Alana nekad menikahi kekasih yang baru dipacarinya selama enam bulan tanpa persetujuan kedua orangtuanya. Meskipun sang kekasih berstatus duda tanpa anak, tetapi pria dengan wajah tampan rupawan itu mampu memanjakannya dengan segala kemewahan dan selalu memberikan apapun yang diminta oleh Alana. Setelah menikah Alana dikejutkan dengan hobi aneh suaminya tersebut, Cakra Heryawan, yang gemar memelihara ular, bahkan salah satu ularnya dibiarkan berkeliaran didalam rumah, bahkan tak jarang setiap kali dia terbangun dipagi hari dia mendapati ular besar tengah melingkar diatas ranjangnya. Beberapa keanehan lain pun terjadi, Alana kerap mendapatkan mimpi tentang percintaan dengan seorang pria yang tak dikenalnya. Saat Alana mulai penasaran dan mencari tau, dia kembali dikejutkan dengan kenyataan bahwa penyebab perceraian dari suaminya dengan mantan istrinya itu adalah karena mantan istri suaminya itu menghilang secara misterius.
"Aaaaa..."
Teriakan Alana dipagi hari seolah lonceng rutin untuk membangunkan semua orang yang ada di rumahnya.
"Mas... ularmu" Alana berlari keluar kamar sambil berteriak memanggil suaminya. Para pelayan yang bekerja di rumah itu kini sudah hafal betul kegiatan rutin istri dari majikan mereka setiap pagi, selalu berteriak dan berlari keluar kamar dengan ketakutan.
Alana yang takut pada hewan melata itu memang hampir setiap pagi mendapati dirinya terbangun dengan seekor ular besar berada disampingnya, diatas tempat tidurnya.
"Dimana Mas Cakra?" tanya Alana pada salah seorang pelayan.
"Tuan sudah berangkat pagi-pagi sekali nyonya"
"Apa?! mengapa dia tidak membangunkan aku?"
Alana dengan kesal menghentakan kakinya ke lantai, dia hendak berjalan kembali ke arah kamarnya, namun teriangat bahwa ada ular besar berada di atas ranjang.
"Hesti, cepat kau keluarkan ular itu, aku mau mandi"
"Tt..tapi nyonya, bukankah tuan berpesan agar tak ada yang boleh menyentuh peliharaan tuan yang bernama Raja itu selain tuan dan nyonya?"
"Bagaimana mungkin seperti itu Hesti?! Aku paling jijik sama yang namanya ular, sudah cepat kau bawa pergi ular itu, masukan kembali ke kandangnya"
"Tapi nyonya, Raja tidak memiliki kandang disini, hanya dia yang diperbolehkan berkeliaran bebas di rumah oleh Tuan Cakra"
"Kau ini sungguh tak berguna Hesti!" Alana geram dengan penolakan Hesti, wanita yang seusia suaminya itu, selalu saja mengingatkan padanya tentang peraturan yang dibuat oleh suaminya di rumah tersebut.
Baru seminggu ini Alana Mahesa menikahi seorang duda tanpa anak, bernama Cakra Heryawan. Seorang pengusaha muda yang sukses dan mapan, memiliki beberapa usaha restoran yang cabangnya tersebar diseluruh kota besar di Indonesia.
Dengan langkah ragu dan takut, Alana membuka kembali pintu kamarnya, dilihatnya hewan melata itu masih melingkar diatas kasur.
Alana bergidik ngeri melihat ukuran tubuh ular tersebut yang besarnya melebihi ukuran ular pada umumnya, serta memiliki pupil mata berwarna hijau terang. Sorot mata ular itu pun tajam seolah mengerti setiap perkataan dan gerak tubuh manusia disekitarnya, dan tepat di tengah kepalanya terdapat beberapa tonjolan kecil seperti memakai mahkota. Cakra pernah mengatakan bahwa itu adalah ular dengan spesies langka.
Dengan langkah sedikit gemetar Alana masuk dan berusaha mengusir ular itu dari atas pembaringan.
"Dengar... wahai ular, jangan mendekatiku, dan pergilah keluar, jangan terus-terusan berada dikamarku, aku mau mandi" ucapnya seakan dia berbicara pada manusia.
Bukanya pergi sang ular malah merayap mendekatinya, Alana langsung membeku karena takut, dia menahan napasnya dan memejamkan mata.
Perlahan Alana merasakan ular besar itu mulai melingkari tubuhnya, hingga merasakan kepala ular itu tepat berada diwajahnya, Alana semakin ketakutan, keringat dingin mulai bercucuran dari dahinya, dia berpikir bahwa ini adalah hari terakhirnya hidup di dunia.
Sebuah keanehan terjadi, ular itu segera mengurai lilitanya, setelah itu binatang melata itu kembali merayap keluar dari kamar.
Alana terduduk lemas di lantai, hampir saja hilang kesadaran karena takutnya. Dia langsung berlari ke arah kamar mandi, untuk membersihkan dirinya yang menurutnya ketularan aroma ular.
"Badanku bau ular begini" gumamnya sambil menyalakan shower dan menggosok-gosok tubuhnya, tak puas hanya disitu, Alana mengisi bathub dengan ari hangat dan mencampurkan sabun serta pewangi kesukaanya.
Wanita berusia 26 tahun itu pun masuk kedalam bathup setelah menanggalkan seluruh pakaianya. Alana merebahkan dirinya dan berendam, dia juga tadi sudah menyalakan lilin aroma therapi untuk mengendurkan urat syarafnya.
"Sepertinya aku memang membutuhkan ketenangan seperti ini, setelah hampir setiap hari hidupku penuh ketakutan dan tegang dengan semua ular-ular peliharaan Mas Cakra" gumamnya dan dia pun mulai memejamkan mata, menghirup aroma yang membuatnya tenang. Tak lama Alana pun mulai terlelap.
Entah berapa lama Alana tertidur, saat dia merasakan sesuatu merayap dan melilit tubuh polosnya, Alana ingin membuka matanya, namun terasa amat berat sekali, hanya napasnya saja yang terlihat terengah.
Alana begitu ketakutan menyadari bahwa saat ini ular bernama Raja itu tengah berada dalam satu bathup denganya. Dia pun merasakan tubuh sang ular yang mulai melilit keseluruhan tubuhnya dengan ekor menjuntai diantara kedua pahanya.
Alana berusaha keras untuk membuka matanya yang terasa berat seolah ada satu kekuatan yang menahanya. Dirasakan olehnya lilitan ular itu mulai mengendur. Namun alangkah terkejutnya Alana saat dirasakanya hewan melata tersebut berubah menjadi sosok manusia.
"Aaahhhh...."
Alana menjerit dan langsung membuka matanya, dilihatnya ke sekeliling kamar mandi, namun tak dijumpainya sosok manusia maupun ular.
"Ya ampun, apakah aku bermimpi? Mengapa terasa nyata sekali? Sepertinya tadi ular peliharaan Mas Cakra ada disini, dan berubah wujud menjadi manusia" gumam Alana sambil menggelengkan kepalanya.
Perlahan Alana pun bangkit dan keluar dari dalam bathub, dia memutuskan untuk menyudahi ritual mandinya dan berjalan menuju walk in closet.
Dengan gerakan cepat Alana mengambil pakaian santai dari dalam lemari untuk kemudian dikenakan olehnya. Alana pun tak lupa memoleh wajahnya dengan make up tipis dan natural. Untuk sesaat dia melupakan kejadian yang tadi menimpanya.
"Aku harus berdandan cantik agar suamiku betah di rumah" ucapnya mengingat nasehat dari salah seorang sahabatnya saat dia mengeluhkan sikap Cakra yang sering kali tidak pulang ke rumah dan dingin terhadapnya semenjak mereka menikah.
"Aneh sekali Mas Cakra ini, bukankah setiap laki-laki selalu ingin berdekatan dengan istrinya setelah menikah? Ini malah lebih sibuk mengurusi bisnisnya, dan malah bersikap cuek dan dingin terhadapku"
Alana mendengkus kesal mengingat bahwa dia telah melawan orangtua dan juga kakaknya agar dapat menikah dengan Cakra.
Kala itu keluarga besar Alana menentang hubunganya dengan Cakra, terutama sang mama. Wanita paruh baya itu bersikeras melarang putri bungsunya menikahi pria pilihan hatinya itu. Namun bukan Alana jika dia gampang menyerah.
Alana bukanlah anak yang bisa menuruti keputusan kedua orangtuanya, terlebih itu adalah menyangkut masa depanya. Tidak seperti kakak perempuanya, Riana Mahesa, yang menikah karena di jodohkan oleh orangtua masing-masing.
Saat Alana masih bercermin di depan meja riasnya, pintu kamarnya diketuk dari luar.
"Nyonya, sarapan sudah siap, apakah anda ingin dibawakan ke dalam kamar?"
Terdengar suara Hesti, pelayan yang sudah bekerja lama pada sang suami.
"Sebentar Hesti, aku akan turun ke bawah, aku akan makan di ruang makan" teriak Alana.
"Baik nyonya" setelah mendapat jawaban dari istri majikanya, Hesti pun pergi menuju dapur.
Alana kembali melihat pantulan dirinya di cermin, setelah dirasa cukup dia pun melangkah keluar dari dalam kamarnya.
Setelah Alana menutup pintu kamarnya rapat, dari balik gorden di samping meja riasnya keluarlah sosok hewan melata dengan tubuh besar dan panjangnya. Tubuh ular itu terlihat berkilau berwarna keperakan saat terkena sinar matahari.
Perlahan ular besar itu merayap dan berhenti di depan cermin meja rias Alana, dan di dalam cermin terlihat sesosok pria tampan dengan rambut pendek sedikit ikal berwarna coklat terang, hidungnya mancung dengan tatapan mata tajam menatap pantulan dirinya dalam cermin.
Bab 1 Ular dalam Rumah
12/02/2025
Bab 2 Mimpi Itu Datang Lagi
12/02/2025
Bab 3 Dalam Gelap
12/02/2025
Bab 4 Nama Yang Sama
13/02/2025
Bab 5 Gelenyar Aneh
13/02/2025
Bab 6 Berkunjung Ke Rumah Kakak
14/02/2025
Bab 7 Melihatnya Bersama Wanita Lain
14/02/2025
Bab 8 Bertemu Pria Masa Lalu
14/02/2025
Bab 9 Tingkah Aneh Hesti
14/02/2025
Bab 10 Pertengkaran Pertama
14/02/2025
Bab 11 Kau Ular Jenis Apa Raja
03/03/2025
Bab 12 Sisik Ular Diatas Ranjang
03/03/2025
Bab 13 Suami Yang Selingkuh
06/03/2025
Bab 14 Menemukan Cerita Dongeng
06/03/2025
Bab 15 Kunjungan Sahabat
06/03/2025
Bab 16 Memergoki Perselingkuhan
06/03/2025
Bab 17 Pria Dalam Cermin
06/03/2025
Bab 18 Pulang Ke Rumah Orangtua
06/03/2025
Bab 19 Seranjang Dengan Ular
06/03/2025
Bab 20 Menemukan Kelanjutan Kisah Dongeng
06/03/2025
Bab 21 Tanda Kemerahan
07/03/2025
Bab 22 Ular Nakal
09/03/2025
Bab 23 Kau Hamil Alana
09/03/2025
Bab 24 Pria Jelmaan Ular
09/03/2025
Bab 25 Dituduh Bersekutu Dengan Iblis
09/03/2025
Bab 26 Hamil Bayi Siluman
10/03/2025
Bab 27 Pemuda Miskin Yang Mendadak Kaya
10/03/2025
Bab 28 Anda Datang Terlambat
11/03/2025
Bab 29 Terdapat Cangkang Telur
11/03/2025
Bab 30 Cerita Mama
11/03/2025
Buku lain oleh yaeni widodo
Selebihnya