Seorang bocah berumur tiga tahun, hidupnya sangat miris, tidak seperti anak seusianya. Hidup di lingkungan yang tak layak, minim dengan pendidikan, atau kurangnya didikan dari orang tua.
Oliver Reynald, bocah laki-laki berumur tiga tahun, sudah merasakan kejamnya dunia. Tinggal bersama pamannya Rusic yang seorang pecandu, pemabuk, penjudi, bahkan pencopet. Untuk menyambung hidupnya. Terkadang dia--Rasic Hernadez meminjam uang pada rentenir dengan jumlah uang yang sangat besar. Sehingga Oliver, sering mendapatkan siksaan dari sang paman. Jika ia tidak menuruti kemauan sang paman.
Bocah sekecil itu, tidak mampu melawan kekuatan besar dari pamannya. Untuk membalas pun ia tidak mampu. Dan hanya diam yang menjadi pelindungnya saat ini.
Orang-orang yang berada di sekitar lingkungan pun tak mampu menolongnya, karena Rasic mengancam akan membunuh mereka. Jika diantara mereka membantu Oliver.
Terkadang, Oliver ingin seperti anak kecil lainnya. Disayang oleh keluarga mereka. Tapi itu semua mustahil Oliver dapatkan. Karena dia tidak tahu siapa orang tuanya. Yang hanya dia tahu, ibunya sudah berada di sisi Tuhan, setelah melahirkan dirinya.
Oliver di asuh oleh pamannya Rasic, yang tak lain adalah kakak dari mendiang ibunya.
Rasic sendiri pun, tidak pernah menyayangi Oliver, ia selalu berbuat kejam, mendoktrin pikiran Oliver. Dengan tontonan yang tidak pantas di tonton untuk seusianya.
Tak sampai disitu, Rasic mengajarinya mencopet. Berkelahi dengan teman seusianya, jika ia tidak mendapatkan apa yang diinginkan Oliver, dan terkadang Oliver mendapatkan pelecehan seksual dari wanita jalang yang sering menemani pamannya di malam hari.
Seperti saat ini, Rasic menyuruh Oliver diam, duduk di bangku yang sudah disediakan oleh pamannya. Untuk menyaksikan bagaimana pamannya bercinta dengan wanita jalang itu.
"Duduk di bangku itu!" perintah Rasic. Tanpa adanya penolakan.
"T–tapi paman," Oliver ingin sekali menolak, tapi Rasic mengeluarkan pisau untuk menggores paha mungil Oliver.
"Turuti perkataanku atau kau ingin pisau ini menancam di pahamu!"
Tak ada kata lain yang harus di pilih Oliver. Ia mengangguk menuruti semua permintaan pamannya.
Tak lama, wanita jalang itu datang mengenakan baju superminim. Memperlihatkan lekuk tubuhnya.
Sekilas, wanita itu menoleh ke arah Oliver, tersenyum padanya. "Sayang kau yakin, kita akan melakukan malam panas di depan bocah itu!" tunjuk wanita jalang, memandang Oliver penuh nikmat.
"Yes, dia akan tetap disini! Melihat aku melucuti pakaianmu satu-satu dan membuatmu mengerang namaku!" Rasic mencium wanita itu penuh nafsu di depan Oliver, yang menunduk tidak berani melihat permainan liar mereka.
Rasic yang tahu Oliver menunduk. Berteriak meminta Oliver mendongakan kepalanya, di ikuti ancamannya.
"Angkat kepalamu dan lihatlah! Bagaimana aku menyiksa wanita ini! Atau kau mati saat ini juga di tanganku!"
Oliver takut mendengar ancaman dari Rasic, ia pun mendongakan kepalanya. Menyaksikan pamannya mencumbu wanita itu. Bahkan menyiksa wanita itu, penuh kekejaman.
Tinggal bersama pamannya membuat sikap Oliver kecil menjadi lebih tertutup. Bahkan pria kecil itu cendrung menyendiri. Tidak seperti bocah kecil seusianya yang selalu bermain- main bersama teman- temannya.
Di tambah lagi Rasic sang paman selalu meracuni otaknya, dengan menceritakan sang ibu yang mati di tangan pria kaya. Membuatnya menanam rasa dendam pada keluarga kaya itu.
•••
Dua puluh empat tahun kemudian.
Oliver Reynald tumbuh menjadi seorang pria tampan, dingin, dan kejam.
Tumbuh di kalangan yang sangat buruk membuat sejati Oliver sangat lah kejam. Pria itu selalu menghabisi siapa saja yang berani menganggu ketentramannya.
Seperti sekarang ini. Oliver tak segan- segan menyanyat Bahkan menghabisi orang itu dengan cara menusuk tubuh bagian perut berkali- kali. Dan setelah ia menikam korbannya. Mayat dari sang korban ia biarkan begitu saja, tidak peduli jika polisi melacak dirinya.
/0/12731/coverorgin.jpg?v=20250122183525&imageMogr2/format/webp)
/0/3381/coverorgin.jpg?v=20250120140918&imageMogr2/format/webp)
/0/18847/coverorgin.jpg?v=20240730192956&imageMogr2/format/webp)
/0/12491/coverorgin.jpg?v=20250122183251&imageMogr2/format/webp)
/0/5353/coverorgin.jpg?v=20250121173938&imageMogr2/format/webp)
/0/7239/coverorgin.jpg?v=c129353d8743f6ffd3e2c74984863450&imageMogr2/format/webp)
/0/19953/coverorgin.jpg?v=20241030112748&imageMogr2/format/webp)
/0/2404/coverorgin.jpg?v=8ee310f4afa94e5a9e78756bd5a9679e&imageMogr2/format/webp)
/0/14227/coverorgin.jpg?v=20250123115839&imageMogr2/format/webp)
/0/4317/coverorgin.jpg?v=20250122151118&imageMogr2/format/webp)
/0/4931/coverorgin.jpg?v=20250121182937&imageMogr2/format/webp)
/0/2438/coverorgin.jpg?v=20250120162543&imageMogr2/format/webp)
/0/16087/coverorgin.jpg?v=20241225111224&imageMogr2/format/webp)
/0/5306/coverorgin.jpg?v=20250121173907&imageMogr2/format/webp)
/0/16863/coverorgin.jpg?v=20240331190028&imageMogr2/format/webp)
/0/6013/coverorgin.jpg?v=20250120174932&imageMogr2/format/webp)
/0/8865/coverorgin.jpg?v=20250122135809&imageMogr2/format/webp)
/0/18497/coverorgin.jpg?v=d760ded4542f05140b1b8aed65f609d5&imageMogr2/format/webp)
/0/5126/coverorgin.jpg?v=20250121173701&imageMogr2/format/webp)
/0/9939/coverorgin.jpg?v=20250122182531&imageMogr2/format/webp)