Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Sang Pemuas
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
"Kita akan menikah tapi jangan harap kau bisa menjadi istriku yang sesungguhnya karena kau hanya istri di atas kertas. Kau akan menjadi istriku hanya di depan kedua orang tuaku dan Ibumu saja karena selebihnya kau tak ubahnya seperti beban yang hanya bisa menyulitkan hidupku. Aku sudah memiliki Laura yang sangat aku cintai dalam hidupku dan jangan pernah berharap lebih dari pernikahan ini!" ucap Angger yang membuat Bunga terkesiap mendengarnya.
"Saya juga tidak pernah menginginkan pernikahan ini Mas. Saya datang ke kota ini hanya bertujuan untuk belajar dan mewujudkan cita - cita Ibu saya yang hampir saja gagal karena—"
Bunga tidak sanggup meneruskan kata - katanya. Ingatan tentang malam kelam itu benar - benar membuatnya muak dan trauma. Sehingga hanya air mata yang bisa mewakili perasaannya saat ini.
"Aku tahu, kau pikir aku juga mau melakukannya jika aku tidak dibawah pengaruh obat sialan itu. Ingat Bunga, malam itu adalah kesalahan yang seharusnya tidak terjadi. Karena aku juga sangat menyesal mengapa harus ada malam laknat itu dalam hidupku. Kalaupun aku bisa memilih aku juga tidak sudi menyentuh tubuhmu!" sentak Angger yang membuat Bunga semakin beringsut takut.
Bahkan air mata tampak semakin deras membasahi pipi mulus gadis itu akibat ucapan Angger yang semakin menyakiti hatinya.
Tidak tahukah pria itu tentang rasa trauma yang sedang Bunga rasakan sekarang. Jika Angger sebagai pelaku yang berbuat keji saja tidak suka dengan adanya malam kelam itu. Lalu bagaimana dengan Bunga yang sebenarnya adalah korban yang nyata. Bahkan impian Bunga untuk menjadi seorang sarjana hampir saja kandas akibat kelakuan pria yang telah merenggut paksa mahkotanya.