Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
The Bastard Bodyguard

The Bastard Bodyguard

Megacecung

5.0
Komentar
52
Penayangan
19
Bab

Oliver Reynald, pria berusia dua puluh tujuh menyamar menjadi seorang bodyguard untuk putri bungsu keluarga Franklyn hanya untuk membalas dendam, teruma Lucas Franklyn yang telah menghabisi nyawa ibunya. Dendam yang sudah lama tersimpan dalam dirinya membuat Oliver menjerat putri bungsu Franklyn, membuat gadia itu jatuh cinta pada dirinya. Tetapi satu kebenaran yang tidak pernah di ketahui oleh Oliver? Bagaimana kisahnya...?

Bab 1 TBB part 1

Seorang bocah berumur tiga tahun, hidupnya sangat miris, tidak seperti anak seusianya. Hidup di lingkungan yang tak layak, minim dengan pendidikan, atau kurangnya didikan dari orang tua.

Oliver Reynald, bocah laki-laki berumur tiga tahun, sudah merasakan kejamnya dunia. Tinggal bersama pamannya Rusic yang seorang pecandu, pemabuk, penjudi, bahkan pencopet. Untuk menyambung hidupnya. Terkadang dia--Rasic Hernadez meminjam uang pada rentenir dengan jumlah uang yang sangat besar. Sehingga Oliver, sering mendapatkan siksaan dari sang paman. Jika ia tidak menuruti kemauan sang paman.

Bocah sekecil itu, tidak mampu melawan kekuatan besar dari pamannya. Untuk membalas pun ia tidak mampu. Dan hanya diam yang menjadi pelindungnya saat ini.

Orang-orang yang berada di sekitar lingkungan pun tak mampu menolongnya, karena Rasic mengancam akan membunuh mereka. Jika diantara mereka membantu Oliver.

Terkadang, Oliver ingin seperti anak kecil lainnya. Disayang oleh keluarga mereka. Tapi itu semua mustahil Oliver dapatkan. Karena dia tidak tahu siapa orang tuanya. Yang hanya dia tahu, ibunya sudah berada di sisi Tuhan, setelah melahirkan dirinya.

Oliver di asuh oleh pamannya Rasic, yang tak lain adalah kakak dari mendiang ibunya.

Rasic sendiri pun, tidak pernah menyayangi Oliver, ia selalu berbuat kejam, mendoktrin pikiran Oliver. Dengan tontonan yang tidak pantas di tonton untuk seusianya.

Tak sampai disitu, Rasic mengajarinya mencopet. Berkelahi dengan teman seusianya, jika ia tidak mendapatkan apa yang diinginkan Oliver, dan terkadang Oliver mendapatkan pelecehan seksual dari wanita jalang yang sering menemani pamannya di malam hari.

Seperti saat ini, Rasic menyuruh Oliver diam, duduk di bangku yang sudah disediakan oleh pamannya. Untuk menyaksikan bagaimana pamannya bercinta dengan wanita jalang itu.

"Duduk di bangku itu!" perintah Rasic. Tanpa adanya penolakan.

"T–tapi paman," Oliver ingin sekali menolak, tapi Rasic mengeluarkan pisau untuk menggores paha mungil Oliver.

"Turuti perkataanku atau kau ingin pisau ini menancam di pahamu!"

Tak ada kata lain yang harus di pilih Oliver. Ia mengangguk menuruti semua permintaan pamannya.

Tak lama, wanita jalang itu datang mengenakan baju superminim. Memperlihatkan lekuk tubuhnya.

Sekilas, wanita itu menoleh ke arah Oliver, tersenyum padanya. "Sayang kau yakin, kita akan melakukan malam panas di depan bocah itu!" tunjuk wanita jalang, memandang Oliver penuh nikmat.

"Yes, dia akan tetap disini! Melihat aku melucuti pakaianmu satu-satu dan membuatmu mengerang namaku!" Rasic mencium wanita itu penuh nafsu di depan Oliver, yang menunduk tidak berani melihat permainan liar mereka.

Rasic yang tahu Oliver menunduk. Berteriak meminta Oliver mendongakan kepalanya, di ikuti ancamannya.

"Angkat kepalamu dan lihatlah! Bagaimana aku menyiksa wanita ini! Atau kau mati saat ini juga di tanganku!"

Oliver takut mendengar ancaman dari Rasic, ia pun mendongakan kepalanya. Menyaksikan pamannya mencumbu wanita itu. Bahkan menyiksa wanita itu, penuh kekejaman.

Tinggal bersama pamannya membuat sikap Oliver kecil menjadi lebih tertutup. Bahkan pria kecil itu cendrung menyendiri. Tidak seperti bocah kecil seusianya yang selalu bermain- main bersama teman- temannya.

Di tambah lagi Rasic sang paman selalu meracuni otaknya, dengan menceritakan sang ibu yang mati di tangan pria kaya. Membuatnya menanam rasa dendam pada keluarga kaya itu.

•••

Dua puluh empat tahun kemudian.

Oliver Reynald tumbuh menjadi seorang pria tampan, dingin, dan kejam.

Tumbuh di kalangan yang sangat buruk membuat sejati Oliver sangat lah kejam. Pria itu selalu menghabisi siapa saja yang berani menganggu ketentramannya.

Seperti sekarang ini. Oliver tak segan- segan menyanyat Bahkan menghabisi orang itu dengan cara menusuk tubuh bagian perut berkali- kali. Dan setelah ia menikam korbannya. Mayat dari sang korban ia biarkan begitu saja, tidak peduli jika polisi melacak dirinya.

Sejauh ini polisi pun tidak pernah mencari atau melacak keberadaannya, seperti ada seseorang yang dengan sengaja melindungi Oliver dari kejauhan.

"Dasar lemah! Baru begitu saja sudah mati," ucap Oliver, berdesis sambil menyungingkan senyumannya.

Setelah menghabisi orang itu. Oliver pun kembali ke tempat tinggalnya selama ini.

Kawasan yang disebut sebagai tempat para hidung belang mencari kehangatan. Baru saja Oliver menginjakan kaki. Salah satu jalang menyapanya.

"Kau kemana saja? Rasic mencarimu sejak tadi," ucap wanita jalang itu, menanyakan Oliver.

Dengan tatapan dingin Oliver hanya menyunggingkan senyuman, tanpa membalas perkataan jalang itu. Berjalan melewati tanpa menoleh sedikitpun.

"Dasar pria dingin! Untung saja tampan, jika tidak? Sudah aku pastikan wajahmu aku injak- injak dengan heelsku!" ucap wanita itu, kesal dengan sikap Oliver yang dingin.

Back to Oliver.

Kini Oliver berada di dalam kamarnya, merebahkan di atas ranjang kecil. Sesekali ia menghela nafasnya, kasar.

Tak berselang lama ada seseorang masuk ke dalam kamarnya. "Apa dengan begini kau bisa membalaskan dendam pada ibumu, hah!"

"Ck...! Kau selalu saja menyuruhku balas dendam! Tapi kau sendiri tidak memberitahuku dimana orang itu berada," jawab Oliver, terkekeh mendengar pertanyaan dari sang paman.

Rasic Adam Cliffort, pria paruh baya berumur lima puluh empat tahun keluarga satu- satunya yang di miliki oleh Oliver saat ini.

Pria paruh baya itu selalu menuntut Oliver untuk membalaskan dendam untuk sang adik. Akan tetapi, melihat keponakannya tidak bergerak dan mencari keberadann pria yang diduga telah menghabisi nyawa adik perempuannya.

"Sudah berapa kali aku katakan padamu, Oliver. Pergilah ke kota dan bekerjalah disana, maka kau akan menemukan pria yang telah menghabisi nyawa ibumu!"

"Kau pikir semudah itu mencari seseorang, hah! Kenapa bukan kau saja yang mencarinya, malah kau menyuruhku untuk mencari pria itu, sialan!" ucapnya, membalas perkataan Rasic.

"Brengsek! Kau mengataiku sialan! Setelah aku merawatmu dan membesarkanmu seperti ini! Anak tidak tahu diri, enyahlah kau!"

Rasic mengambil kerah baju Oliver, membangunkan ia dari atas ranjang. Membenturkan tubuh keponakannya ke dinding dengan begitu keras.

Tak sampai disitu, Rasic memukul wajah tampan Oliver sehingga membuat sudut bibirnya mengeluarkan cairan berwarna merah kental.

'Bugh!

'Bugh!'

'Bugh!'

"Anak tidak tahu di untung! Kau berani melawanku, hah! Sekarang kau rasakan ini." Rasic terus memuku Oliver, tak ada ampun. Emosinya meluap, marah.

Berbagai pukulan, tendangan, tinjuan. Rasic berikan pada Oliver, tapi tak ada satu pun Oliver membalas pukulan, tendangan bahkan tinjuan yang diberikan dari sang paman.

"Ck...! Percuma saja kau memukulku, paman. Kau tidak akan pernah mendapatkan apapun yang kau inginkan. Dan aku beritahu satu hal padamu, dendammu sangatlah tak beralasan!"

"Brengsek! Kau memang bocah kecil keparat, Oliver! Seharusnya aku tidak membawa dan merawatmu. Jika nyatanya kau tidak ingin membalaskan dendam ibumu." Rasic sudah sangat geram dengan sikap Oliver yang tak pernah mau menuruti perintahnya. Dan hasilnya mereka bertengkar saling memukul. Sampai terkadang kedua pria beda usia hampir saling melenyapkan satu sama lain.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Megacecung

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku