/0/20791/coverorgin.jpg?v=e65667aa7d62f9ca14b86f6ae32ad138&imageMogr2/format/webp)
Seorang pria tampan nan gagah terlihat sedang mematut diri di depan cermin. Sesekali tersungging senyum tipis di bibirnya yang seksi, senyum tak lepas dari bibirnya. Jas hitam berpadu dengan kemeja putih sangat pas di tubuhnya yang tinggi menambah ketampanan pria itu berkali-kali lipat.
Laki-laki yang bernama Xavier Romanov, hari ini akan melangsungkan pernikahan. Pernikahan impiannya bersama sang kekasih hati. Sudah lama sekali ia merencanakan semua, tapi baru kali ini terlaksana.
"Aku benar-benar tidak sabar," Xavier tersenyum dan mencoba untuk membuang nafasnya secara perlahan untuk menghilangkan rasa gugup yang menyerang dirinya.
Pernikahan impian yang akan terjadi, meski harus melangkahi sang kakak. Pria itu tidak ingin lagi menunda, dia ingin menjadikan sang kekasih hati sebagai RATU di dalam hidupnya. Sambil menunggu yang lain siap, dia meraih ponsel yang tergeletak di atas meja, mencoba untuk menghubungi sang calon istri. Tapi, sayang panggilan itu tidak terhubung malah nomor ponsel sang kekasih pun sekarang tidak aktif.
"Sepertinya kamu sengaja tidak mengaktifkan ponselmu. Dasar gadis nakal," gumam pria itu di iringi tawa kecil.
Rombongan pengantin pun bersiap berangkat menuju rumah mempelai. Beberapa iringan mobil mewah terlihat berjejer di jalanan. Dengan Xavier duduk bersama sang kakak. Arshaka tersenyum menatap sang adik. Dia rela dan ikhlas jika harus di langkahi dulu olehnya.
Karena bagi pria tampan itu, menikah bukanlah sebuah kompetisi. Bukan sebuah perlombaan, Arshaka menepuk bahu sang adik. Kini mereka sudah berjejer duduk di kursi yang sudah di sediakan oleh Rini. Xavier sendiri sudah duduk di depan Penghulu. Pria itu sudah tidak sabar untuk melihat sang kekasih.
"Bagaimana sudah siap?" tanya Penghulu.
"Ya saya sudah siap," jawab Xavier tegas.
"Baiklah sebelum mengucap ijab kabul, boleh pengantin wanita di bawa kemari," ucap Penghulu.
Rini pun mengangguk dan beranjak menuju kamar sang putri lalu mengetuk pintu bercat biru itu. Lama wanita paruh baya itu menunggu tapi sayang pintu tak kunjung terbuka, perempuan itu membuka pintu yang kebetulan tidak terkunci. Alangkah terkejutnya dia ketika melihat jika kamar itu kosong.
"Kemana kamu Meylan! Jangan-jangan kamu malah kabur di hari pernikahanmu!" ucap Rini panik dan juga ketakutan sebab bila memang itu terjadi, hancur sudah hidupnya.
"Bagaimana, sudah siap?" tanya Penghulu untuk yang kedua kalinya.
Xavier terdiam, tangan pria itu mengepal, rahangnya mengeras. Dia menatap sekeliling, tidak mungkin jika kekasih hatinya kabur. Jika iya apa yang membuatnya pergi.
Laki-laki itu pun beranjak, menyusul calon mertuanya. Setelah sebelumnya dia meminta penghulu untuk menunggu sebentar. Sesampainya di kamar, alangkah kagetnya dia ketika mendapati kamar yang di tempati oleh kekasihnya itu kosong.
"Kemana dia!" tanya Xavier dingin.
Wanita paruh baya itu terhenyak kaget ketika mendapati pria yang menjadi calon suami putrinya, sudah berada di kamar. Wajah wanita itu pucat seketika, kala melihat raut muka Xavier yang sangat menakutkan. Dia hanya diam tidak bisa menjawab apapun.
"Maaf, Nak! Sepertinya Meylan, dia," ucap wanita itu terpotong. "Dia tidak ada di kamarnya!" lanjut wanita itu.
"Cepat cari dia, saya tidak ingin tahu! Pernikahan ini harus tetap berlanjut!" geram Xavier.
Wanita itu terdiam, tak lama ia pun keluar dari kamar itu. Sementara itu, Xavier lebih memilih menunggu di kamar itu tak lupa dia menghubungi anak buahnya. Dia memerintahkan mereka untuk mencari keberadaan perempuan itu.
Xavier tidak menyangka, jika kekasihnya akan berkhianat seperti ini. Dia terdiam memikirkan kesalahan apa yang sudah di perbuatnya. Tapi sayang, tidak ada cela ataupun kesalahan fatal yang di lakukannya hingga membuat perempuan itu pergi.
*
*
"Nandini," gumam wanita itu ketika melihat putri bungsunya sedang membantu orang-orang di dapur.
Lantas dia langsung menghampiri gadis kecil itu. Lalu menarik kasar tangan mungilnya, wanita itu menyeret tubuh kecil Nandini menuju sebuah kamar yang letaknya dekat dengan dapur. Dia mencengkram kuat lengan gadis itu, hingga tampak memerah, wanita itu juga menatap tajam gadis itu, hingga dia lebih memilih menundukkan kepalanya.
"Hari ini, kau akan menggantikan kakakmu, menikah dengan Tuan Xavier!" ucap wanita itu tegas.
"Mengapa harus aku yang menikah dengan kekasih kakak, Bu? Lantas kemana kakak?" tanya Nandini pelan.
Wanita yang bergelar ibu itu mendelik kala mendengar ucapan Nandini. Dia tidak suka jika gadis itu memanggilnya ibu. Bagi dirinya, gadis ini hanyalah pembawa sial.
Hari ini, wanita itu akan memaksanya menggantikan sang putri yang kabur entah kemana. Yang penting saat sekarang, pernikahan ini tidak batal. Jalan satu-satunya adalah menjadikan Nandini sebagai pengantin pengganti.
"Dengar ini! Kau tidak usah banyak bertanya, dan kau harus mau menggantikan posisi kakakmu! Jika kau tidak mau, maka kau sendiri akan tahu akibatnya!" ancam wanita paruh baya itu.
Nandini meringis kala merasakan cengkraman sang ibu semakin kencang. Ibunya begitu kuat kala memegang lengannya. Melihat kemarahan di mata sang ibu membuat Nandini takut.
/0/19691/coverorgin.jpg?v=697aadf68d41fe77dac4fb9909e70655&imageMogr2/format/webp)
/0/2069/coverorgin.jpg?v=69f7d7217a48454e0cba6e5f5bede189&imageMogr2/format/webp)
/0/21244/coverorgin.jpg?v=7effe33cd912c7b9abbefb78c6f9da90&imageMogr2/format/webp)
/0/2039/coverorgin.jpg?v=3d8cd84ad4908aa3769b5756d0bf67a8&imageMogr2/format/webp)
/0/14378/coverorgin.jpg?v=431eae7888845d48fdba0a524f2dc790&imageMogr2/format/webp)
/0/13100/coverorgin.jpg?v=afe254af17e871e6088cf43bee5fc044&imageMogr2/format/webp)
/0/19237/coverorgin.jpg?v=66eef1e7927f71ea4d96c3ef901e2d3d&imageMogr2/format/webp)
/0/21233/coverorgin.jpg?v=699e8b4b0e456f9ed95cdbd8908e68b3&imageMogr2/format/webp)
/0/3939/coverorgin.jpg?v=941fdc8b2225acf82e284984594fa01d&imageMogr2/format/webp)
/0/8594/coverorgin.jpg?v=1c1a66e2df4162107ed635ebe7a8509c&imageMogr2/format/webp)
/0/7632/coverorgin.jpg?v=ce45d869568359bb87d6d808cb9c3e9e&imageMogr2/format/webp)
/0/12477/coverorgin.jpg?v=90393f923757376d5a1fe4bb91048bed&imageMogr2/format/webp)
/0/12732/coverorgin.jpg?v=027d6fffa2a8baa6a32d8994ca70d03b&imageMogr2/format/webp)
/0/24600/coverorgin.jpg?v=a42ba6fcfce11e6ea5c43f104770e64d&imageMogr2/format/webp)
/0/12737/coverorgin.jpg?v=47c887ad192be9faebf19ea232c9b11d&imageMogr2/format/webp)