Maya Syaqilla-gadis kampung yang ingin mengubah nasib keluarganya dengan bekerja di kota, di sana Maya pikir bekerja menjadi pembantu sesuai apa yang sudah di sepakati oleh Handoko, namun ternyata salah, di sana dia menjadi istri kontrak majikannya selama satu tahun. Menjadi istri kontrak memang sangat mengubah kehidupan Maya dan keluarganya sangat drastis, sekarang kehidupan keluarga Maya sudah enak dan makmur, hal yang membuat Maya bahagia meskipun melakukannya dengan cara yang salah. Apakah nantinya diantara Maya dan Boy akan saling jatuh cinta dan berakhir menjadi pernikahan resmi? Dan akankah nanti pernikahan kontrak mereka akan terbongkar? Bagaimana reaksi kedua keluarga ketika tau pernikahan Boy dan Maya ternyata hanya kontrak??
Episode 1- Maya Bekerja di Kota
Maya Syaqilla.. Gadis kampung yang sangat ramah, humble, suka menolong sesama dan baik hati kini sudah mulai beranjak dewasa. Karena kehidupan di kampung yang serba kekurangan membuatnya nekat ke ibukota untuk mengubah nasib, Maya adalah anak pertama dari 3 bersaudara dan semua adik-adiknya masih sekolah.
Maya tidak mau terus menerus menjadi beban kedua orang tuanya yang bekerja sebagai buruh tani di lahan orang dengan upah yang tidak seberapa, bisa untuk makan saja mereka bersyukur, maka dari itu tekad Maya sudah sangat kuat dan juga bulat untuk mengubah nasib keluarganya agar lebih baik, kalau bukan dirinya maka siapa lagi? Adik-adiknya masih sangat kecil jika harus diterpa betapa kejamnya dunia.
Selesai makan siang, Maya bergegas mencuci piring dan kembali duduk di tanah yang beralaskan tikar kumuh.
"Bu... Pak... Ada yang mau Maya sampaikan," ucap Maya terlihat serius dan kedua orang tuanya kini fokus dengannya.
"Apa yang ingin kamu bicarakan nduk?" tanya Ibunya yang bernama Tinah.
"Iya kamu mau ngomong apa to nduk kok kelihatannya serius sekali, tumben," ucap Tejo juga penasaran.
"Memang ini hal yang serius, Maya memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan sekolah dan Maya ingin bekerja di kota saja, Maya ingin nantinya hidup kita lebih enak," ucap Maya dengan penuh hati-hati.
"APA?? BAPAK GAK SETUJU, KAMU PIKIR HIDUP DI KOTA ITU ENAK? KAMU PIKIR GAMPANG CARI KERJA DI KOTA, HAH?" pekik Tejo menolak.
"Tapi pak.. Maya kasihan sama adik-adik yang setiap hari sering menahan lapar dan tidak bisa seperti anak lainnya, biarkan Maya saja yang merasakan itu semua pak jangan sampai adik-adik Maya merasakannya," ucap Maya memohon.
"BAPAK MASIH MAMPU MEMBIAYAI KALIAN APALAGI UNTUK SEKOLAH, JANGAN SIA-SIAKAN BEASISWA YANG DIBERIKAN OLEH SEKOLAHAN," pekik Tejo tak senang.
"Maya sebenarnya juga ingin sekolah setinggi mungkin, Pak, tapi sayangnya keadaan yang tidak berpihak pada Maya, izinkan Maya bekerja di kota pak," pinta Maya berlinang air mata.
"Kamu mau kerja apa to nduk? Pengalaman juga belum ada nantinya bakal susah untukmu melamar pekerjaan," tanya Tinah sambil berlinang air mata.
"Nanti Maya cari info dulu yang penting Ibu dan Bapak mengizinkan," ucap Maya.
"Orang tua mana yang ikhlas melepas anaknya bekerja jauh di kota orang nduk, berat hati Ibu," ucap Tinah tak rela.
"Maya janji tidak akan mengecewakan kalian," rengek Maya.
"Sekali bapak bilang gak ya gak," bantah Tejo yang langsung bergegas pergi untuk melanjutkan pekerjaannya.
"Bu... Huhuhu kenapa bapak galak sekali sama Maya, apa salah Maya?" tanya Maya menangis.
"Bapakmu cuma gak mau pisah darimu nduk, kamu anak tertua jadinya bapak mana ikhlas membiarkanmu bekerja di kota, lebih baik pikirkan ulang," ucap Tinah memberitahu.
"Maya sudah memikirkannya matang-matang," ucap Maya sangat yakin.
"Itu mungkin pemikiran sesaatmu saja, coba pikirkan kembali, Ibu mau kembali kerja dulu," ucap Tinah lalu pergi melanjutkan pekerjaannya.
"Pokoknya aku harus bekerja di kota, mulai hari ini aku harus cari info," gumam Maya menyeka air matanya.
Setelah kepergian kedua orang tuanya kini Maya mendatangi rumah kerabatnya untuk menanyakan info pekerjaan di kota, namun sayang temannya tidak ada infromasi apapun lantaran mereka masih tetap melanjutkan pendidikan.
"Maaf banget, May, aku gak bisa bantu soalnya aku mau lanjut sekolah," ucap Eka tak enak hati.
"Gak papa kok memang aku aja yang salah karena menanyakan lowongan pekerjaan sama orang yang belum bekerja, maaf sudah ganggu waktunya," ucap Maya sedikit sedih.
"Apa kamu sudah memikirkan matang-matang untuk bekerja di kota? Kamu gak mau gunain beasiswa yang diberikan sekolahan?" tanya Eka.
"Enggak ah, dapat beasiswa juga nantinya aku masih harus membayar beberapa keperluan dan lain-lainnya, malah yang ada semakin membebani orang tuaku, jadi lebih baik aku bekerja saja," ucap Maya optimis.
"Sayang sekali tapi ya apa boleh buat, aku gak bisa membantu lebih, semoga kerja di kota menjadi rezekimu ya May," harap Eka tulus dan Maya mengaminkan lalu pamit pulang.
Kebetulan sekali ada tetangganya yang mendengar kalau Maya mau bekerja di kota, beberapa hari yang lalu saudaranya memberitahu Hartini untuk mencarikan gadis desa yang ingin kerja di kota.
"Maya, sini...." panggil Hartini melambaikan tangan pada Maya.
"Iya, Budhe, ada apa?" tanya Maya sembari berjalan mendekat.
"Katanya kamu butuh pekerjaan di kota ya?" tanya Hartini memastikan.
"Iya, Budhe, Maya memang ingin bekerja di kota," jawab Maya antusias.
"Bagus.. Kebetulan sekali ada saudara saya yang sedang membuka lowongan pekerjaan, apa kamu mau?" tanya Hartini.
"Pekerjaannya apa Budhe?" tanya Maya penasaran.
"Ya maaf, Maya, pekerjaannya itu menjadi pembantu rumah tangga dan saudara Budhe ini membutuhkannya segera, kalau kamu mau nanti Budhe kasih nomornya biar kalian bisa saling ngobrol," ucap Hartini sungkan.
"Gak papa Budhe.... Maya mau jadi pembantu yang penting halal," ucap Maya tanpa pikir panjang.
"Yasudah ini nomornya sudah Budhe catatkan, nanti tolong kamu duluan yang ngabarin ya," pinta Hartini dan Maya hanya mengangguk mengiyakan.
Setelah itu Maya pulang ke rumahnya dengan hati bahagia karena sebentar lagi ia bisa bekerja di kota dan kehidupan keluarganya akan lebih baik. "Pokoknya aku harus segera mengabari nomor ini dan memberitahu jika aku bersedia, nanti mau gak mau Ibu dan Bapak pasti akan mengizinkan, bukan maksud Maya menjadi anak durhaka namun kalau bukan dari Maya yang mengubah nasib maka siapa lagi? Semoga ini jalanku untuk membahagiakan keluargaku," batin Maya lalu bergegas menghubungi nomor yang diberikan oleh Hartini.
Pada deringan ketiga barulah panggilan Maya dijawab, nada bicaranya terdengar ketus sehingga membuat nyali Maya sempat ciut. "Halo ini siapa ya?" tanya orang itu ketus.
"Astaga apa orang kota itu begini semua? Galak sekali," batin Maya kaget.
"Halo.. Jangan bercanda ya, saya matiin teleponnya," tegur orang itu lalu Maya mau gak mau mengutarakan maksud dan tujuannya.
"Ha-halo, permisi, apa benar ini dengan bapak Handoko? Perkenalkan pak saya Maya," tanya Maya memastikan.
"Ya betul, Maya siapa ya?" tanya Handoko penasaran.
"Saya Maya, tetangga Ibu Hartini, tadi beliau memberikan nomor telepon ini katanya anda sedang membuka lowongan pekerjaan sebagai pembantu?" tanya Maya hati-hati.
"Pembantu? haha itu hanya kamuflase saja, aslinya mah lu bakal nikah kontrak sama bos gue," batin Handoko geli.
"Eh iya benar apa kamu bersedia?" tanya Handoko.
"Bersedia pak saya mau," jawab Maya antusias.
"Baiklah kalau begitu 2 hari lagi saya akan menjemputmu, kebetulan jadwal libur saya hari itu, sanggup?" tanya Handoko.
"Secepat itu pak? Baik saya sanggup," jawab Maya mantap.
"Bagus.. Sampai jumpa 2 hari kedepan ya, Maya," ucap Handoko lalu memutus panggilan.
"Ish belum dijawab udah asal matiin aja, emang ya orang kota itu minim etika," gumam Maya terheran-heran lalu meletakkan kembali ponsel jadulnya.
Setidaknya kali ini Handoko bisa bernafas lega karena tugas dari bosnya bisa terselesaikan, mencari pendamping untuk bosnya ternyata tak terlalu sulit.
Bab 1 Maya Bekerja di Kota
15/01/2024
Bab 2 Boy Yudhistira
15/01/2024
Bab 3 Bimbangnya Maya
15/01/2024
Bab 4 Perjanjian Pernikahan
15/01/2024
Bab 5 Bertemu Keluarga Boy
15/01/2024
Bab 6 Menikah
15/01/2024
Bab 7 Awal mula kehidupan
15/01/2024
Bab 8 Maya oh Maya
15/01/2024
Bab 9 Maya oh Maya-2
15/01/2024
Bab 10 Sikap Berlebihan Boy
15/01/2024
Bab 11 First dinner menantu
15/01/2024
Bab 12 First dinner menantu-2
15/01/2024
Bab 13 Kedatangan Ibu Mertua
15/01/2024
Bab 14 Semakin membenci Maya
15/01/2024
Bab 15 Galau
15/01/2024
Bab 16 Pulang kampung
15/01/2024
Bab 17 Gelisah
15/01/2024
Bab 18 Ke pasar
15/01/2024
Bab 19 Marah besar
15/01/2024
Bab 20 Bersitegang
15/01/2024
Bab 21 Hampir Ketahuan
29/01/2024
Bab 22 Balik ke kota
29/01/2024
Bab 23 Acara Anniversary orang tua Boy Yudhistira
30/01/2024
Bab 24 Membuat Gaduh
31/01/2024
Bab 25 Rencana Licik Almira
01/02/2024
Bab 26 Tinggal di Mansion
01/02/2024
Bab 27 Akting harus baik
02/02/2024
Bab 28 Almira geram
02/02/2024
Bab 29 Mengerjai Maya
03/02/2024
Bab 30 Maya sakit
03/02/2024
Bab 31 Maya sakit (2)
04/02/2024
Bab 32 Adit datang ke rumah sakit
04/02/2024
Bab 33 Adit ke rumah sakit
05/02/2024
Bab 34 Perebutan hati Maya
05/02/2024
Bab 35 Boleh Pulang
05/02/2024
Bab 36 Ditemani Margareth
06/02/2024
Bab 37 Tak sengaja bertemu Almira
26/01/2024
Bab 38 Bertemu Almira
06/02/2024
Bab 39 Kesedihan Bertubi-tubi
07/02/2024
Bab 40 Rencana Busuk Almira
07/02/2024