Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Dendam Bunga Desa

Dendam Bunga Desa

Mimah Muzammil

5.0
Komentar
336
Penayangan
3
Bab

Maaf kami tidak bisa melanjutkan acara pernikahan ini." Lemas dan luluh bagai tak berbentuk begitu mendengar hal itu seluruh keluarga kartini bagai tersambar petir di siang bolong. Laki-laki tua yang sedang duduk hanya menunduk lesu membendung air mata yang hampir menganak sungai. Berita itu sungguh sangat mengejutkan apalagi terucap dari mulut seorang calon besan dulunya setelah kalimat itu meluncur keluar tidak ada lagi harapan.

Bab 1 Pembatalan

#Dendam_Bunga_Desa

Bab 1

Pembatalan

" Maaf kami tidak bisa melanjutkan acara pernikahan ini."

Lemas dan luluh bagai tak berbentuk begitu mendengar hal itu seluruh keluarga kartini bagai tersambar petir di siang bolong. Laki-laki tua yang sedang duduk hanya menunduk lesu membendung air mata yang hampir menganak sungai. Berita itu sungguh sangat mengejutkan apalagi terucap dari mulut seorang calon besan dulunya setelah kalimat itu meluncur keluar tidak ada lagi harapan.

"Tapi apakah sebaiknya dicari dulu akar permasalahannya." Dia berusaha tegar membela diri juga percuma karena pasti mereka juga tidak bakal percaya.

Rumah itu perlahan menjadi sunyi suara riuh para tetangga yang menyiapkan semuanya perlahan menghilang.

Siang itu ketika semuanya bekerja keras menyiapkan acara pernikahan untuk Kartini

Seorang gadis bunga Desa yang sangat terkenal kecantikannya. Hal itu membuat seorang pemuda anak juragan tanah tertarik meminangnya. Memang mereka juga sudah pernah menjadi teman waktu kecil sebelum anak juragan tanah itu pergi ke kota untuk belajar.

Sebuah mobil mewah yang jarang dimiliki oleh siapapun di desa terparkir di halaman depan sebuah rumah sederhana milik keluarga Kartini.

Hal itu mengejutkan semua penghuni rumah karena acaranya masih dia hari lagi tapi mengapa mereka sudah datang.

Kartini meremas seprai tempat dia duduk sekarang di memang berada di kamar tapi bisa mendengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan.

Teryata benar mereka percaya dengan hasutan orang lain bahwa Kartini berselingkuh dengan Laki-laki lain padahal hari itu ada seorang laki-laki yang memaksa Kartini untuk mengantarkanya pulang ke rumah tak disangka itu menjadi penyebab terjadinya hal yang tak terduga. Malu, sedih campur Marah bergejolak di dalam diri Kartini.

Orang tuanya memohon agar mereka tidak membatalkan pernikahan dengan putra mereka bukan karena mereka kaya karena terlanjur semua tahu kalau Kartini akan menikah dengan Pandu putra mereka. Membatalkan pernikahan akan menjadi Aib dan mempermalukan Keluarga Kartini.

"Sabar, Nduk ini memang ujian."

Wanita paruh baya mengelus punggung Kartini yang kini mulai terisak. Bukan bukan karena kegagalan pernikahan dengan Pandu tapi sikap Ayahnya yang rela merendahkan harga dirinya agar mereka tidak membatalkan rencana itulah yang membuat Kartini terluka. Dia ingat bagaimana mereka dulu mengemis ingin menjadikan Kartini menantu ya.

Mereka bahkan menjanjikan akan memberikan mahar yang fantastis. Namun bukan ini pertimbangan orang tua Kartini. Mereka menyerahkan semuanya kepada Kartini.

" Nduk apa kamu mau menerima lamaran, Pandu? "

Ucap wanita paruh baya kepada Kartini. Wanita itu sangat bijak, dia tidak mau kalau Kartini menikah dengan Dasar Paksaan. Dia ingin anak perempuan satu- satunya yang dia miliki bisa bahagia dengan pilihannya.

"Kartini akan memikirkan dulu, Mbok."

Kartini tau kalau dia tidak bisa menolak karena orang kaya seperti mereka pasti melakukan segala cara agar keluarganya tidak bisa menolak.

Mereka telah mengumumkan akan menikahkan putra mereka dengan Kartini. Hal ini membuat pemuda desa yang lain yang juga menaruh hati kepada Kartini harus rela memendam keinginan mereka untuk dapat mempersunting Kartini karena keluarga itu sangat berpengaruh dan kaya.

"Nduk, sepertinya mereka sudah mengumumkan akan menikahkan anaknya denganmu sepertinya kita tidak bisa mengelak lagi."

"Baik, Mbok Kartini mau menerimanya sejauh ini Kartini juga belum mendengar kabar buruk tentang Pandu."

"Tapi, Nduk anak mereka yang bernama Pandu lama nggak disini, Nduk jadi orang-orang belum mengenal dia dengan baik, Si Mbok takut kalau dia punya perangai tidak bagus kalau jadi suamimu."

Wanita paruh baya itu menatap Kartini dengan dalam. Anak yang dilahirkannya 19 tahun yang lalu telah menjelma menjadi gadis yang sangat cantik. Dia mempunyai kulit putih bersih dan rambut hitam panjang bergelombang yang indah. Bentuk tubuhnyapun sempurna. Tidak heran sekuat apapun Kartini menutupinya ketika keluar rumah pasti ada saja laki-laki yang mencuri pandang kepadanya.

Kartini juga symbol wanita yang sholehah dia tidak pernah absen mengikuti kajian kitab yang diadakan di surau setiap sore. Selain haus ilmu pengetahuan Kartini juga menyadari bahwa hidup itu tidak abadi. Ada sebuah tempat yang lebih abadi daripada sekedar dunia yang fana.

Kartini tidak pernah keluar pada malam hari selain menjaga dirinya juga menjaga diri dari fitnah tetangga yang melihatnya. Bisa saja ada yang mencurigainya menggoda suami mereka padahal kemanapun Kartini selalu menundukkan pandangan.

Hanya ada satu impian Kartini yaitu memiliki imam yang baik, laki-laki yang membimbingnya dunia akhirat. Sebagai gadis desa yang lugu dia tidak mau kalau dia mendapatkan laki-laki yang suka main tangan apalagi menyentuh barang barang haram.

Kartini mengerjapkan matanya yang indah dan lentik.

"Si Mbok berdoa saja semoga memang dia adalah jodoh yang terbaik buat Kartini. Yang akan menjadi imam yang baik bagi Kartini."

Kartini berusaha menenangkan ibunya. Dia sendiri sebenarnya dilanda ketakutan yang sama dengan ibunya tapi kembali lagi dia berpikir kalau mungkin saja ini adalah jalan yang dipilih Allah SWT yang harus dia lalui tidak ada seorangpun yang bisa menentang apa yang digariskan.

Kartini memeluk si Mboknya dengan erat berusaha membuatnya tegar juga mengisi keraguan dalam dirinya. Dia hanya memikirkan hal-hal yang baik.

Tidak butuh waktu lama semenjak mereka mengumumkan bahwa mereka akan menikahkan putra mereka dengan Kartini. Prosesi lamaranpun digelar.

Semua tidak sabar melihat bagaimana mereka akan menikah. Apalagi Kartini terkenal dengan kecantikan dan budi pekerti yang baik.

Kembali ke ruang tamu sebuah keluarga memohon agar mereka tidak membatalkan pernikahan yang akan secepatnya di gelar. Kartini mendengar tangis si Mbok dan juga suara Ayahnya yang meminta mereka memikirkan lagi baik-baik.

"Saya tidak sudi menikahkan anak saya dengan perempuan tidak bener seperti anak Anda."

Suara lantang Ayah Pandu menggelegar mengisi sebuah ruang tamu kecil itu. Suara isak si Mbok juga terdengar jelas di telinga Kartini. Dia juga ikut terisak harga dirinya seperti ikut tercabik-cabik mereka tidak seharusnya mengemis simpati seperti itu. Biarlah mereka bisa seenaknya sendiri membatalkan pernikahan. Ayah Kartini telah menabung bertahun-tahun untuk mewujudkan impian mereka melihat anak perempuan mereka bersanding di pelaminam. Mereka hanya ingin melihat Kartini bahagia dan menggendong cucu yang sangat lucu.

Undangan telah disebar. Bahkan Hidangan untuk jamuan pernikahan sudah mulai dipersiapkan. Kue kue tradisional sudah mulai dibuat. Apa kata orang kalau tiba-tiba saja pernikahan itu dibatalkan. Mereka pasti akan. Menggunjing keluarga Kartini. Mereka pasti menganggap. Kartini keluarga yang tidak tau malu. Gila harta dan Gila kehormatan.

Kartini berhenti menagis dia mengepalkan tangannya. Air matanya sudah kering membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

"Tunggu saja aku pasti akan membuktikan semuanya."

Bersambung...

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku