Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Sang Pemuas
Gairah Sang Majikan
"Aarrgh...! ya Allah....!!"
"Ummiiii....!" Jihan berteriak sekuat-kuatnya memanggil Umminya, karena Jihan paling dekat dengan Lolita.
"Flooo...! Giiii...!" Jihan menatap lekat wajah dua sahabatnya itu, dan perlahan pandangan Jihan menjadi buram.
Jihan mengulurkan tangannya pertanda minta tolong pada Flora dan Anggi.
Tapi perlahan-lahan seluruh tubuhnya berubah menjadi partikel-partikel kecil, Jihan merasakan di sekujur tubuhnya sakit yang luar biasa. Jihan tidak bisa lagi mengeluarkan suara, bahkan tidak bisa juga melihat tubuhnya. Jiwa raganya terhisap oleh cahaya terang berwarna jingga yang berasal dari pohon kayu palem itu.
Perlahan tubuhnya yang menjadi partikel-partikel memasuki ruang waktu, menuju cahaya yang sangat terang. Sedikit demi sedikit tubuhnya menyatuh kembali dan terdengar kembali teriakan melengking keluar dari mulut Jihan.
"Aaakhh...!"
"Aaarrghh...!"
"Sakittttt....!"
Kedua tangan Jihan mendekap ditubuhnya, Jihan menggigil hebat, keringat pun mengucur deras. Sedangkan badannya masih merasakan sakit yang luar biasa, Jihan berusaha bangkit untuk berjalan, tapi tidak sanggup. Jangankan untuk berjalan, sekedar menggulingkan badan saja tidak sanggup.
Jihan pun menyerah, perlahan-lahan tubuhnya tidak bisa bergerak dan matanya sayup-sayup hingga tak sadarkan diri.
**
Tiga hari kemudian Jihan merasakan silau yang teramat, ia tengadahkan tangannya, sebagai bentuk untuk menghindari cahaya mentari yang teramat terang itu. Ia pun bangkit, terduduk bingung, memutar-mutarkan tubuhnya memandang ke sekeliling.
"Dimana aku..?"
"kok.., kok..," Jihan kebingungan, karena dia melihat seluruh cahaya berwarna jingga. Jihan berjalan ragu-ragu, dia melihat sepanjang mata memandang dipenuhi pohon buah. Jihan terus melangkah, akan tetapi tidak lama cacing diperutnya pun tidak bisa diajak kompromi.
"Duuuh..! laper banget...!" Jihan mempercepat langkahnya menuju pohon buah, ia meraih beberapa buah & langsung memakan buah itu dengan lahap.
"Buah apa ini? enak banget!" Jihan memindai sekeliling dia berdiri. Ia terheran-heran karena melihat beraneka macam pohon buah berada disekitarnya.
Setelah puas Jihan pun berjalan kesembarang arah dan menemukan sungai, ia langsung menjeburkan dirinya.
'byuurr...'
Jihan tersenyum puas, terasa segar sekali dan menyejukkan. Badannya yang tadinya terasa lelah, letih, dan haus, seketika hilang setelah masuk kealiran sungai tersebut.