Nia 36Thn memiliki badan yang sexy,payudara besar,dan Nita anaknya 17thn gadis SMA yang memiliki payudara besar sama sama membuat pria yang tinggal di kost mereka terpesona tetapi Andi,lelaki yang selalu mendapatkan kenikmatan dari ibu dan anak setiap harinya yang selalu beruntung dari semua penghuni kost dan jatuh cinta pada mereka
Saat aku menyelesaikan masa sekolah, akhirnya aku merantau keluar kota. Kedua orang tuaku telah tiada akibat kecelakaan tahun baru yang tragis.
Aku harus bisa membuat ibu dan ayah bangga di sana, di alam sana, dengan keadaanku yang sekarang. Akhirnya, aku pamit kepada paman dan bibiku untuk merantau.
"Bibi dan paman, Andi pergi merantau dulu demi membuat ibu, ayah, paman, dan bibi bangga dengan keberhasilan Andi suatu saat nanti. Andi janji bakal pulang dengan hasil yang bagus nantinya," ucapku dengan suara bergetar, menahan air mata yang hampir tumpah.
Bibi memelukku erat, air matanya membasahi pipiku. "Hati-hati di jalan, Nak. Ini bekal kamu untuk di perjalanan dan sedikit uang buat kamu di sana. Jaga diri baik-baik ya, Nak. Kami sayang sama kamu."
"Baik, Bibi. Andi pergi dulu ya," jawabku, mencium tangan Bibi.
Paman menepuk pundakku. "Titip salam paman ya ke bos kamu kalau kamu sudah diterima kerja. Bilang terima kasih sudah menerima kamu kerja di sana ya."
"Baik, Paman. Akan Andi sampaikan pesan Paman," jawabku, mengangguk mantap.
Dengan ransel di punggung dan tekad membara di dada, aku melangkah meninggalkan rumah paman dan bibi.
Bus kota yang akan membawaku ke kota impian sudah menunggu di halte. Di dalam bus, aku duduk di dekat jendela, memandangi pemandangan yang lewat dengan tatapan kosong. Kenangan bersama orang tua dan kehangatan keluarga paman dan bibi masih terasa begitu dekat.
Perjalanan panjang ini memberiku waktu untuk merenung. Aku memikirkan kembali masa-masa indah bersama orang tua, nasihat-nasihat bijak yang mereka berikan, dan impian-impian yang kami rajut bersama. Kini, aku sendirian, tetapi aku tidak akan menyerah. Aku akan berjuang sekuat tenaga untuk mewujudkan impian kami.
Sesampainya di kota tujuan, aku langsung mencari tempat tinggal sementara. Sebuah kos-kosan sederhana dengan harga terjangkau menjadi pilihan pertamaku.
Mencari rumah kos yang nyaman untuk tempat tinggal dan mencari pekerjaan di kota.
Andi menarik napas dalam-dalam. Udara kota terasa pengap dan berbeda dari udara segar pegunungan.
Setelah berputar-putar selama hampir satu jam, Andi menemukan sebuah gang keci,Di ujung gang, terdapat rumah kos berlantai dua dengan cat berwarna kuning cerah.
Andi mengetuk pintu gerbang dan seorang wanita sexy keluar dengan baju sexy payudara besar dengan senyum ramah membukakan pintu.
"Selamat siang, Nak. Cari kos ya?" tanya wanita itu.
"Iya, Bu. Saya lihat ada kamar kosong di sini," jawab Andi.
"Oh, mari masuk. Saya Bu Nia, pemilik kos ini," Andi mengikuti Bu Nia masuk ke dalam rumah.
Halaman belakang rumah kos itu cukup luas, dengan beberapa tanaman hias yang tertata rapi. Di sudut halaman, terdapat sebuah ayunan kayu yang terlihat nyaman.
"Ini masih ada satu kamar kosong di lantai dua. Mari saya antar," kata Bu Nia.
Mereka menaiki tangga menuju lantai dua. Kamar yang ditunjukkan Bu Nia cukup luas dan bersih, dengan jendela yang menghadap ke halaman belakang.
Ada tempat tidur, meja belajar, dan lemari pakaian di dalamnya. Andi merasa kamar itu cukup nyaman untuk ditinggali.
"Berapa harga sewanya, Bu?" tanya Andi.
"Lima ratus ribu rupiah per bulan, Nak. Sudah termasuk listrik dan air," jawab Bu Nia.
Andi mengangguk.
Harga itu cukup terjangkau untuk kantongku sepertinya saat ini.
"Saya ambil kamar ini, Bu," kata Andi.
"Baiklah, Nak. Mari kita urus administrasinya di bawah," kata Bu Nia.
Ia merasa lega akhirnya menemukan tempat tinggal di kota ini.
Saat sedang merapikan barang-barangnya, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk. Andi membuka pintu dan melihat seorang gadis muda berdiri di depannya.
Gadis itu memiliki rambut panjang bergelombang dan mata yang indah. Ia mengenakan pakaian yang cukup ketat, menonjolkan lekuk tubuhnya.
"Hai, aku Nita. Aku anak pemilik kost di sini," kata gadis itu dengan senyum manis.
"Hai, aku Andi. Aku anak baru di sini," jawab Andi.
"Salam kenal ya. Kalau butuh bantuan, jangan sungkan tanya aku," kata Nita.
"Terima kasih," kata Andi.
Nita mengangguk dan berlalu pergi. Andi menutup pintu kamarnya dan duduk di tempat tidur.
Ia merasa sedikit terkejut dengan penampilan Nita yang seksi. Namun, ia berusaha untuk tidak terlalu memikirkannya.
Keesokan harinya, aku mulai menyusuri jalanan kota, mencari lowongan pekerjaan. Aku masuk ke setiap toko, restoran, dan kantor yang kulihat, berharap ada kesempatan untukku. Namun, kenyataan tidak seindah harapan. Banyak tempat yang menolakku karena aku belum memiliki pengalaman kerja.
Aku tidak putus asa. Aku terus mencari, dari pagi hingga sore, dari satu tempat ke tempat lain. Hingga akhirnya, aku menemukan sebuah restoran kecil yang membutuhkan tenaga kerja tambahan. Pemilik restoran, seorang wanita paruh baya yang baik hati, memberiku kesempatan untuk bekerja sebagai pelayan.
Meskipun gaji yang kudapatkan tidak besar, aku bersyukur bisa memiliki pekerjaan. Aku bekerja keras, melayani setiap pelanggan dengan ramah dan cekatan. Aku ingin menunjukkan kepada pemilik restoran bahwa aku layak mendapatkan pekerjaan ini.
Setelah beberapa bulan bekerja, aku mulai beradaptasi dengan kehidupan di kota. Aku memiliki teman-teman baru, sesama perantau yang memiliki impian yang sama denganku. Kami saling mendukung dan menyemangati, berbagi suka dan duka.
Suatu hari, aku mendapat kabar dari paman bahwa ada lowongan pekerjaan di sebuah perusahaan besar di kota ini. Aku segera mengirimkan lamaran dan mengikuti tes wawancara. Dengan pengalaman kerja yang kumiliki dan semangat yang membara, aku berhasil diterima.
Aku bekerja keras di perusahaan tersebut, belajar banyak hal baru, dan menunjukkan kemampuan terbaikku. Aku tidak pernah melupakan pesan paman untuk menyampaikan salam dan terima kasih kepada bosku.
Bosku, seorang pria yang bijaksana dan perhatian, sangat menghargai kerja kerasku.
Waktu berlalu begitu cepat. Aku telah mencapai banyak hal, tetapi aku tidak pernah lupa dari mana aku berasal.
Aku selalu ingat pesan orang tua, paman, dan bibi. Aku akan terus berjuang, mewujudkan impian mereka, dan membuat mereka bangga.
Kesokan harinya Nia menyuruhku untuk mengantarkan Nita bersekolah,saat pergi dengan Nita anak Nia pemilik kost, Andipun berkata, "Nita, pegangan yang kuat ya, peluk aja mas yang kuat biar gak jatuh."
Akhirnya Nita pun memeluk Andi dari belakang dengan nikmat. Andipun merasa menikmati indahnya payudara besar Nita menempel di punggung Andi dengan nikmat.
Di perjalanan, Nita bercerita tentang sekolahnya, teman-temannya, dan cita-citanya.
Andi mendengarkan dengan seksama, sesekali menyelipkan candaan yang membuat Nita tertawa. Mereka berdua merasa nyaman satu sama lain.
Sesampainya di sekolah, Nita mengucapkan terima kasih dan berjanji akan menceritakan lebih banyak lagi sepulang sekolah. Andi mengangguk dan tersenyum, lalu bergegas menuju pasar untuk berbelanja keperluan ibu kost.
Di pasar, Andi bertemu dengan beberapa pedagang yang ramah. Ia membeli sayuran, buah-buahan, dan beberapa bahan makanan lainnya. Sambil berbelanja, Andi sesekali melirik ke arah gadis-gadis yang lewat, membayangkan betapa nikmatnya jika bisa bersama mereka.
Setelah selesai berbelanja, Andi kembali ke rumah kost. Ibu kost menyambutnya dengan senyuman dan mengucapkan terima kasih atas bantuannya. Mereka berdua mengobrol sejenak di ruang tamu, membicarakan tentang kehidupan di kota dan rencana Andi untuk pekerjaan kedepannya.
"Andi, kamu jangan sungkan-sungkan ya kalau butuh bantuan," kata ibu kost. "Anggap saja rumah ini seperti rumahmu sendiri."
Andi merasa terharu dengan kebaikan Nia ibu kost. Ia berjanji akan membalas kebaikannya suatu hari nanti.
Sore harinya, Andi memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar lingkungan rumah kost. Ia ingin mengenal lebih jauh kota tempat tinggalnya yang baru. Ia menyusuri jalan-jalan yang ramai, mengamati orang-orang yang berlalu lalang, dan sesekali mampir ke toko-toko kecil yang menjual berbagai macam barang.
Saat sedang berjalan, Andi melihat seorang gadis cantik sedang duduk sendirian di taman. Ia merasa tertarik untuk mendekatinya dan mengajaknya berkenalan.
"Hai, boleh aku duduk di sini?" tanya Andi.
Gadis itu mengangguk dan tersenyum. "Tentu saja," jawabnya.
Mereka berdua mengobrol tentang banyak hal, mulai dari hobi, pekerjaan, hingga impian masing-masing. Andi merasa nyaman berada di dekat gadis itu. Ia merasa seperti telah mengenalnya sejak lama.
"Namaku Rina," kata gadis itu.
"Aku Andi," jawab Andi.
Mereka berdua bertukar nomor telepon dan berjanji akan bertemu lagi di lain waktu. Andi merasa senang karena telah mendapatkan teman baru di kota ini.
Malam harinya, Andi kembali ke rumah kost. Ia merasa lelah setelah seharian berjalan-jalan, tetapi juga merasa bahagia karena telah mendapatkan pengalaman baru. Ia merebahkan diri di tempat tidur dan memikirkan tentang Nita, Rina, dan Nia ibu kost.
Ia merasa beruntung karena telah bertemu dengan orang-orang baik di kota ini.
Sebelum tidur, Andi menyempatkan diri untuk menonton video bokep di ponselnya. Ia membayangkan dirinya sedang bercinta dengan Nita,Rina dan Nia ibu kost.
Ia merasa terangsang dan tidak sabar untuk segera bertemu dengan mereka lagi.
Andi memejamkan mata dan tertidur lelap, bermimpi tentang petualangan cintanya di kota yang baru.
Buku lain oleh Sisca Yofie
Selebihnya