Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
My Forbidden Love

My Forbidden Love

Ria Rahma

5.0
Komentar
66
Penayangan
3
Bab

Emelly, seorang gadis miskin yang berparas cantik. Ia dipaksa menjadi seorang pengemis oleh ibunya untuk membantu mencukupi kebutuhan mereka. Akan tetapi ia justru bertemu dengan laki-laki kaya raya bernama Rey yang langsung ingin mempersuntingnya menjadi seorang istri. Siapa sangka jika Rey adalah seorang Demon yang berasal dari dunia immortal, laki-laki itu mencium aroma mate dari tubuh Emelly. Kehidupan sengsara Emelly berubah drastis saat Rey membawanya ke dunia immortal yang dulunya hanya dianggap sebagai dongeng semata. Akankah kehidupannya menjadi tenang dan bahagia atau justru akan mengundang malapetaka? Follow ig Author : @riarahma_author

Bab 1 Bertemu Dengan Laki-Laki Aneh

"Ma, aku tidak mau mengemis, lebih baik aku cari kerja saja!" ucap Emelly pada wanita paruh baya yang berdiri di hadapannya.

PLAKK

Tamparan keras gadis itu dapatkan hingga membuat sebelah pipinya berdenyut.

"Dasar anak durhaka, mau kerja apa kamu? Siapa yang mau menerima anak yang tidak lulus sekolah sepertimu, hah!" bentak wanita itu membuat hati Emelly terasa perih.

"Bukankah ini gara-gara Mama juga, kau selalu pilih kasih. Arin kau kuliahkan sedangkan aku harus terpaksa berhenti sekolah karena tidak mampu membayar SPP-"

PLAKK

Tamparan kedua mendarat di sisi lain pipi Emelly, kali ini tidak hanya pipinya yang berdenyut. Akan tetapi hatinya bagaikan dihantam dengan palu, sakit, sangat sakit bahkan telah hancur. Ibunya ini selalu memperlakukan Emelly dengan kasar, sementara ia sangat menyayangi Arin- adik Emelly.

Pria paruh baya berpakaian kaos hitam yang telah lusuh hanya mampu menatap miris anak pertamanya yang sedang di hajar oleh sang istri karena ia sendiripun tidak tahu harus bagaimana. Kehidupan mereka semakin hari semakin sulit, bahkan untuk makan saja kadang mereka harus mencari utang kemana-mana demi satu kilo beras.

"Cepat pergi ke jalanan sana!" teriak wanita paruh baya itu tanpa memiliki rasa iba pada anak pertamanya.

Emelly hanya bisa pasrah dan berjalan perlahan keluar dari rumah, lingkungan di sekitarnya pun kumuh karena dekat dengan tempat pembuangan sampah. Terkadang aroma busuk memenuhi indra penciumannya karena truk sampah baru saja menurunkan berton-ton sampah dari perkotaan.

"Hai, Em!" sapa seorang gadis yang lebih tua darinya. Ia adalah teman yang biasa mengemis bersamanya, ia sudah tak memiliki keluarga kecuali adiknya yang masih balita.

Emelly hanya melirik sekilas, ia tidak memiliki niatan untuk membalas sapaan temannya itu.

"Kau selalu saja bermuka murung, tersenyumlah walau cuma sedikit," ucap gadis itu.

Saat ini mereka sedang duduk di pinggir jalan, banyak orang berlalu lalang membuat tempat ini adalah tempat strategis untuk mengemis.

Emelly dan temannya itu sedang duduk di trotoar jalan di bawah teriknya matahari siang ini yang sangat menyengat kulit.

"Malas," jawab Emelly.

"Sekali-kali kau harus mencoba tersenyum. Apalagi jika ada laki-laki tampan seperti itu tuh!"

Manik biru Emelly mengikuti arah telunjuk temannya, dan memang ada laki-laki tampan yang sedang lewat. Akan tetapi tidak membuat Emelly ingin segera tersenyum karena ia sudah lupa bagaimana caranya tersenyum.

"Percuma tersenyum, lagian tidak ada laki-laki yang mau dengan gadis pengemis seperti kita," jawab Emelly.

"Ahaha, kau benar juga. Tapi siapa tahu, jodoh tidak kemana." Gadis bersurai kusut itu tertawa mendengar ucapannya sendiri.

***

"Bagaimana, Prince? Apa yang harus saya lakukan untuk menangani krisis ini?" tanya seorang pria berjas hitam yang duduk di kursi belakang kemudi.

"Tenang saja, orang suruhanku yang akan menangani para tikus itu," ucap laki-laki di sampingnya.

Laki-laki bermanik violet yang dipanggil Prince itu memijat kepalanya yang berdenyut. Ia paling tidak mau jika harus mengurus bisnis yang berada di dunia manusia, bahkan laki-laki itu benci dengan yang namanya manusia. Mereka adalah makhluk yang menghalalkan segala cara hanya untuk kesenangan mereka sendiri tanpa memikirkan orang lain.

Begitu juga dengan perusahaan miliknya yang mengalami krisis akibat pegawainya yang berbuat semena-mena. Ia telah diberi kepercayaan akan tetapi ia justru memanfaatkan kepercayaan itu untuk mengambil uang milik perusahaan dan ia nikmati sendiri.

Para manusia sering menyebut perilaku itu dengan nama korupsi.

Itulah berbagai alasan mengapa Rey membenci umat manusia, dan jangan bingung siapa Rey sebenarnya karena dirinya sendiri adalah seorang Demon. Setelah peperangan dua puluh tahun yang lalu membuat portal dunia immortal bisa dengan mudah dilalui, walaupun hanya orang-orang tertentu yang mengetahui hal tersebut.

Manik violet laki-laki itu menatap keluar jendela mobilnya, terlihat dengan jelas jika jalanan diluar sangatlah macet dan panas. Hal ini juga menjadi salah satu faktor ia tidak suka berada di dunia manusia.

"Berhenti!" ucapnya mendadak.

"Ada apa, Prince?" tanya supir yang segera mencari tempat untuk berhenti.

Belum terjawab pertanyaan si supir, laki-laki bersurai hitam itu telah membuka pintu mobil dan -

Splashh

Ia menghilang dari dalam mobil yang masih berjalan dan melakukan teleportasi.

"Prince Rey!" teriak laki-laki berjas hitam berharap tidak ada orang yang melihat kelakuan dari Prince mereka.

Hanya dalam satu kedipan mata, Rey sudah berada di hadapan dua orang gadis lusuh yang duduk di trotoar jalan sambil memperhatikan orang yang berlalu lalang.

Rey memperhatikan sekali lagi, gadis bersurai hitam legam dengan manik biru yang terlihat indah, Rey yakin sekali jika ada sebuah aroma harum memabukkan yang menguar dari tubuh gadis itu.

Sesekali ada orang yang mengulurkan uang dunia manusia ke dalam sebuah toples yang dibawa oleh gadis itu.

"Dia pengemis?" gumam Rey menebak apa yang sedang dilakukan kedua gadis itu.

Laki-laki bermanik violet itu sebenarnya ragu dengan penciumannya sendiri, bagaimana mungkin ia mendapat mate dari dunia manusia apalagi ia seorang pengemis.

Namun Pangeran bangsa demon itu tetap berjalan mendekati gadis itu.

"Em, ada laki-laki tampan mendekati kita!" ucap teman Emelly, namun gadis itu terlihat tidak tertarik dengan ucapan temannya.

"Ikut aku," ucap Rey dengan sebelah tangan meraih tangan Emelly. Tentu saja gadis bermanik biru itu kaget dengan perlakuan laki-laki yang baru saja ia temui itu. Sementara teman Emelly justru menatap dengan penuh rasa bangga dengan temannya.

"Lepaskan aku!" Emelly mencoba melepaskan tangannya dari genggaman laki-laki bersurai hitam itu namun ternyata tidak semudah yang ia bayangkan.

"Siapa kau dan apa maumu!" teriak Emelly membuat langkah kaki laki-laki yang menariknya berhenti, saat ini dengan mudah Emelly menarik tangannya dari genggaman laki-laki itu. Rey berhenti setelah berada di tempat yang cukup sepi, ia membalikkan tubuhnya dan berdiri tepat di hadapan matenya.

Emelly yang melihat wajah tampan dan manik violet laki-laki itu membuatnya hampir terpesona dengannya, namun Emelly segera menggelengkan kepalanya kuat-kuat karena sadar diri. Mana ada orang tampan yang mau dengan pengemis sepertinya.

"Apa yang kau inginkan dariku? Aku ini miskin tidak punya barang berharga yang bisa kau rampok!" ucap Emelly, walaupun sebenarnya ia sendiri tidak yakin jika orang tampan dengan baju malah dan surai hitam klimis itu ingin merampoknya.

"Aku bukan manusia yang suka merampok harta milik orang lain," jawab Rey membuat hati Emelly berdegup kencang hanya dengan mendengar suara laki-laki itu. Gadis bermanik biru itu pun tidak tahu apa penyebabnya, namun ia berusaha untuk menormalkan detak jantungnya.

"La-lalu apa mau mu, hah!"

"Aku ingin kau menikah denganku!"

"Hahhhh!"

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Ria Rahma

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku