Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Sang Pewaris Tahta

Sang Pewaris Tahta

eva hye seung

5.0
Komentar
146
Penayangan
3
Bab

Cakrawala sang pewaris tunggal Gunawan group, laki-laki bodoh, idiot, telmi dan sangat tidak menguntungkan yang selalu di jajah dan diinjak-injak oleh para anggota keluarga lainnya yang digadang-gadang menjadi penerus kejayaan Gunawan ditemukan meninggal dunia, Realitanya laki-laki tersebut akan melangsungkan pernikahan pada 2 malam berikutnya dengan gadis penerus Anggara group, seolah-olah kematian laki-laki tersebut memang di tunggu oleh banyak orang-orang disekitar nya dan membuat bahagia semua orang. Tapi siapa sangka pada malam pernikahan dimana orang-orang yakin dia tidak akan datang, Cakrawala datang dengan sosok yang sama namun dalam balutan kepribadian berbeda, dia menjadi laki-laki tak terkalahkan yang mampu menentang siapa saja yang berani menantang nya dan berbuat sewenang-wenang pada nya termasuk menukar pernikahan nya dengan salah satu putra Anggara yang lainnya. siapa dia yang sebenarnya? apakah ada orang-orang dibelakang nya,Lalu apa yang sebenarnya tengah direncanakan oleh laki-laki tersebut kedepan nya?!.

Bab 1 Sang idiot Cakrawala

Sehari sebelum kematian,

Makan malam bersama.

Mansion utama keluarga besar Gunawan.

Suara halus kursi roda saling sahut menyahut dengan lantai granit mendominasi berwarna putih di gedung megah kediaman Gunawan membuat banyak mata kekuarga menoleh, dua tebakan dari semua orang siapa sang pemilik suara kursi roda.

Pertama bisa jadi itu adalah kakek tua Gunawan, laki-laki tua yang paling di takuti di keluarga mereka yang memiliki adikuasa untuk mengendalikan semua orang sebelum kematian nya atau kedua bisa jadi itu adalah tuan muda idiot sang penerus Kejayaan berikutnya, Cakrawala. Laki-laki yang benar-benar tidak bisa di andalkan sedikitpun dalam segala situasi, baik dalam situasi darurat maupun situasi paling kecil sekalipun.

Begitu bola mata semua tertuju pada asal suara, seketika semua orang mendengus dan memutar bola mata mereka, seorang laki-laki berusia tiga puluh tahunan duduk di atas kursi roda tersebut bergerak mendekati meja makan utama dibantu oleh seorang pelayan berusia paruh baya lebih.

Cakrawala laki-laki itu sejak lahir mengalami keterbelakangan mental atau memiliki tingkat idiot yang Mendalam, dimana dia hanya memiliki nilai IQ di bawah 24, dan kurang dari 1 persen anak 'idiot' yang berada di klasifikasi ini. Jangankan untuk bisa mengurusi dirinya sendiri seperti makan atau berganti pakaian, untuk buang air kecil saja dia mengandalkan orang lain, lalu semua orang pikir bagaimana bisa laki-laki tolol dan bodoh tersebut bisa memimpin perusahaan besar sekelas Gunawan group?!.

Tidak ada yang benar-benar menyukai kehadiran nya kecuali kakek tua Gunawan dan putri bungsu nya Nabila, dan Nabila merawat Cakrawala dengan sangat telaten sejak kecil hingga dia dewasa dan terus melindungi keponakan nya tersebut, tidak melepaskan pengawasan nya sama sekali hingga pernikahan perempuan tersebut sejak dua bulan yang lalu.

Setelah menikah dan di boyong keluarga suaminya, perempuan itu terpaksa melepaskan pengawasan nya dan membiarkan bibi pelayan yang menggantikan 100% tugas-tugasnya.

"Let's speak in english, the idiot won't understand our language with that old nurse (Mari bicara bahasa Inggris, laki-laki idiot itu dan pelayan tua itu tidak akan paham dengan bahasa kita)" Putri kedua Gunawan bicara cepat kepada semua orang, membiarkan beberapa pelayan lainnya meletakkan berbagai macam hidangan di atas meja, Mell wanita culas dan picik tersebut bicara sambil melipat kedua belah tangannya.

Mendengar ucapan Mell, Rasty sang putri nya ke tiga Gunawan menaikkan ujung bibirnya. Wanita yang sangat suka berfoya-foya tersebut menyahut dengan cepat,

"Somehow the eldest son could have stupid children from his poor wife, after they died they worried the entire Gunawan family (Entah bagaimana anak sulung bisa memiliki anak bodoh dari istrinya yang malang, setelah mereka meninggal mereka membuat khawatir seluruh keluarga Gunawan)."

Baginya Cakrawala benar-benar batu besar untuk mereka naik menjadi penerus Gunawan group, hanya karena ayah Cakrawala putra tertua dan satu-satunya di keluarga Gunawan, dan Cakrawala menjadi cucu tertua, anak-anak mereka tidak memiliki kesempatan saat ini untuk memimpin Gunawan.

"we can only hope death comes closer to him quickly (kita hanya bisa berharap kematian segera menghampirinya)" Satu suara lain menyahut, seorang laki-laki berusia lebih dari setengah abad bicara dengan cepat. Itu adalah menantu keluarga Gunawan, Endar. Laki-laki tersebut merupakan suami dari Rasty.

Bola mata mereka melirik kearah Cakrawala yang kini telah berada pada posisi dimana biasa dia berada.

"That gives Rudi a chance to become the next heir to the throne? I'm quite happy to hear that (Itu memberikan Rudi kesempatan menjadi pewaris takhta berikutnya? aku cukup senang mendengar nya)." Suroso bicara sambil meraih gelas tinggi berisi minuman dihadapan nya, itu adalah suami Mell.

Mendengar ucapan laki-laki tersebut semua orang menoleh, seketika satu laki-laki menjawab dengan sinis.

"Aku harap kau tidak lupa, masih ada putra bungsu nya?" Dewa sang bungsu Gunawan bicara dengan cepat, menatap sinis kearah kakak ipar nya.

Dia sepertinya lupa, sifat buruk suka berburu perempuan dan berfoya-foya membuat dia hampir di coret dari daftar keluarga Gunawan, adik nya Nabila yang selalu dijadikan tameng untuk nya bisa bertahan sampai dengan hari ini, dia menatap jijik pada para kakak perempuan dan juga iparnya termasuk Rudi, sang pewaris berikutnya jika Cakrawala meninggal.

Namun percayalah saat ini semua orang sedang mengharapkan kematian Cakrawala dalam memperebutkan Gunawan group berikutnya.

Ditengah keadaan situasi yang tidak baik tersebut, Cakrawala idiot terlihat menggerakkan tangannya dengan susah, tertawa sendiri sambil berusaha meraih makanan yang baru dihidangkan dihadapan nya.

"totally useless (sangat tidak berguna)." Mell melirik ke sisi kanan nya, dimana Cakrawala membuat kekacauan di samping nya, rasa benci terus menyeruak didalam dirinya.

Laki-laki tersebut tertawa seorang diri, mulai membuat tidak nyaman orang-orang disana, bibi pelayan tua dengan sangat sabar meladeninya, membereskan kekacauan yang dibuatnya dimana orang-orang terus bersenandung dengan bahasa yang tidak akan dipahami oleh Cakrawala dan bibi pelayan tua.

Mereka masih ingin terus membicarakan Cakrawala, namun sayangnya Nabila datang menyeruak, kemudian disusul Kakek tua Gunawan yang bergerak dengan kursi rodanya mendekati mereka semua.

"Kalian semua sudah datang?"laki-laki tua tersebut bertanya, bergerak dari kejauhan mendekati semua orang.

Bisa dilihat kengerian dari tatapan laki-laki tua itu dibalut dengan sifat tenang dan mematikan nya bergerak mendekat kearah meja makan, menatap satu persatu anak, menantu dan cucu laki-laki juga Perempuan nya.

Suasana seketika berubah menjadi mencekam, dimana orang-orang enggan untuk membahas soal Cakrawala sang tuan muda idiot itu lagi.

Kakek tua Gunawan duduk di posisi nya, menatap semua orang satu persatu dengan pandangan penuh intimidasi, kemudian berpindah pada Cakra yang kesusahan menggerakkan tangannya untuk meraih sendok makan.

Raut wajah penuh kasih sayang langsung terlihat, Nabila bungsu kesayangan nya duduk tepat di sisi kanan Cakrawala, mencoba membantu Cakra dengan kesabaran untuk menggunakan sendok makan nya, obrolan terjadi meskipun Cakra mungkin tidak paham dengan apa yang di ucapkan Nabila.

Kakek Gunawan mulai meraih piring makan nya, dia bergerak mendapatkan menu makan malam nya tanpa suara.

Keadaan mencekam terlihat, dimana seluruh anggota keluarga mulai menikmati makan malam mereka, rata-rata melirik jijik kearah Cakra.

laki-laki idiot yang begitu menyusahkan.

"Aku dengar kakek mendapatkan proyek terbaru untuk Gunawan group?"

Rudi membuka pembicaraan, melirik kearah kakek nya dengan cepat.

"Hmm"

kakek tua Gunawan hanya menjawab seadanya.

"Jika Kakek kesulitan untuk mengatur proyek terbaru nya, aku bisa membantu dengan senang hati, kakek bisa mengandalkan ku untuk melakukan semuanya karena semua orang tahu Cakrawala tidak mungkin bisa melakukan nya"

Rudi bicara dengan terus terang, dia sudah cukup enggan untuk mengalah sekarang,bagi nya seorang idiot tetaplah idiot, sampai mati pun tidak akan pernah bisa di andalkan dalam keluarga Gunawan.

Mendengar penuturan cucu lainnya, kakek tua Gunawan langsung menghentikan gerakan tangannya untuk makan, bola matanya langsung menoleh ke arah Rudi.

"Ayah jangan menatap Rudi seperti itu, ayah tahu bagaimana maksud Rudi, dia cukup bisa di andalkan dalam banyak situasi, sedangkan Cakra sama sekali tidak memiliki harapan untuk bisa ayah andalkan"

Mell secepat kilat bicara, menatap kearah ayah nya, dia tahu ayah nya mulai tidak nyaman dengan apa yang di diinginkan oleh putranya.

"ayah juga bisa mengandalkan Riana didalam nya, jangan khawatir soal apapun, dua cucu lain ayah sangat bisa di andalkan dalam banyak situasi"

kini Hesty ikut menyahut, menyodorkan putri nya karena tahu Mell akan bergerak serakah.

ditengah keadaan Cakra membuat ulah, laki-laki idiot tersebut menyemburkan kembali makanan nya, membuat semua orang menoleh dengan cepat.

"ayah akan kesulitan jika menunggu Cakra dewasa dan bisa menyelesaikan semuanya, Cakra akan sangat sulit untuk membantu kakek, karena untuk makan dan menyuapi diri sendiri saja dia sangat sulit melakukan nya."

Mell kembali bicara, menatap mencibir kearah cakra, kemudian membuang pandangannya dan melirik kearah ayah nya.

Seharusnya ayah memikirkan dengan matang untuk menjadikan Cakra pewaris sah berikutnya, dia benar-benar sulit untuk ayah andalkan dalam banyak situasi"

Kini desa si bungsu laki-laki bicara dengan cepat, dia sengaja menyeruak masuk kedalam pembicaraan, mengambil kesempatan untuk mendapatkan muka.

Mendengar ucapan semua orang, seketika membuat kakek diam, dia tiba-tiba meletakkan sendok makan nya ke atas piring nasi.

"apa kalian sedang mengajukan keinginan untuk mendapatkan warisan Gunawan?"

Nabila kini bertanya sambil mengerutkan keningnya, cukup risih dengan pembicaraan semua orang, dia tahu semua orang sedang menginginkan posisi Cakrawala saat ini.

"ya?"

"ya?"

Mendengar kata-kata nabila semua orang terlihat menoleh kearah Perempuan cantik tersebut.

"Kalian sejak awal sudah ada diperusahaan, memang seharusnya membantu Gunawan group, Kenapa harus kembali menawarkan diri? Kerjakan apa yang ingin kalian kerjakan tanpa harus mencacati Cakra dan berkata seolah-olah dia tidak berguna"

Nabila terus bicara, menatap para saudara dan keponakan nya, sudah tahu semua orang mengincar Gunawan group dengan kelicikan masing-masing, mereka hanya ingin mendapatkan Gunawan untuk bersenang-senang bukan untuk memajukan Gunawan.

"kami memang membantu, tapi saat ini kesehatan ayah tidak bisa dikatakan baik-baik saja bibi, kau tahu kesehatan ayah semakin hari semakin memburuk tanpa harus di bicarakan, dokter Aman yang hilir mudik kemari cukup membuat orang yakin ayah tidak baik-baik saja"

dewa langsung menyela, menatap saudara perempuan nya dengan cepat, mereka tidak benar-benar pernah akur sejak dulu berdua.

Nabila yang tidak membela nya membuat dewa muak, baginya Nabila terus memproritaskan Cakra, padahal dia saudara kandung nya dan Cakra hanya keponakan mereka.

Realitanya Nabila tahu dewa hanya menginginkan Gunawan group untuk mendapatkan banyak kekayaan, untuk bisa berfoya-foya dan main perempuan di luaran sana.

Tidak bisa dibayangkan bagaimana Gunawan group jika jatuh ditangan saudara nya itu.

"Kesehatan kakek mulai memburuk, apa kakek akan terus menutupi nya? Perusahaan butuh seseorang yang bisa mengendalikan Gunawan group secepat nya, para pemegang saham sudah khawatir dengan keadaan, bingung harus mematuhi siapa di antara kita semua,bibi muda bagaimana bisa melakukan nya? sejak menikah dan masuk menjadi keluarga besar Alister, bibi mana mungkin mengurus 2 perusahaan sekaligus saat ini"

Rudi bicara mengintimidasi, menekan Nabila agar tahu diri, dia menatap kearah kakek dengan cepat, tidak lagi menahan diri untuk tidak Bicara.

"seharusnya kakek sudah mempersiapkan diri memberikan kepercayaan untuk bisa mengurus Gunawan group pada salah satu penerus berikutnya, menunggu Cakrawala jelas bukan hal yang bijaksana, kakek bisa lihat sendiri dibagian mana dia bisa di andalkan? Dia tidak akan bangun dan menjadi kami bahkan sampai mati"

mendengar ucapan Rudi, Nabila menggenggam erat telapak tangan nya, dia mana bisa membiarkan ayah nya membuat keputusan sekarang, semua tidak bisa dipercaya, mereka hanya menginginkan Gunawan group karena keserakahan.

"kalian bisa membantu kakek tanpa harus terlalu sibuk dengan Gunawan group bukan? Bantu tinggal bantu, kenapa harus bicara soal penerus Gunawan group?"

Nabila mencoba untuk menetralisir rasa, dia menggenggam erat telapak tangan Cakra yang kembali ingin berulah.

"Cakra akan sehat tidak lama lagi, dia hanya butuh beberapa kali terapis dan bangun untuk memimpin"

dia tahu keadaan Cakra yang seperti ini akibat ulah semua orang dimasa lalu secara diam-diam, membunuh kakak pertama dan menyingkir ipar nya, bahkan mereka berusaha berkali-kali membunuh Cakrawala kecil dimasa lalu begitu tahu Cakra akan meneruskan Gunawan group atas keputusan ayah nya.

Nabila kecil mendengar dan melihat dengan banyak dimasa lalu atas kekejaman mereka secara diam-diam, karena itu terus mendesak ayah nya untuk tidur memutuskan siapapun menjadi penerus sebelum Cakra dewasa, setelah dewasa Cakra tumbuh tidak normal, ini membuat dia khawatir dengan banyak keadaan.

"Apakah pembicaraan makan malam kali ini untuk memperebutkan warisan?"

Pada akhirnya kakek tua Gunawan membuka suaranya, menatap anak dan cucunya secara bergantian.

semua orang seketika terdiam.

"Masih ada waktu 2 Minggu lagi bukan untuk mengumumkan penerus Gunawan group, Aku akan memutuskan nya setelah pernikahan Cakra, lanjutkan makan kalian dan berhenti bicara sesuatu yang tidak aku sukai"

Ucap laki-laki tua tersebut dengan cepat.

"Ditambah lagi jika Cakra menikah, meskipun tidak bisa mengandalkan Cakra, istri nya bisa mengontrol semuanya jadi kenapa kalian harus memusingkan sesuatu yang tidak berguna? kecuali Cakra meninggal, kalian baru harus khawatir karena aku tidak akan mudah memutuskan penerus berikutnya, Cakra akan menikah, putri Anggara akan membantu untuk mengelola Gunawan group jadi teruskan makan Kalian dan berhentilah bicara omong kosong"

dan kakek langsung kehilangan selera makan nya, menatap tajam satu persatu orang-orang disekelilingnya.

Rudi menaikkan ujung bibirnya saat berkata putri Anggara akan membantu Cakra setelah pernikahan mereka, Nabila sebenarnya resah, sudah tahu putri sulung Anggara tidak seperti yang ayah nya harapkan, Dewa terlihat mengeratkan rahangnya nya dan Hesty tampak menggenggam erat telapak tangan.

Namun saat mendengar kata mati, percayalah semua orang saling menatap antara satu dengan yang lainnya.

Seakan-akan sejak awal mereka memang mengharap kan nya, mereka melirik kearah Cakra yang terlihat tertawa sendiri di atas kursi roda, pelayan kepercayaan Cakra menyuapi laki-laki idiot tersebut dengan kesabaran nya.

Semua orang sejenak saling lirik, menaikkan ujung bibir mereka masing-masing untuk beberapa waktu kemudian melirik kearah Kakek tua Gunawan yang kembali fokus pada makanannya.

Nabila terlihat memejamkan bola matanya sejenak, dia memijat-mijat Kepala nya yang tiba-tiba menjadi pusing.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh eva hye seung

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku