Selena diculik oleh seorang pria tampan, arogan dan kasar. Pria itu Jeno Kusuma, anak dari pimpinan kelompok mafia Sembilan Naga yang ada di Indonesia. Jeno sengaja menculik dan menjadikan Selena sebagai gadis ranjangnya karena ayah Selena sudah membuat Papa Jeno mati dalam kecelakaan maut lalu kabur dengan membawa stempel rahasia organisasi Sembilan Naga. Selena memikirkan seribu cara, termasuk berusaha merenggut hidupnya sendiri demi bisa lepas dari cengkeraman Jeno. Akankah usahanya berbuah manis? Atau justru mau tidak mau Selena harus berdamai dan menerima nasib untuk selamanya menjadi tawanan sang mafia?
"BUKA BAJUMU!"
Mata bengis pria itu menatap Selena dengan begitu tajam. Dia tak peduli air mata Selena bercucuran hingga membasahi kerah kemeja putihnya yang berubah warna hitam kecokelatan karena diseret dengan paksa.
Tubuh Selena gemetaran hebat. Dia tak mengerti mengapa dirinya ditarik paksa dari kamar kosannya oleh dua orang pria bertubuh besar dan berpakaian serba hitam pagi ini.
Padahal, dia sudah membayangkan hari ini dia akan mengikuti kegiatan ospek pertamanya di kampus. Semua bayangan kebahagiaannya untuk berbaur dengan teman-teman baru di fakultas bisnis yang sudah lama dia idam-idamkan langsung hancur berantakan.
Selena berusaha memberontak sebisanya. Namun, dia tetap ditarik paksa hingga terseret-seret.
Salah satu dari pria itu membungkam mulut dan hidung Selena dengan kain putih yang sudah diberi cairan obat tidur. Kesadaran Selena hilang dalam hitungan detik.
Selena tak tahu dibawa ke mana. Yang dia tahu, saat sadar, sudah ada seorang pria mengenakan bathrobe menatap tubuhnya dengan pandangan lapar.
Rasa takut dan cemas langsung menyergap tubuh Selena. Apalagi, senyuman pria itu begitu jahat dan penuh dengan kemenangan. Dengan mudahnya, pria itu membentak dan menyuruh Selena sesuka hatinya.
"BUKA BAJUMU! KAU TULI YA?" hardik pria itu.
Rahang keras dan kokoh wajah pria itu begitu indah membentuk paras wajahnya yang tampan. Selena yakin semua perempuan yang berjumpa dengan pria itu akan langsung jatuh hati.
Namun, Selena tak bisa menaruh hatinya pada pria itu sekarang. Pria itu terlalu mengerikan untuk Selena.
Jemari tangan Selena memegang erat kancing kemeja putihnya yang lusuh. Dia masih menangis dan menggelengkan kepala.
"Maafkan aku. Aku akan memperbaiki sikapku. Tolong jangan lakukan ini padaku," ujar Selena memohon.
Selena terus merapalkan kalimat permohonan di sela-sela tangisan derasnya. Dia tak tahu kesalahan apa yang sebenarnya dia lakukan. Dia bahkan tak pernah merasa melakukan hal buruk semenjak dia pergi ke Jakarta untuk melanjutkan jenjang pendidikannya di bangku kuliah sejak satu tahun lalu. Dia bahkan tak terlibat hutang-piutang sama sekali.
Sayangnya, pria di depannya itu sepertinya sangat membenci dirinya. Langkah pria itu bergerak tegas dan kuat mendekati Selena yang berada di atas ranjang. Dalam sekejap mata, pria itu sudah mendorong keras tubuh Selena hingga terbaring tak berdaya di atas ranjang dan mengungkunginya.
Selena tak mampu bergerak. Dia mencoba meronta tapi pria itu mengunci tangan dan kaki Selena dengan sempurna.
"Aku nggak tahu apa salahku tapi aku akan memperbaikinya kalau kamu mau memberiku kesempatan," pinta Selena untuk kesekian kalinya.
Pandangannya berkaca-kaca dan memelas pada pria itu. Dia berharap hati nurani pria itu bisa tersentuh dan berhenti melakukan hal gila ini.
Sayangnya, pria itu sudah gelap mata. Dengan kasar dan tanpa rasa kasihan sedikit pun, tangan pria itu mulai mengoyak pakaian yang menempel pada tubuh Selena.
Tangis Selena makin jadi. Rasa sakit, sedih, dan pedih menjadi satu merasuk ke tubuhnya hingga sukma terdalam jiwanya.
Pria itu merenggut kesuciannya dengan begitu kasar dan tak bermartabat. Seolah-olah Selena hanyalah sebuah boneka pemuas nafsu yang hanya boleh diam menerima semua perlakuan kasarnya itu.
Selena memejamkan matanya. Dia berharap saat terbangun, semua ini hanyalah mimpi.
***
Kepulan asap rokok mengudara dari bibir cokelat pria bermata elang itu. Dia duduk di tepian balkon kamarnya dan menikmati rokok buatan kota Manchester itu.
Di depannya ada sebotol red wine dan gelas yang setengah isinya dipenuhi dengan red wine berwarna merah. Ada sepiring raw steak di sana yang masih utuh.
Pria itu menerima telepon dari asistennya. Dia kembali menanyakan kabar sopir almarhum papanya yang kabur dengan membawa stempel rahasia keluarganya.
"Kami masih belum menemukannya, Tuan Jeno," ujar Roy, asisten pria itu.
"Cepat temukan! Stempel itu harus kembali ke keluarga Kusuma!" perintah Jeno. Dia berhenti merokok dan menggesek-gesekkan ujung bara rokoknya di permukaan asbak agar segera padam. Tangannya mengambil gelas wine-nya dan kembali meminumnya hingga tandas. "Papaku sudah merintis organisasi Sembilan Naga dengan susah payah. Aku tidak mau ada pergolakan di organisasi. Jangan sampai ada yang tahu tentang hilangnya stempel ini."
"Iya, Tuan," jawab Roy. "Kami akan memperketat penjagaan."
"Lakukan susur hutan dan gunung di lokasi kecelakaan. Malam ini aku akan datang ke acara perkumpulan para tetua Sembilan Naga," terang Jeno.
"Perempuan itu bagaimana, Tuan?" tanya Roy. "Apa Tuan akan benar-benar membunuhnya?"
Pandangan Jeno beralih ke Selena. Tubuh gadis itu hanya dibalut oleh selimut berwarna putih di atas ranjang. Dia tak menyangka jika gadis itu masih perawan. Seharusnya dia tak bersikap sekasar itu tadi. Namun, amarahnya tak bisa dia bending. Ayah gadis itu sudah membuat papanya kecelakaan dan kini menghilang dengan membawa stempel berharga milik keluarga Kusuma.
Jeno tak bisa diam begitu saja. Dia akan menggunakan gadis itu sebagai umpan agar sang ayah datang ke hadapan Jeno.
"Nyawanya tidak berharga. Buat apa aku memedulikannya," tutur Jeno dingin dan kejam. "Kamu sebar saja informasi tentang dia agar ayahnya segera datang ke hadapanku. Aku dengar dia anak kesayangan di keluarga sopir itu."
"Baik, Tuan," jawab Roy.
Telepon selesai. Jeno meletakkan ponselnya di meja. Tangannya kembali meraih botol wine dan menuangkannya ke gelasnya hingga penuh.
Pria itu menikmati red wine-nya sambil memikirkan rencana yang harus dia lakukan untuk mempertahankan posisi keluarga Kusuma sebagai pimpinan Sembilan Naga.
Organisasi Sembilan Naga adalah organisasi yang dibentuk oleh para orang kaya yang memiliki beberapa jenis bisnis ilegal di Indonesia. Bisa dikatakan, mereka termasuk mafia bertangan bersih karena semuanya diorganisasi dengan baik. Bahkan, para pejabat tertinggi di jajaran kementerian dipegang kendalinya oleh mereka.
Semua ini bisa tercipta dengan rapi dan terorganisasi berkat kinerja Supomo, Papa Jeno. Sekitaran 30 tahun lalu, ketika krisis moneter menyapa Indonesia, Supomo membuat terobosan baru dengan ide briliannya itu.
Sayangnya, sekarang stempel penting sebagai tanda bahwa keluarga Kusuma pimpinan Sembilan Naga telah hilang. Sebagai anak sulung keluarga Kusuma, Jeno benar-benar murka. Dia tak bisa menerima kematian Supomo dan hilangnya stempel itu. Padahal, tahun depan adalah masa krusial karena Supomo akan memberikan tahta kepemimpinannya di organisasi Sembilan Naga pada Jeno. Jika stempel itu ketahuan hilang, habislah sudah nasib Jeno.
Tangan Jeno meremukkan gelas yang ada di tangannya. Aliran red wine bercampur dengan aliran darah dan pecahan kaca.
Telinga Jeno mendengar suara Selena yang sudah terbangun. Pandangannya melirik tajam gadis yang masih setengah sadar di atas ranjang itu.
"Mood-ku benar-benar buruk," desis Jeno. "Kau harus bertanggung jawab atas semuanya!"
Pria itu mengambil kain napkin dan mengusap tangan kanannya agar tak lagi tertempeli pecahan kaca gelas yang bercampur dengan red wine dan aliran darahnya. Dia melangkah mendekati ranjang dan melampiaskan amarahnya lagi pada Selena.
Bab 1 KESUCIAN DIRENGGUT PAKSA
25/05/2023
Bab 2 TANGISAN SIA-SIA
25/05/2023
Bab 3 INGIN BUNUH DIRI
25/05/2023
Bab 4 DITUDUH MENCURI UANG
25/05/2023
Bab 5 PEMERIKSAAN KETAT
25/05/2023
Bab 6 AKU TAHU SIAPA PENCURINYA!
25/05/2023
Bab 7 BUNGKAMAN CIUMAN KASAR
25/05/2023
Bab 8 APA SYARATNYA
25/05/2023
Bab 9 TERKUAKNYA RAHASIA TENTANG STEMPEL
25/05/2023
Bab 10 HARUSNYA KAU BISA JAGA MULUTMU!
25/05/2023
Bab 11 HARGA DIRI YANG TERINJAK
02/06/2023
Bab 12 DIA TERLALU GAMPANGAN
02/06/2023
Bab 13 CIUMAN PANAS DI BALKON KAMAR
02/06/2023
Bab 14 PELAJARAN KHUSUS MALAM INI
02/06/2023
Bab 15 SUDAH TIDAK TAHAN MENIKMATIMU
02/06/2023
Bab 16 KAMU TIDAK MAU GABUNG
02/06/2023
Bab 17 JANGAN KABUR! ATAU, KUTEMBAK KAMU!
02/06/2023
Bab 18 HANYA PEREMPUAN PENGHIBUR DI SINI
02/06/2023
Bab 19 JENO PASTI BAKAL MEMARAHINYA!
02/06/2023
Bab 20 PRIA IBLIS
03/06/2023
Bab 21 ALASAN MENGHUKUMMU
04/06/2023
Bab 22 STRATEGI BARU
04/06/2023
Bab 23 HARUSNYA KITA SIKSA DIA!
04/06/2023
Bab 24 HARUS BALAS DENDAM PADANYA
04/06/2023
Bab 25 JALAN KABUR TERBUKA
04/06/2023
Bab 26 SIKSAAN BDSM
04/06/2023
Bab 27 MENCOBA BUNUH DIRI
04/06/2023
Bab 28 GUNAKANLAH KECANTIKANMU
05/06/2023
Bab 29 MENJADI GADIS PENURUT
07/06/2023
Bab 30 UNDANGAN KE PESTA
09/06/2023
Bab 31 DASAR MESUM!
10/06/2023
Bab 32 MENIKMATI KEINDAHAN BUNGA
11/06/2023
Bab 33 HADIAH UNTUKMU
14/06/2023
Bab 34 MEMBUAT KETAGIHAN
16/06/2023
Bab 35 JANGAN TINGGALKAN AKU!
17/06/2023
Bab 36 PESTA EKSLUSIF MENDEBARKAN
20/06/2023
Bab 37 PESAN RAHASIA
22/06/2023
Bab 38 TAK SEPERTI BIASANYA
25/06/2023
Bab 39 MENGAMBIL HATI AMANDA
04/07/2023
Bab 40 BANTUAN PEREMPUAN ASING
05/07/2023