Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Psikopat & Gadis Desa

Psikopat & Gadis Desa

Author_Mars

5.0
Komentar
1.3K
Penayangan
72
Bab

Christian Kim, seorang tuan muda tampan dan kejam dari keluarga kaya, selalu mendapatkan apa yang diinginkannya, termasuk Moon, gadis desa yang dipaksanya melayani dengan ancaman. Kebencian Moon terhadap Christian memuncak setelah kematian neneknya, mendorongnya untuk merencanakan pembalasan dendam dengan menikam pria itu. Namun, kebencian Moon mulai goyah saat Christian berusaha keras memenangkan hatinya.Ternyata, Moon yang diadopsi dan dibesarkan oleh nenek desa itu memiliki hubungan rahasia dengan keluarga besar Kim, sebuah fakta yang menjadi tamparan besar bagi Christian. Apa yang akan terjadi pada Christian dan Moon yang telah tumbuh benih cinta di antara mereka? Akankah hubungan rahasia yang terungkap merusak atau memperkuat perasaan mereka?

Bab 1 Pertemuan Pertama

Sebuah desa yang terletak di tengah pegunungan hijau dengan udara segar dan pemandangan yang memukau, penuh dengan kehangatan dan keramahan. Penduduknya saling mengenal dengan baik, menciptakan ikatan kekeluargaan yang erat.

Mereka menjalani kehidupan yang sederhana, bercocok tanam, dan berdagang di pasar kecil di pusat desa. Di sinilah Moon, seorang gadis muda yang dikenal karena kecantikannya yang alami dan sifatnya yang ceria, hidup bersama neneknya. Moon, dengan rambut panjangnya yang berkibar terkena angin, mengayuh sepeda dengan penuh semangat menuju pasar desa. Senyumnya yang manis dengan lesung pipi yang menghiasi wajah bulatnya membuatnya selalu terlihat ceria.

Setibanya di pasar, dia berhenti di depan kios sayuran milik seorang wanita paruh baya. "Bibi, sayur yang aku pesan, apakah sudah tersedia?" tanya Moon dengan senyum ramah.

Wanita paruh baya itu, yang sudah mengenal Moon sejak kecil, tersenyum kembali. "Moon, Bibi sudah simpan untukmu," katanya sambil mengeluarkan beberapa sayuran segar dari bawah meja.

"Terima kasih!" ucap Moon dengan senyum.

"Nenekmu sangat suka makan sayur, tentu saja Bibi harus menyediakan lebih untuknya," tambah wanita itu dengan ramah, menunjukkan betapa eratnya hubungan mereka.

Namun, suasana yang damai itu tiba-tiba pecah ketika terdengar teriakan panik dari seorang pria muda bernama Ekin. Dia berlari ke arah mereka, wajahnya penuh kecemasan."Gawat! Gawat!" teriak Ekin, napasnya tersengal-sengal.

Semua orang di pasar berhenti sejenak, menoleh ke arahnya dengan rasa penasaran dan khawatir.

"Ekin, ada apa denganmu? Apa terjadi sesuatu?" tanya salah satu warga yang berdiri dekat dengan Moon.

Ekin berusaha mengatur napasnya sebelum menjawab, "Baru dapat informasi, besok mereka akan datang lagi untuk mengusir kita. Kali ini yang datang adalah pengurusnya, mereka bersama beberapa anak buahnya. Kalau kita menolak, mereka akan melakukan penggusuran paksa."

Salah satu warga yang lebih tua mengangguk dengan cemas, "Mereka selalu saja datang berusaha untuk mengusir kita," katanya, suaranya penuh kekhawatiran.

Seorang pria lain yang berdiri di sebelahnya, dengan nada tegas berkata, "Tetap saja seperti biasa, kita pertahankan tempat tinggal kita. Bagaimanapun, kita tidak akan pergi meninggalkan tempat ini." Suaranya penuh keyakinan dan tekad, menginspirasi warga lainnya untuk bersiap menghadapi ancaman yang akan datang.

Moon yang mendengar semua ini, merasakan hatinya menjadi berat. Desa ini adalah rumahnya, tempat dia tumbuh dan mengenal banyak orang yang sudah dianggap sebagai keluarganya.

"Kalau nenek tahu pasti sedih lagi, Apakah tidak ada cara lain untuk menghentikan semua ini," batin Moon.

Keesokan hariny, pada pukul 06.00

Moon mendatangi tepi pantai dan menghirup udara yang segar,ia kemudian berjongkok memainkan pasir di posisi tempat dua berdiri. Moon merasakan butiran pasir yang dingin dan lembut di antara jari-jarinya. Suara ombak yang berderai menambah ketenangan di pagi yang sejuk itu.

