Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Impian yang akan terwujud

Impian yang akan terwujud

Arabella_author

5.0
Komentar
72
Penayangan
16
Bab

Tidak ada usaha yang mengkhianati hasil,dan itulah pepatah yang selalu aku pegang selama ini. Aku akan tetap memperjuangkan semua yang aku rasa bisa aku dapatkan, walaupun rintangannya banyak,aku akan terus maju tanpa harus mundur.

Bab 1 Berat berpisah

" Lee, ayo berbaringlah disini" ujar Taehyung pada Lee yang masih

sibuk berlari kesana kemari

Kini Lee mulai mendekati Taehyung dan Jungkook yang

sedang berbaring di rerumputan.

"ada apa hyung? " tanya Lee pada Taehyung

" sini, ikutlah berbaring disini"

ujar Taehyung pada Lee

Kini Lee mulai iku berbaring bersama Taehyung dan Jungkook

di rerumputan.

" Lee coba lihatlah ke atas langit, lihatlah langit biru sedang sangat indah" ujar Taehyung pada Jungkook

"iya hyung, awan-awan bergerak di atas sana" tutur Lee yang kini

mulai fokus menatap langit

Jungkook hanya diam saja melihat Taehyung dan Lee berbicara satu sama lain, Jungkook telah mempercayakan urusan Lee pada Taehyung karena Lee memang

jauh lebih dekat dengan Taehyung.

" Lee, apakah kau percaya bahwa orang-orang yang kita rindukan bisa melihat kita dari atas langit

sana" ujar Taehyung pada Lee

"benarkah hyung, apa kedua orang tuaku juga bisa melihatku

dari sana? " tanya Lee

"tentu saja, kau hanya perlu membayangkan wajah mereka ada

disana" jawab Taehyung

" tapi sepertinya aku tidak bisa hyung" ujar bocah itu

" kenapa? Apa yang membuatmu

tak bisa melakukannya? " tanya

Taehyung lagi

Taehyung terus berusaha memancing Lee agar bisa menceritakan sosok kedua orang tuanya, sehingga nanti Taehyung dapat memikirkan cara untuk

menyelesaikan semua.

Ketika semuanya sedang berpikir keras untuk memecahkan masalah Lee, tiba-tiba Sandi teringat akan sesuatu.

"ibu, Kookie, aku teringat sesuatu" seru Sandi pada Ibu dan Andre

"benarkah? Apa itu Tae?" tanya Andre antusias

" ibu, apa ibu bisa menceritakan saat umur berapa Lee dibawa ke panti ini" ujar sandi pada ibu

"kalau ibu tidak salah, Lee datang pertama kali ke panti ini saat usianya kurang lebih dua tahun" jawab ibu pada sandi

"kira-kira apakah saat itu Lee sudah bisa mengingat dengan jelas wajah kedua orang tuanya?" tanya Sandi lagi

"kalau itu ibu tidak yakin, ibu juga tidak tahu apakah Lee masih mengingat wajah kedua orang tuanya atau tidak" jawab ibu

'memangnya ada apa san, apa yang kini sedang kau rencanakan? "tanya Andre pada sandi

"jadi begini, kalau memang Lee tidak mengingat wajah kedua

orang tuanya, maka kita bisa mengatakan padanya kalau orang yang ingin mengadopsinya itu adalah orang tua kandungnya" jelas Sandi pada ibu dan Kookie

"iya itu ide yang Bagus, tapi kita perlu memastikan apakah Lee masih mengingat wajah orang tuanya atau tidak. Jangan sampai nanti kita malah membuat bocah itu tambah sedih karena lagi-lagi kita mencoba membohonginya" jawab Andre

"iya, Kookie benar, kita harus benar-benar memastikan Lee terlebih dahulu. Kita tidak boleh mengambil resiko yang lebih besar

lagi, itu akan sangat menyakiti Lee" ujar ibu

" baiklah bu, aku dan Kookie akan memastikan semuanya pada Lee nanti, kalau kita sudah mendapatkan jawaban dari Lee, baru kita akan memikirkan rencana selanjutnya" jawab sandi

"iya, kurasa kali ini san benar, kita harus memastikan semuanya terlebih dahulu" ujar Andre

"baiklah, ibu percayakan ini semua pada kalian, kalian bisa membuat Lee bercerita tentang kedua orang tuanya pada kalian, tapi kalian harus tetap hati-hati karena biasanya Lee akan sedih

bila membahas tentang orang tuanya" tutur ibu

"iya bu, ibu tenang saja. Aku dan Kookie yang akan mengurus semuanya" jawab sandi

"kami pergi dulu bu" ujar Andre pada ibu

Kini Andre dan sandi mulai meninggalkan ruangan ibu, keduanya kini mulai berjalan ke arah luar panti

" apa rencana kita selanjutnya san?" tanya Andre pada sandi

sepertinya sekarang kita harus menemui Lee, kita harus mencari

tahu lebih banyak tentang sosok kedua orang tua Lee" jawab sandi

tapi bagaimana kita akan bicara pada anak itu?" tanya Andre lagi

"kita hanya perlu membuat anak itu merasa nyaman untuk bercerita pada kita, lalu perlahan kita akan mulai menanyakan tentang kedua orang tuanya " jawab sandi

tapi bagaimana kalau nanti anak itu jadi sedih dan mulai menangis? tanya Andre kesekian kalinya

"sudahlah Kookie, kau jangan jadi cerewet seperti Lee, aku yakin kita akan bisa menyelesaikan masalah

ini" ujar sandi pada Andre

"hmm baiklah kalau kau berpikir begitu" tutur Andre

"sekarang kita harus mencari Lee, apa kira-kira kau tahu dimana anak itu sekarang?" tanya sandi pada Andre

"aku tidak yakin, tapi kurasa anak itu sedang berada di halaman panti. Bukankah kita melihatnya waktu tadi berjalan menuju ke ruangan ibu" jawab Andre

"iya kau benar Kookie, dia tadi bahkan memanggil nama kita" ujar sandi

segera mencarinya" ajak Andre pada sandi

"iya ayo" jawab sandi singkat

Kini kedua sahabat itu mulai berjalan ke arah halaman panti, tempat dimana tadi mereka melihat Lee.

Kini keduanya telah sampai di halaman panti, disana banyak sekali anak-anak panti yang sedang bermain. Taehyung dan Jungkook melihat ke sekeliling halaman untuk menemukan sosok Lee, dan benar saja mereka melihat Lee tengah duduk sendiri di pinggir halaman sembari melihat teman-temannya bermain bola.

"yasudah kalau begitu ayo kita

segera mencarinya" ajak Andre pada sandi

"iya ayo" jawab sandi singkat

Kini kedua sahabat itu mulai berjalan ke arah halaman panti, tempat dimana tadi mereka melihat Lee.

Kini keduanya telah sampai di halaman panti, disana banyak sekali anak-anak panti yang sedang bermain.sandi dan Andre melihat ke sekeliling halaman untuk menemukan sosok Lee, dan benar saja mereka melihat Lee tengah

duduk sendiri di pinggir halaman sembari melihat teman-temannya bermain bola.

"Kookie, lihatlah kesana, bukankah itu Lee?" tanya Sandi pada Andre

"iya Tae, itu Lee, ayo kita segera kesana" jawab Andre pada sandi

Kini keduanya mulai menghampiri

Lee, ke sudut pojok pinggir

halaman

"hyung" teriak Lee kala melihat dan Andre mendekat

"hai Lee, kenapa kau tak ikut bermain dengan teman-temanmu?" tanya sandi pada bocah itu

" tidak hyung, aku sedang tidak ingin bermain sekarang" jawab bocah itu

"tapi kenapa? Apa karena mereka tidak mengajakmu?" tanya Taehyung lagi

"bukan hyung, bukan karena itu, aku hanya sedang merasa letih saja

sekarang makanya aku hanya duduk dan melihat mereka bermain" jawab Lee

Andre hanya diam saja kala melihat sandi asyik berbincang dengan Lee, kali ini dia memang sedang tak ingin bicara pada bocah itu.

"oh ya hyung, ada apa hyung tiba-tiba mencariku? Apakah hyung mulai merasa rindu padaku?" tanya bocah itu

"hmmm, sepertinya begitu. Aku begitu merindukan kata-kata mu yang cerewet itu" jawab sandi

"Tae, ayo kita segera pergi, disini sangat panas sekali" ujar Andre

pada Sandi

"kalian mau pergi kemana? Apa aku boleh ikut? Aku sangat bosan berada disini" tanya Lee pada sandi dan Andre

'ya tentu saja Lee, kau bisa ikut dengan kami" jawab Taehyung

"asyik, terimakasih hyung" ujar bocah itu merasa senang

Kini ketiganya mulai berjalan meninggalkan panti, kini ketiganya menuju ke arah danau. Sepertinya mereka ingin pergi ke danau

"hyung apakah kita akan ke danau?" tanya Lee dalam perjalanan

"kau hafal jalan ini?" tanya Andre kembali

"iya, aku mengingat jalan ini, ini adalah jalan menuju ke danau" jawab Lee

"ya kau benar Lee, kita akan pergi ke danau" ujar sandi

"benarkah? Aku merasa sangat senang sekarang" tutur Lee

Setelah menempuh perjalan yang cukup lama, kini ketiganya telah sampai di danau. Lee segera berlari ketika sampai disana, ia tampak begitu senang kala berlari diatas rerumputan yang hijau.

"Tae, bagaimana kita akan bicara

pada anak itu?" tanya andre

lagi

"aku tidak tahu, tapi kita harus menunggu momen yang pas untuk mengatakannya" jawab sandi

" lalu kapan momen itu akan datang, apa kau tidak lihat kalau dia sekarang sangat merasa senang, lalu bagaimana bisa kita akan menanyakan pertanyaan yang akan membuatnya merasa sedih" ujar Andre

"iya kau benar, sekarang anak itu sangat terlihat bahagia" tutur Andre

Kini Andre dan sandi sama-sama memandang ke arah

Lee, keduanya juga ikut tersenyum kala dapat melihat Lee berakari di rerumputan dengan hati yang riang dan gembira.

Kini keduanya juga merasa bingung, mereka tidak tahu harus mulai dari mana untuk mencari tahu sosok kedua orang tua Lee. Mereka sama-sama tak ingin membuat bocah itu sedih kala harus menanyakan tentang kedua orang tuanya.

Kini sandi dan Andre hanya sama-sama terdiam sembari terus melihat ke arah bocah yang sedang berlari itu.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Arabella_author

Selebihnya

Buku serupa

KEPINCUT PAPA MUDA

KEPINCUT PAPA MUDA

Romantis

5.0

"Anak-anak manis, kalian tidak apa-apa?" Kedua anak kembar itu mendongak, wajah mereka sudah dibasahi hujan dan air mata. Mendadak, kedua anak itu berteriak keras sambil memeluk Althea. "Mamaaaa...!!" "Wait... Mama? Siapa Mama?" "Eh, tunggu. Kalian siapa?" tanyanya bingung. "Oh, ada mamanya. Bagaimana kerja kamu jadi jadi orang tua, hah! Anak dibiarin hujan-hujan. Lihat, nih, saya hampir jatuh karena ngindarin anak itu!" Althea, seorang dokter muda mandiri yang tidak mengenal kata manja. Ia dibesarkan oleh orangtua tunggal, Mama-nya, setelah Papa-nya meninggal karena terlambat mendapat penanganan medis. Sang Papa adalah pekerja keras yang memilih meninggalkan kekayaan keluarganya dan hidup bersama Mama-nya. Setelah kepergian Sang Papa, Opa dari Papa-nya kembali datang untuk membawa Althea dan Mama-nya masuk menjadi bagian keluarga. Ketulusan dan kebaikan hati Althea dan Sang Mama membuat Opa-nya begitu menyayangi dan mempercayakan seluruh asset-nya untuk mereka kelola. Hingga di akhir hayatnya, Sang Opa mewariskan seluruh asetnya kepada keduanya. Hal ini menimbulkan konflik dengan Sang Tante serta sepupu-sepupunya. Kelembutan hati Althea membawanya bertemu dengan sepasang anak kembar yang telah ditinggal meninggal oleh Mama-nya sejak kecil. Rasa senasib karena harus hidup dengan orangtua tunggal, membuat Althea sangat memahami kesepian anak-anak itu. Terbukti dengan begitu mudahnya ia dekat dan sayangnya Althea pada kedua anak kembar – anak tetangganya itu. Kedekatannya dengan anak-anak itu membuat mereka merasa aman dan bergantung pada Althea. Siapa sangka, kasih sayangnya pada anak-anak itu membawanya pada kisah cinta yang tidak biasa namun tetap indah. Sementara itu Evander, duda keren beranak dua, tidak pernah menyangka bahwa usahanya untuk membentengi diri dari wanita demi anak-anaknya, justru dibuat kembali merasakan jatuh cinta seperti anak remaja oleh seorang wanita unik. Kisah cinta mereka tidak semulus jalan tol, juga tidak secantik taman bunga, tapi cukup menggemaskan dan penuh tantangan.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku