Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Sang Pemuas
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Sang Majikan
"Dasar anak bodoh!" bentak ibunya Sarah terhadap Sarah yang sudah melayangkan sebuah pukulan ke sekujur tubuhnya Sarah.
Sarah hanya bisa menangis dan memohon minta ampun pada ibunya.
"Ampun Bu ... ampuni aku, aku tidak melakukannya, Bu," ucap Sarah memohon ampun pada ibunya.
Namun ibunya masih terus menghajar dan memukuli Sarah. Sementara adiknya yang bernama Sisi tersenyum penuh kemenangan dan ia meminta ibunya agar tidak menghentikan menghajar Sarah.
"Terus Bu, hajar saja dia. Dia memang tidak pernah tahu di untung, Bu," ucap Sisi.
Ibunya masih terus menghajar Sarah hingga tubuhnya penuh dengan luka dan lebam.
"Ampun Bu ... Sarah mohon, jangan hajar Sarah lagi, Bu. Aku berjanji tidak akan pernah lagi berbicara dengan Alby, Bu. Dan aku janji tidak akan pulang lagi bersama dengan Alby, Bu," rintih Sarah meminta ampun.
"Baiklah, aku akan menghentikan untuk memukuli dirimu. Mulai detik ini dan sampai kapanpun kamu harus menjauhi Alby. Karena Alby itu milik adik kamu!"
"Iya Bu," jawab Sarah sambil menangis sesenggukan dan menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.
"Rasain kamu!" kata Sisi pada Sarah.
Setelah itu ibunya mengajak Sisi untuk meninggalkan Sarah sendiri di dalam gudang.
Sarah hanya bisa menangis, dan ia menyesali kesalahannya. Lantaran sudah seharusnya ia menghindari Alby. Pemuda tampan anak seorang pengusaha sukses di daerah tempat tinggal Sarah.
Sarah dan Alby sendiri sudah beteman dan mereka berdua merupakan teman dekat saat mereka masih duduk di bangku sekolah dasar sampai bangku sekolah SMA.
Alby sendiri merupakan seorang pemuda yang baik, bahkan dia juga menaruh rasa suka terhadap Sarah. Namun Sarah tidak menyukai Alby lantaran adiknya yang bernama Sisi juga menyukai Alby. Sarah lebih memilih menghindar dari Alby. Namun Alby terus mencoba untuk mendekati dirinya dan tidak perduli dengan Sisi walaupun Sisi menyukai dirinya.
Sarah masih ingat kejadian tadi sore dimana Alby yang tiba-tiba datang menawari dirinya boncengan dengan menggunakan motor ninja sportnya.
Alby yang tiba-tiba datang, ia langsung menghentikan langkahnya.
"Ayo kuantar kamu pulang," kata Alby menawari Sarah dan akan mengantarkan Sarah pulang ke rumahnya.
"Tidak Alby. Aku tidak mau terkena masalah di rumah saat kamu mengantarkan aku pulang. Kamu tahu sendiri kedua orang tuaku seperti apa jika aku harus diantar kamu, apalagi mereka tidak mengijinkan aku untuk dekat dengan kamu," tolak Sarah pada Alby.
"Masa bodoh dengan adik kamu, aku tidak pernah menyukai adik kamu. Bahkan aku sendiri tidak perduli dengan orang tua kamu. Karena aku menyukai dirimu Sarah," ucap Alby sambil turun dari motornya.
Ia langsung memegang tangan Sarah.
Sarah menepis tangannya Alby.
"Cukup Alby. Aku tidak mau menambah masalah, aku tidak menyukai dirimu, aku hanya menganggap dirimu hanya sebagai sahabat, tidak lebih dari itu, Alby," ucap Sarah pada Alby.
Alby kemudian menghelang nafasnya.
"Terserah apa katamu, Sarah. Tapi yang pasti aku menganggap dirimu sebagai pacarku. Aku mencintaimu, Sarah," kata Alby bersikeras.
"Terserah apa katamu," ucap Sarah cuek.
Ia kemudian melanjutkan langkahnya dan tidak memperdulikan Alby.
"Sarah tunggu!" seru Alby yang kemudian menaiki motornya kembali dan mengejar Sarah yang berjalan terus nyerutu tanpa memperdulikan Alby.
Alby mengejar Sarah dengan motornya.
"Sarah, sampai kapan kamu akan menghindar dariku dan terus menggantung perasaanku seperti ini?" tanya Alby menunggu kepastian dari Sarah.
Namun Sarah hanya diam saja, ia tidak memperdulikan Alby.
Alby yang sangat keras kepala itu langsung mempercepat motornya dan menghentikan motornya itu tepat dihadapannya Sarah.
Sarah pun langsung menghentikan langkahnya, ia menggeleng nafasnya dan memutar bola matanya.
Sarah yang tidak perduli, ia kembali melanjutkan langkahnya. Namu Alby langsung menarik tangan Sarah, dan ia kemudian memojokkan Sarah di dekat pohon besar.
"Tatap mataku Sarah, lihatlah, di mataku hanya terlihat dirimu saja, aku hanya ingin menunggu kepastian darimu," ucap Alby pada Sarah.
Ia kemudian menatap kornea mata gadis cantik yang berwarna kecoklatan itu.
Sarah memang gadis yang sangat cantik dengan berkulit putih dan berwarna coklat, ia sendiri mewarisi kecantikan dari ibunya. Namun ibunya selalu berlaku kasar terhadap dirinya dan menganggap Sarah anak membawa sial bagi keluarganya.