Di kejauhan, seorang pria tampan dan berpenampilan rapi berdiri memandang laut. Dari pakaiannya yang elegan dan sikapnya yang penuh percaya diri, jelas ia bukan berasal dari desa kecil ini, melainkan dari kota besar. Saat pria itu berbalik untuk pergi, matanya tertumbuk pada sosok Moon yang sedang asyik bermain pasir. Dia terdiam sejenak, terpikat oleh pemandangan gadis muda yang tampak begitu bebas dan damai. Tanpa disadari, sebuah senyum tipis tersungging di bibirnya. Dengan gerakan cepat, dia mengeluarkan ponselnya dan diam-diam mengambil foto Moon.

"Tuan muda, semuanya sudah siap. Mereka akan segera merobohkan semua bangunan di desa ini," suara seorang pria, yang ternyata adalah sekretarisnya, membuyarkan perhatian pria tersebut.

"Selesaikan hari ini juga, aku tidak suka membuang waktu!" perintahnya dengan nada tegas, wajahnya yang tadi tersenyum manis berubah menjadi serius. Namun, saat ia mulai melangkah pergi, pandangannya kembali tertuju pada Moon. Sebuah senyuman kecil muncul di wajahnya sebelum ia benar-benar meninggalkan tempat itu.

Dua alat berat berdiri gagah di pinggiran desa, siap meratakan setiap bangunan yang ada. Para warga, dari yang tua hingga yang muda, berkumpul dengan tekad bulat untuk melawan para pekerja dan petugas yang dikirim dari kota.

Di tengah kerumunan itu, pria tampan yang menjadi mewakili perusahaan berdiri dengan angkuhnya, mewakili kepentingan korporat yang ingin mengambil alih lahan mereka.

Pagi itu, suasana di desa penuh dengan ketegangan. Para warga, yang sangat mencintai tanah mereka, berusaha mati-matian menghentikan rencana penghancuran. Mereka berteriak-teriak, berharap suara mereka didengar. "Walau kami mati, kami tidak akan pergi dari sini!" seorang warga berseru lantang, suaranya penuh dengan emosi dan keteguhan.

"Aku adalah pengurus Kim, ingin mengatakan, Sayang sekali, tempat ini bukan hak kalian lagi. Selagi kalian bekerja sama, pihak perusahaan akan memberikan kompensasi. Kalian bisa pindah ke mana saja yang kalian suka," ucapnya, seolah masalah ini hanyalah urusan bisnis biasa.

Seorang kakek tua, yang telah hidup di desa itu hampir sepanjang hidupnya, melangkah maju dengan wajah penuh amarah. "Kenapa kalian suka sekali menindas warga kecil seperti kami? Usiaku sudah 75 tahun. Sejak usia 10 tahun aku sudah tinggal di desa ini. Sampai matipun aku tidak akan pergi," katanya dengan suara yang bergetar, namun tegas.

Pengurus Kim yang dikenal kejam dan tidak berperasaan hanya tersenyum sinis. "Itu urusanmu, Pak Tua. Aku masih berbaik hati menawarkan uang kompensasi. Lebih baik terima uangnya dan pergi. Kalau kalian tetap melawan, kalian tidak akan mendapatkan apa-apa," ucapnya dengan nada mengancam.

"Kami akan menuntutmu!" teriak seorang warga lain, berusaha menunjukkan keberanian mereka meskipun jelas-jelas kalah kekuatan.

"Lakukan saja! Aku akan menggunakan sepuluh pengacara untuk mengurus masalah ini. Sedangkan kalian, apa yang bisa kalian lakukan untuk melawan kami?" jawab pengurus Kim dengan senyum angkuh, seolah kemenangan sudah di tangannya.

Merasa terhina, kakek itu maju dengan tangan terangkat, siap melayangkan pukulan ke wajah pria tersebut. Namun, aksinya langsung dihentikan oleh pengurus Kim, yang dengan cepat menangkap tangannya dan mendorongnya hingga kakek itu tersungkur ke tanah.

"Kakek!" teriak warga lain yang ingin segera bergegas menolongnya, panik melihat kakek itu terjatuh.

Pengurus Kim mengibaskan tangannya, seolah ingin menghilangkan kotoran yang menempel, lalu mengeluarkan saputangan dari sakunya. "Tidak tahu diri," ucapnya dingin sambil mengelap tangannya, menambah rasa amarah dan frustasi warga yang merasa dihina. Mereka hanya bisa menggertakkan gigi, menahan marah yang membara dalam hati.

Moon, yang baru tiba di lokasi, menyaksikan kejadian itu dengan mata kepala sendiri. Tanpa berpikir panjang, ia berlari mendekati pengurus Kim. Tanpa ragu, tangannya melayang dan menampar keras wajah pria kota itu, "Plak!"

Tamparan itu menggema di udara, membuat semua orang terdiam sejenak. Wajah pria itu memerah karena tamparan tersebut. Dia menatap Moon dengan tatapan tajam, tetapi alih-alih marah, dia justru tersenyum-sebuah senyum yang berbahaya dan penuh teka-teki.

Keduanya saling memandang dengan intens, seolah-olah ada pertempuran diam-diam yang terjadi di antara mereka.

"Berani sekali menindas seorang kakek yang sudah tua. Apakah kamu tidak tahu malu?" ujar Moon dengan suara penuh kemarahan dan keberanian, menantang pria di depannya yang memiliki kekuasaan besar.

Anak buah Pengurus Kim, yang tampak siap untuk melindungi bos mereka, segera bergerak maju, tetapi dihentikan oleh isyarat tangan dari bos mereka. Pengurus itu mengangkat tangannya, menghentikan mereka dengan satu gerakan. Dengan tatapan tajam dan senyuman yang samar, dia menatap Moon, terpesona oleh keberaniannya. "Menarik!" gumamnya pelan, cukup keras untuk didengar oleh Moon dan beberapa orang di sekitarnya.

Situasi semakin tegang, dan semua orang menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Apakah Pengurus Kim yang kejam ini akan membalas tindakan Moon? Atau adakah sesuatu yang lebih dari sekadar perselisihan ini? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Author_Mars

Selebihnya

Buku serupa

Pemuas Nafsu Keponakan

Pemuas Nafsu Keponakan

Romantis

5.0

Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Psikopat & Gadis Desa
1

Bab 1 Pertemuan Pertama

22/08/2024

2

Bab 2 Permintaan Christian

22/08/2024

3

Bab 3 Moon Dibawa

22/08/2024

4

Bab 4 Niat Christian Terhadap Moon

22/08/2024

5

Bab 5 Christian Memaksa Moon Melayaninya

22/08/2024

6

Bab 6 Kesucian Yang Direnggut

22/08/2024

7

Bab 7 Pengusiran Warga Desa

22/08/2024

8

Bab 8 Moon Menikam Christian

22/08/2024

9

Bab 9 Christian Terluka, Moon Ditahan

22/08/2024

10

Bab 10 Emosi Christian Terhadap Calvin

22/08/2024

11

Bab 11 Emosi Christian Di hadapan Victor

22/08/2024

12

Bab 12 Ancaman Christian

22/08/2024

13

Bab 13 Dendam Calvin

22/08/2024

14

Bab 14 Moon Diculik

22/08/2024

15

Bab 15 Calvin Berniat Jahat

22/08/2024

16

Bab 16 Moon Diselamatkan Christian

22/08/2024

17

Bab 17 Moon Diselamatkan

22/08/2024

18

Bab 18 Terobsesi atau Menyukai Moon

22/08/2024

19

Bab 19 Christian Yang Membantah Ayahnya

22/08/2024

20

Bab 20 Christian Yang Cemburu

22/08/2024

21

Bab 21 Senyuman Licik Christian

22/08/2024

22

Bab 22 Ancaman Christian Pada Moon

22/08/2024

23

Bab 23 Ciuman Paksa

22/08/2024

24

Bab 24 Christian Menginginkan Tubuh Gadis itu

22/08/2024

25

Bab 25 Terpaksa Melayani Christian

13/09/2024

26

Bab 26 Ciuman Christian

14/09/2024

27

Bab 27 Mencari Asal Usul Gelang

15/09/2024

28

Bab 28 Victor Mendatangi Apartemen Christian

16/09/2024

29

Bab 29 Moon Yang Kecewa

17/09/2024

30

Bab 30 Pelaku Ditahan

18/09/2024

31

Bab 31 Siksaan

19/09/2024

32

Bab 32 Victor Mengenal Gelang Moon

20/09/2024

33

Bab 33 Victor Mencurigai Moon

21/09/2024

34

Bab 34 Latar Belakang Moon

22/09/2024

35

Bab 35 Christian Cemburu

23/09/2024

36

Bab 36 Mencintai Atau Terobsesi

24/09/2024

37

Bab 37 Moon Yang Kecewa

25/09/2024

38

Bab 38 Mengincar Moon

26/09/2024

39

Bab 39 Christian Terluka

27/09/2024

40

Bab 40 Melamar

28/09/2024