Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Seorang pria tengah mengangkut sekarung beras dari sebuah truk yang baru saja tiba disebuah toko beras, para pekerja yang salah satunya adalah pria itu bergegas menurunkan karung demi karung beras yang ada di dalam bak truk, sementara si pemilik toko beras nampak tengah duduk dengan kaki yang berselonjor di atas kursi yang ia jadikan dua sambil mengamati para pekerjanya yang tengah menurunkan karung demi karung bekas itu dari dalam bak truk.
Akhirnya tumpukan demi tumpukan karung beras itu berhasil diturunkan dan si pria itu melapor pada pemilik toko beras bahwa pekerjaannya saat ini sudah selesai.
"Semua pekerjaanku sudah selesai," ujar pria itu.
"Kerja bagus," jawab pria itu kemudian menyodorkan sebuah amplop berisi uang pada pria yang mengangkut beras dari bak truk ke dalam tokonya ini.
"Terima kasih."
"Tidak masalah," ujar si pemilik toko beras itu tersenyum.
Pria itu nampak bahagia karena akhirnya ia berhasil mendapatkan uang dari hasil jerih payahnya membantu menurunkan beras dari bak truk ke toko beras tadi, ia menyimpan amplop berisi uang yang tadi di berikan oleh si pemilik toko beras padanya seraya ia bergegas untuk pulang karena hari sudah beranjak sore. Pria itu adalah Nathan Abraham, pria berusia 2 9 tahun yang merupakan anak tertua dari keluarga Abraham dan harus menjadi tulang punggung keluarganya pasca sang Ayah mengalami stroke dan tidak dapat bekerja lagi sejak 5 tahun lalu. Semenjak sang Ayah kecelakaan ketika bekerja dan mengakibatkan kakinya tidak dapat berjalan secara normal kembali, otomatis Nathan yang harus menganggung semua beban keuangan adik- adiknya yang berjumlah 3 orang serta ia juga harus menabung untuk biaya pengobatan sang Ayah yang sedang sakit. Selama ini sang Ayah hanya ada di rumah sederhana mereka sambil menunggu anak-anaknya pulang, ia dijaga oleh tetangga keluarga Abraham yang tidak keberatan dititipi Ayahnya saat ia dan adik-adiknya bekerja.
"Ayah, aku pulang," ujar nathan tiba di rumah dan bergegas menuju kamar Ayahnya.
"Bagaimana hari ini?" tanya
Ayahnya itu.
"Ini hasil yang aku dapatkan hari ini, tapi aku belum menghitung jumlahnya," ujar nathan memperlihatkan amplop dan beberapa uang yang tadi ia simpan di dalam saku celananya.
"Syukurlah, sepertinya hari ini uang yang kamu dapatkan jumlahnya lumayan banyak."
"Sepertinya begitu, aku pergi mandi dulu ya."
"Baiklah."
Nathan kemudian bergegas pergi meninggalkan kamar Ayahnya untuk mandi, sementara itu sang Ayah menatap kepergian putra sulungnya yang saat ini harus menjadi tulang punggung keluarga menggantikan dirinya karena kecelakaan yang ia alami 5 tahun yang lalu.
***