/0/17384/coverorgin.jpg?v=824555dd66945fa97551dd6fb5bd7e30&imageMogr2/format/webp)
Alana Handoko yang biasa dipanggil Lana bersama dengan sahabatnya, Sinta menikmati waktu mereka bersenang-senang layaknya anak muda lainnya. Berbelanja di pusat perbelanjaan dan berpesta di sebuah club malam. Hari ini Alana menemani Sinta ke salah satu pusat perbelanjaan.
"Aku pengen deh beli baju couple gitu buat kita berdua. Seksi dress yang buka sana sini, kekurangan bahan," ucap Sinta bersemangat.
"Aduuh, mentang-mentang uang beasiswanya sudah cair jadi mau berfoya-foya nih," ejek Alana.
"Foya-foya sedikitlah sebagai reward myself gitu, Lan. Kasihan kan otakku kalau digunakan untuk mikir pelajaran terus sekali-sekali memberikan penghargaan untuk diri ini."
"Iya deh. Aku juga baru dapat kiriman nih dari Ayah."
"Ga usah khawatirkan apapun. Hari ini aku yang traktir dan bayarin semuanya."
"Jangan kali Sin. Sayang uangmu."
"Tenang-tenang aku mau jadi crazy rich sementara dulu pura-pura jadi kaya raya dulu walau cuman sehari."
"Hahaha, ga apa-apa lah ya walau cuman sehari setidaknya sempat merasakan jadi crazy rich."
"Betul sekali."
Alana dan Sinta tertawa bersama. Mereka berdua sangat menikmati waktu bersama setelah selesai ujian tengah semester. Keluar masuk ke butik-butik merek ternama di salah satu pusat perbelanjaan. Walaupun memiliki uang, tapi membeli pakaian yang sesuai dengan kemampuan mereka. Tidak terlalu mahal ataupun terlalu murah yang penting pas di body, pas juga dikantong mahasiswa semester 7 tersebut.
Tiba-tiba Sinta menarik lengan Alana. "Lan, lihat itu dress nya cantik dan seksi sekali." Mata Sinta berbinar-binar saat melihat dress yang ada di etalase butik.
Alana menoleh ke arah pandang Sinta. "Iya. Cantik banget mana seksi lagi dengan belahan dada rendah mana warnanya hitam lagi."
"Beli ah..." Sinta langsung menarik Alana masuk ke dalam butik.
Sinta dan Alana langsung mencoba dress hitam tersebut. Saling melihat diri mereka sendiri di depan cermin.
"Aku kelihatannya langsing amat di sini," ucap Alana memuji dirinya sendiri.
"Sama Lan. Aku juga kelihatan langsing, seksi dah. Aku tak menyangka, apa ini karena dress nya atau kita yang memang cantik dan langsing," ujar Sinta.
"Sepertinya, kita yang memang cantik mempesona deh ini," kata Alana.
Sinta menatap Alana dan berkata, "aku bayarin dress ini."
Alana menggelengkan kepalanya. "Ga usah. Kita bayar sendiri-sendiri aja."
Sinta memicingkan matanya, "sudah aku bilang biarkan hari ini aku yang membayarnya. Kamu sudah banyak banget bantu aku. Kamu harus nurut dan sama sekali ga boleh protes."
"Tapi Sin." Alana menjadi tidak enak sendiri.
"Ga ada tapi-tapian. Nurut atau kita musuhan."
Akhirnya, Alana menyetujui perkataan Sinta. Ia tidak ingin persahabatan mereka jadi rusak hanya karena uang. Sinta tersenyum begitu Alana menyetujui kalau ia yang akan membayar dress tersebut. Setelah hampir 4 tahun mereka tinggal bersama di rumah kontrakan baru kali ini ia bisa membelikan sesuatu untuk sahabatnya.
Sinta sangat bersyukur bisa bertemu Alana. Ia hanya seorang gadis yatim piatu yang berasal dari Klaten, Jawa Tengah dan berhasil mendapatkan beasiswa di Universitas Indonesia. Alana begitu banyak membantu biaya hidup sehari-harinya. Ia memiliki hutang budi begitu besar pada Alana dan keluarganya.
Setelah puas berbelanja Sinta mengajak Alana untuk makan siang di salah satu restoran Jepang.
"Terima kasih yaa, Sin," ucap Alana.
"Terima kasih untuk apa?" tanya Sinta heran.
"Kamu sudah membelikan aku dress hitam tadi."
"Astaga, Lana. Ga apa-apa kali baru kali ini aku bisa membantumu. Kamu, Pakde Budi, Bude Anita yang udah banyak bantu aku, loh. Aku yang seharusnya bilang terima kasih ke kalian."
"Ah, kamu bisa aja sih, Sin. Kita kan bestie jadi biasalah itu saling bantu membantu."
"Hahaha, siap bestie."
/0/22007/coverorgin.jpg?v=1856eaa848a741c99db1be901ed52ad8&imageMogr2/format/webp)
/0/2363/coverorgin.jpg?v=8445b9eabc85f34a17c5fee131e39afc&imageMogr2/format/webp)
/0/14042/coverorgin.jpg?v=a62ab8552e5eae427a21851970380638&imageMogr2/format/webp)
/0/6013/coverorgin.jpg?v=b0ee2f07c39ee854659e7e488aa4fcb0&imageMogr2/format/webp)
/0/2461/coverorgin.jpg?v=683a12710704c0b740349e37f56726c5&imageMogr2/format/webp)
/0/3985/coverorgin.jpg?v=266618c9059c3178d5f9ead60dba40fd&imageMogr2/format/webp)
/0/12560/coverorgin.jpg?v=9c36f962e60bf6857902d5f5e76eebf0&imageMogr2/format/webp)
/0/16143/coverorgin.jpg?v=c5bfd7b352b9b2d19c195a898e08f533&imageMogr2/format/webp)
/0/11021/coverorgin.jpg?v=1dd5ec32ffc5c0e26ccb3eb75c2dc0e9&imageMogr2/format/webp)
/0/13500/coverorgin.jpg?v=9fb612d78b76a5f3f6e0127825d86ded&imageMogr2/format/webp)
/0/22648/coverorgin.jpg?v=da2682ebdede2ab76abd7c8810388e2e&imageMogr2/format/webp)
/0/16087/coverorgin.jpg?v=f425e603ef7efb0b818e541223c50205&imageMogr2/format/webp)
/0/2915/coverorgin.jpg?v=20d0d59048f4e4eeb5abe54d984c4b9c&imageMogr2/format/webp)
/0/13045/coverorgin.jpg?v=54889b55ef09bc4fb2f5e56cab69c14d&imageMogr2/format/webp)
/0/13416/coverorgin.jpg?v=eea3ea4e82fb028f2b9e4656fc67c77f&imageMogr2/format/webp)
/0/8913/coverorgin.jpg?v=e8b08d91b899c2b077cf65810a5747b0&imageMogr2/format/webp)
/0/8164/coverorgin.jpg?v=f4aa42100d8a061d880270e14b5d538e&imageMogr2/format/webp)
/0/5306/coverorgin.jpg?v=012ca8746a9e37da3052943e031feac2&imageMogr2/format/webp)
/0/3232/coverorgin.jpg?v=d1fa117bdc4a6212b70803ec5212677f&imageMogr2/format/webp)
/0/2624/coverorgin.jpg?v=e6f881395758d217272b9b32d202169e&imageMogr2/format/webp)