Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bunga Beraroma Bensin

Bunga Beraroma Bensin

Author Teratai

5.0
Komentar
132
Penayangan
15
Bab

Bunga hanya tertarik pada pria yang memiliki motor atau mobil sebab menurutnya hal tersebut adalah salah satu simbol kemampuan kaum pria untuk membahagiakan dirinya oleh sebab itu lah dia dijuluki Bunga beraroma bensin. Namun, seperti kata pepatah mengatakan senjata makan tuan. Bunga dikelabuhi oleh pria yang tampan tapi pura-pura kaya sehingga dia rela menyerahkan mahkota berharganya setelah dihujani ribuan kata bujuk rayu yang membuat dirinya terbuai. Tak hanya sampai di sana, pria tersebut menyerahkan Bunga pada pria tajir sebagai ganti rugi atas kecelakaan mobil yang diakibatkan oleh dirinya. Seperti apakah nasib Bunga selanjutnya, apakah bahagia atau kah nestapa? Jawaban selengkapnya ada novel karya pertama aku ini, jangan lupa untuk koleksi dan review!

Bab 1 Ganti Rugi

"Kamu harus menikah dengan saya!" seru Andra dengan nada tinggi.

"A-apa me-ni-kah? Saya ...? Dengan Bapak?" Bunga mengulangi pertanyaan Andra dengan nada yang terbata-bata karena gugup.

"Kenapa harus saya Pak? Dan kenapa harus menikah? Sungguh saya tidak paham dengan maksud dari ucapan Bapak ini," Bunga kembali mengulangi pertanyaannya seolah tak percaya dengan apa yang dia dengar.

Di sebuah restoran mewah yang sudah dipesan Andra, khusus untuk pertemuannya dengan Bunga. Gadis yang dibonceng Gilang pacar Bunga yang sudah menabrak mobil Andra sampai rusak parah dan harus masuk bengkel.

Andra bangkit dari duduknya lalu menghampiri tempat duduk Bunga serta mendekatkan mulutnya ke telinga dia seraya berbisik.

"Sebab Gilang pacarmu itu tidak mampu mengganti rugi kerusakan mobil saya,"

"A-apa Gilang tidak mampu ganti rugi mobil Bapak? Setahu saya dia itu anak orang kaya, dia selalu berganti motor dan mobil setiap mau kencan dengan saya Pak," sanggah Bunga dengan ekspresi wajah yang super kaget.

Prok Prok Prok

Andra bertepuk tangan sambil tertawa dan mengelilingi tempat duduk Bunga, lalu berhenti memegang ke dua tangan kursi serta wajahnya yang menghadap tepat berada di depan wajah Bunga seraya kembali berujar.

"Kamu sudah ditipu Gilang, dia pura-pura kaya supaya kamu menyerahkan mahkota berhargamu padanya. Sebentar lagi kamu akan hamil dan saya pastikan Gilang tidak akan pernah mau bertanggung jawab!" ancam Andra.

Tubuh Bunga bergetar hebat saat suara khas Andra begitu dekat di telinga serta wajahnya, nafasnya pun sangat terhirup sempurna karena tepat berada di depan hidungnya.

"Tapi Pak!" kembali Bunga menyanggah.

Namun jari telunjuk Andra menutup mulut Bunga dan lanjut mengingatkan jika dia tak usah berharap banyak pada Gilang.

"Tapi apa? Tapi kamu sudah tidak perawan lagi bahkan sebentar lagi kamu akan mengandung anak Gilang, itu kan kalimat yang ingin kamu keluarkan?" Andra menebak pertanyaan yang akan dikemukakan Bunga padanya.

"Darimana Bapak tahu jika Gilang sudah menipu saya? Bapak kan nggak kenal dia," meski takut karena kedua tangan Andra masih berada di antara kanan dan kiri posisi duduknya, Bunga berusaha mengekuarkan unek-uneknya tentang Gilang.

Mendengar Bunga bertanya hal itu, Andra melepaskan ke dua tangannya lalu kembali berjalan mengitari posisi duduk Bunga sambil berkata.

"Sebuah kebetulan jika Gilang adalah salah satu montir bengkel di mana mobilku diperbaiki, semua tentang informasi Gilang sayacdapatkan dari pemilik bengkel. Jadi ketika dia berganti motor dan mobil untuk menemuimu sebenarnya adalah kendaraan milik pelanggan bengkel," jelas Andra.

Tak sadar Bunga berurai air mata mendengar informasi dari Andra tersebut, dia kecewa karena sudah menyerahkan aset berharga miliknya pada Gilang. Harapannya serasa hilang seketika, Gilang yang menguntai kata-kata mutiara cinta kini semua seolah hantu yang akan menakutinya sepanjang hidup dia. Namun Andra datang untuk jadi pahlawan atas keresahan yang dialami Bunga tersebut.

"Kenapa menangis? Kamu menyesal sudah membuat Gilang merasa bangga karena mampu menaklukkan kamu dari sekian pria yang kamu tolak dengan alasan miskin?" kembali Andra menebak apa yang dipikirkan Bunga dengan sarkas.

Andra adalah pengusaha muda yang baru selesai mengenyam pendidikannya dari Amerika, baru dua hari dia melaksanakan tugas dari sang Ayah untuk melanjutkan tugas sebagai salah satu pewaris perusahaan tekstil terbesar di kota Bandung dia sudah mengalami kejadian yang tidak menyenangkan dengan mobilnya tersebut.

Mobil mewahnya harus masuk bengkel akibat ditabrak Gilang pacar baru Bunga yang mengaku tajir melintir padahal aslinya cuma seorang montir.

"Saya mau pamit pulang dulu Pak! Saya mau bicara dulu sama ke dua orang tua saya!" lirih Bunga sembari bangkit dari kursi yang tengah dia duduki.

"Kami sudah merestuimu Nak untuk menikah dengan Den Andra!" ujar Farid sang Ayah.

Bunga tidak menyangka tiba-tiba muncul Farid Ayahnya Bunga serta Marina sang Ibu.

"Loh kok kalian ada di sini?" Bunga kembali bungung dan terheran-heran.

Farid dan Marina menghampiri Bunga, memeluk serta mengusap air mata yang membasahi wajahnya.

"Mungkin ini takdir Nak, sebelum kejadian ini Ayah dengan den Andra sebetulnya sudah saling mengenal," ungkap sang Ayah.

Bunga mengernyitkan dahinya karena tak paham apa yang dibicarakan oleh Farid.

"Kami ini ditakdirkan untuk saling menolong, dulu Ayahmu pernah babak belur karena membantu saya menyelamatkan dari perampok yang hampir membobol mobil saya. Sekarang giliran saya yang akan menolongmu!" jelas Andra.

"Kamu pasti butuh Ayah untuk calon anak kamu itu kan? Kamu juga bercita-cita ingin membahagiakan ke dua orang tuamu bukan? Saya akan membantu mewujudkan cita-citamu itu satu persatu asalkan kamu dan ke dua orang tuamu mau bekerja sama!"

Kendati Andra sudah memaparkan secara detail namun Bunga tetap menolak karena semua itu tidak sesuai ekspektasinya.

"Tapi Pak saya belum tentu hamil karena saya belum merasakan gejala apapun di dalam tubuh saya ini!" sanggah Bunga.

Andra menarik nafas dalam-dalam lalu kembali membisikkan sebuah kata-kata pada telinga Bunga.

"Saya akan buat kamu hamil!"

Bunga menelan salivanya sendiri sembari menoleh ke arah Farid dan berganti ke arah Marina. Tampak ke dua orang tuanya itu tunduk dan sedih.

"Aku nggak tega lihat kalian, aku ingin membahagiakan kalian! Tapi ...!" gumam Bunga namun terhenti saat Andra memberikan amplop kuning berisi uang puluhan juta rupiah di atas meja.

"Ini ada sejumlah uang, semoga cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup kalian sementara! Setelah menikah nanti saya akan memberikan kalian sepuluh kali lipat dari uang yang ada di amplop tersebut asalkan kalian mengikuti apa yang saya perintah!" seru Andra pada Farid dan Marina.

Bunga beserta ke dua orang tuanya saling bertukar pandang, dengan tatapan yang mengundang banyak pertanyaan sekaligus harapan.

"Jangan banyak membantah Nak, terimalah Pak Andra sebagai calon suamimu jika kamu inginkan kami hidup bahagia!"

Bunga bangkit dari duduknya, dia peluk tubuh sang ibu yang sudah lemah karena sering sakit-sakitan beserta Farid yang kulitnya sudah sangat terlihat mengendur karena lelah bertahun-tahun harus jadi supir angkut.

"Aku akan bahagiakan kalian dengan cara apapun!" ungkap Bunga.

"Itu berarti? Ka-mu?" lirih Marina dengan terbata-bata.

"Ya Bu, aku akan terima Pak Andra sebagai calon suami aku!" jelas Bunga.

Mendengar pernyataan Bunga, Andra langsung memberi kode pada pelayan dengan menepukkan tangannya sebanyak tiga kali.

Tak lama setelah itu pelayan pun datang membawakan sejumlah ma

"Siapkan makanan yang saya pesan tadi!" perintah Andra pada pelayan restoran tersebut.

Pelayan yang sudah sangat mengenal Andra pun segera beranjak ke dapur kembali untuk mengambil makanan yang dipesan oleh Andra sebelum ke dua orang tua Bunga datang.

"BaiK Pak Andra akan kami siapkan, tunggu sebentar ya!"

Sang pelayan restoran tersebut kembali ke dapur dengan membungkukan badannya menghormati para tamu yang berkunjung ke sana.

"Anggap saja ini sebagai tanda rasa syukur awal dari jalinan hubungan keluarga kita, sebisa mungkin saya akan bahagiakan putri kalian!" Andra berusaha meyakinkan ke dua orang tua Bunga jika dia bisa dipercaya untuk menjaga putrinya tersebut.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku