fc9104bc57255672a80c1d0e1&imageMogr2/format/webp)
/0/12396/coverorgin.jpg?v=20250122183212&imageMogr2/format/webp)
/0/22634/coverorgin.jpg?v=04e96a68b267c6f77e6e7f3399dbf485&imageMogr2/format/webp)
/0/2388/coverorgin.jpg?v=477d695fb8b1f1e459e882b5cadfe2d5&imageMogr2/format/webp)
/0/6498/coverorgin.jpg?v=f8353b1f94af4f4335a412b683a80dfe&imageMogr2/format/webp)
/0/6823/coverorgin.jpg?v=20250122151557&imageMogr2/format/webp)
/0/23725/coverorgin.jpg?v=0c3e9dab454f8a22d8c98ca9859435f0&imageMogr2/format/webp)
/0/29787/coverorgin.jpg?v=75ac60136b5cd0b65fc505aa97293a71&imageMogr2/format/webp)
/0/9494/coverorgin.jpg?v=20250122140044&imageMogr2/format/webp)
/0/12293/coverorgin.jpg?v=b2e6968b52417a533039e5ba601f1b54&imageMogr2/format/webp)
/0/12410/coverorgin.jpg?v=06e5ff3fa2e2901763ed22045c316af9&imageMogr2/format/webp)
/0/22543/coverorgin.jpg?v=23eb30ba9d73c85dc8d828a8a905ee17&imageMogr2/format/webp)
/0/18008/coverorgin.jpg?v=c117440b6886cefdb6e9950c4468fbbf&imageMogr2/format/webp)
/0/29899/coverorgin.jpg?v=a904baf3345ab8abba0fa664fa2ec7bc&imageMogr2/format/webp)
/0/21619/coverorgin.jpg?v=d98d1fcc20d02386b916a4afb4161777&imageMogr2/format/webp)
/0/28777/coverorgin.jpg?v=20251203182421&imageMogr2/format/webp)
/0/5008/coverorgin.jpg?v=bf80187d49dfa6d4c4874668a2ea8d5a&imageMogr2/format/webp)
/0/27795/coverorgin.jpg?v=0afa9402bd1af0c73652b3de5c7588c0&imageMogr2/format/webp)