Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Kringggggg .....
Alarm berbunyi dengan cepat sebuah tangan menggapai benda itu dan mematikannya, tapi bukannya bangun
gadis itu malah kembali terhanyut dalam tidurnya, sayangnya itu tidak lama belum sempat dia kembali tertidur pulas seorang wanita berumur sudah lebih dulu masuk ke kamarnya, wanita itu masih tampak anggun dengan baju kerja yang ia gunakan, wanita itu masuk lalu kemudian melempar bantal pada gadis itu, bernama Jolicia Emiroul atau dia biasa di panggil, Joli.
"Bangun, Joli. Bukankah pagi ini kau ada kelas." Seru seorang wanita dengan pakain rapi.
"Emmmhh ... Sebentar lagi, Aunty. aku masih mengantuk." Jawab gadis bernama Jolicia itu. Sambil menggeliat di dalam selimut,
"Ayo, bangun, Sayang. mau sampai kapan kau akan tidur!! cepat bersihkan dirimu lalu turun ke bawah untuk sarapan." Perintah Amy kepada keponakan tersayangnya itu.
Amy bibi kandung Joli dan adik perempuan dari Ayah kandungan Joli.
Joli kehilangan ibunya saat usia 10 tahun dan Ayah Joli menikah lagi 4 tahun kemudian dan pindah keluar kota Joli enggan tinggal bersama mereka Joli memilih hidup bersama Amy atau dia sering memanggilnya Aunty yang saat ini sudah ia anggap seperti ibu sendiri.
"Baiklah ... baiklah, aku bangun." Jawab gadis mendengus kemudian mendudukkan diri dengan mata yang masih setengah terbuka. Amy yang melihat hal itu hanya bisa menghela nafasnya melihat kelakuan gadis 19 tahun itu.
"Cepatlah bersiap, Sayang." Amy semakin cerewet, membuat Joli tidak bisa berkata apa-apa lagi selain menuruti perintah wanita itu serta bangkit dari kasur menuju ke kamar mandi
****
Seorang pemuda menjerapkan matanya sesekali menggaruk rambutnya yang cukup panjang, setelah beberapa waktu akhirnya mata pemuda itu benar-benar terbuka. sesaat ia bingung saat menatap keadaan di sekitarnya.
Asing, itulah yang dia rasakan sekarang. Beberapa detik berlalu dia tersadar kalau saat ini dia berada di kamar barunya sekarang. setelah kemarin dia baru saja resmi pindah bersama ibunya untuk tinggal bersama kakeknya di kota kecil ini. Dengan rasa malas pemuda bernama Elliot itu bangun dan bersiap untuk membersihkan dirinya setelah bersiap dia langsung menuju ke bawah untuk sarapan.
"Hai, Elliot. kau sudah bersiap rupanya." ucap seorang pria lansia yang sedang asik dengan koran hariannya
"Iya, Kek. " jawab pemuda itu seadanya
"Cepat makan sarapanmu, Sayang." ucap Fetricia pada putranya,
Elliot hanya diam sambil memakan sarapan yang barusan Ibunya buatkan dan seperti biasa dia bukanlah orang yan banyak bicara bahkan pada keluarganya sekalipun.
"Hai, Tricia. Apakah cucuku ini memang pendiam seperti ini." Tanya pria tua itu.
"Biarkan dia, Ayah. Dia memang seperti itu." Jawab Tricia sambil berlalu dan mengusap pucuk kepala Elliot.
Setelah menyelesaikan sarapan, Elliot bergegas untuk menuju ke kampus barunya, harapan pemuda itu hanyalah sebuah kehidupan baru yang lebih baik dan normal.
"Kau mau pergi sekarang, Nak?" Tanya Ed yang sedang duduk di teras rumahm
"Iya, aku pergi dulu." ucap Elliot berlalu, lagi-lagi sikap Elliot membuat Ed heran.
Di sisi lain ...
Joli meraih tasnya asal dan dengan cepat memakai sepatunya lalu berlari keluarga rumah
"Aunty Aku pergi dulu." ucap gadis itu cuek berlalu begitu saja membuat wanita itu hanya bisa menghela napas saja
Joli berjalan cepat melalui komplek perumahan tempat ia tinggal.
"Hai, kakek Ed," sapa gadis itu.
"Hai, Joli Sayang, apa kau akan ke kampus." tanya pria tua itu yang hanya di balas anggukan dan lambaian tangan
"Siapa dia Ayah, sikapnya kurang sopan." ucap Fetricia pada ayahnya
"Jangan berbicara seperti itu Tricia kau tidak mengenalnya dia gadis yang baik hanya saja memang sidikit acuh." ucap Ed sambil tertawa
"Benarkah? " Jawab Fetricia.
"Tentu saja benar, aku mengenalnya sejak lama ... " sahut Ed.
***
Elliot menghirup nafasnya dalam sesaat sebelum melangkahkan kakinya masuk ke Universitas tempat dia akan melanjutkan pendidikannya.
Elliot berjalan cepat karena pria itu tidak terlalu suka keramaian serta tatapan tajam orang-orang.
Beberapa gadis melirik Elliot nakal seakan mencari perhatian pria itu. Namun, Elliot tidak perduli karena dia tidak suka interaksi dengan orang asing.
Dari arah berlawanan Joli berlari kecil menuju kelas ... sambil membawa segelas kopi yang ia beli di jalan. Dua orang yang tidak fokus itu akhirnya bertabrakan.
"Owhh, shit. Apa kau tidak punya mata!!" Bentak joli, kini kopi yang baru saja ia beli malah tertumpah habis mengenai kemeja dan jeans yang ia kenakan.
"M-maaf aku tidak sengaja." ucap Elliot dengan gugup dan tertunduk.
Sial, baru saja dia ingin memulai kehidupan baru tapi masalah sudah menghampirinya lebih dulu.
"Angkat wajahmu jika sedang di ajak bicara, Bro." Sahut gadis itu dingin. Mendengar itu membuat Elliot langsung mengangkat wajahnya untuk menatap wajah gadis itu sesaat pandangan mereka bertemu sejenak sebelum Elliot akhirnya menunduk kembali.
"A-aku ..."
"Pergilah," dengus Joli. Elliot yang mendengar hal itu langsung pergi meninggalkan tempat itu.
"Ohh, shit. Aku sedang terburu-buru dan malah jadi seperti ini." Sepanjang perjalanan menuju kamar mandi Joli hanya bisa menggerutu dan mengumpat atas kesialan pagi ini.
Setelah selesai membersihkan pakainnya, Joli keluar untuk segera menuju kelas.
"Kau melepaskannya begitu saja Joli?"
Tanya seorang pria yang ternyata sedang menunggu gadis itu. Joli tidak menjawab ia hanya melewati Dean dengan wajah yang menunjukkan jika dia tidak pernah tertarik dengan apa yang pria itu katakan.