Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kawin Kontrak Sang Pewaris Tunggal

Kawin Kontrak Sang Pewaris Tunggal

Emilly Anne

5.0
Komentar
5.7K
Penayangan
107
Bab

Maya Syaqilla-gadis kampung yang ingin mengubah nasib keluarganya dengan bekerja di kota, di sana Maya pikir bekerja menjadi pembantu sesuai apa yang sudah di sepakati oleh Handoko, namun ternyata salah, di sana dia menjadi istri kontrak majikannya selama satu tahun. Menjadi istri kontrak memang sangat mengubah kehidupan Maya dan keluarganya sangat drastis, sekarang kehidupan keluarga Maya sudah enak dan makmur, hal yang membuat Maya bahagia meskipun melakukannya dengan cara yang salah. Apakah nantinya diantara Maya dan Boy akan saling jatuh cinta dan berakhir menjadi pernikahan resmi? Dan akankah nanti pernikahan kontrak mereka akan terbongkar? Bagaimana reaksi kedua keluarga ketika tau pernikahan Boy dan Maya ternyata hanya kontrak??

Bab 1 Maya Bekerja di Kota

Episode 1- Maya Bekerja di Kota

Maya Syaqilla.. Gadis kampung yang sangat ramah, humble, suka menolong sesama dan baik hati kini sudah mulai beranjak dewasa. Karena kehidupan di kampung yang serba kekurangan membuatnya nekat ke ibukota untuk mengubah nasib, Maya adalah anak pertama dari 3 bersaudara dan semua adik-adiknya masih sekolah.

Maya tidak mau terus menerus menjadi beban kedua orang tuanya yang bekerja sebagai buruh tani di lahan orang dengan upah yang tidak seberapa, bisa untuk makan saja mereka bersyukur, maka dari itu tekad Maya sudah sangat kuat dan juga bulat untuk mengubah nasib keluarganya agar lebih baik, kalau bukan dirinya maka siapa lagi? Adik-adiknya masih sangat kecil jika harus diterpa betapa kejamnya dunia.

Selesai makan siang, Maya bergegas mencuci piring dan kembali duduk di tanah yang beralaskan tikar kumuh.

"Bu... Pak... Ada yang mau Maya sampaikan," ucap Maya terlihat serius dan kedua orang tuanya kini fokus dengannya.

"Apa yang ingin kamu bicarakan nduk?" tanya Ibunya yang bernama Tinah.

"Iya kamu mau ngomong apa to nduk kok kelihatannya serius sekali, tumben," ucap Tejo juga penasaran.

"Memang ini hal yang serius, Maya memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan sekolah dan Maya ingin bekerja di kota saja, Maya ingin nantinya hidup kita lebih enak," ucap Maya dengan penuh hati-hati.

"APA?? BAPAK GAK SETUJU, KAMU PIKIR HIDUP DI KOTA ITU ENAK? KAMU PIKIR GAMPANG CARI KERJA DI KOTA, HAH?" pekik Tejo menolak.

"Tapi pak.. Maya kasihan sama adik-adik yang setiap hari sering menahan lapar dan tidak bisa seperti anak lainnya, biarkan Maya saja yang merasakan itu semua pak jangan sampai adik-adik Maya merasakannya," ucap Maya memohon.

"BAPAK MASIH MAMPU MEMBIAYAI KALIAN APALAGI UNTUK SEKOLAH, JANGAN SIA-SIAKAN BEASISWA YANG DIBERIKAN OLEH SEKOLAHAN," pekik Tejo tak senang.

"Maya sebenarnya juga ingin sekolah setinggi mungkin, Pak, tapi sayangnya keadaan yang tidak berpihak pada Maya, izinkan Maya bekerja di kota pak," pinta Maya berlinang air mata.

"Kamu mau kerja apa to nduk? Pengalaman juga belum ada nantinya bakal susah untukmu melamar pekerjaan," tanya Tinah sambil berlinang air mata.

"Nanti Maya cari info dulu yang penting Ibu dan Bapak mengizinkan," ucap Maya.

"Orang tua mana yang ikhlas melepas anaknya bekerja jauh di kota orang nduk, berat hati Ibu," ucap Tinah tak rela.

"Maya janji tidak akan mengecewakan kalian," rengek Maya.

"Sekali bapak bilang gak ya gak," bantah Tejo yang langsung bergegas pergi untuk melanjutkan pekerjaannya.

"Bu... Huhuhu kenapa bapak galak sekali sama Maya, apa salah Maya?" tanya Maya menangis.

"Bapakmu cuma gak mau pisah darimu nduk, kamu anak tertua jadinya bapak mana ikhlas membiarkanmu bekerja di kota, lebih baik pikirkan ulang," ucap Tinah memberitahu.

"Maya sudah memikirkannya matang-matang," ucap Maya sangat yakin.

"Itu mungkin pemikiran sesaatmu saja, coba pikirkan kembali, Ibu mau kembali kerja dulu," ucap Tinah lalu pergi melanjutkan pekerjaannya.

"Pokoknya aku harus bekerja di kota, mulai hari ini aku harus cari info," gumam Maya menyeka air matanya.

Setelah kepergian kedua orang tuanya kini Maya mendatangi rumah kerabatnya untuk menanyakan info pekerjaan di kota, namun sayang temannya tidak ada infromasi apapun lantaran mereka masih tetap melanjutkan pendidikan.

"Maaf banget, May, aku gak bisa bantu soalnya aku mau lanjut sekolah," ucap Eka tak enak hati.

"Gak papa kok memang aku aja yang salah karena menanyakan lowongan pekerjaan sama orang yang belum bekerja, maaf sudah ganggu waktunya," ucap Maya sedikit sedih.

"Apa kamu sudah memikirkan matang-matang untuk bekerja di kota? Kamu gak mau gunain beasiswa yang diberikan sekolahan?" tanya Eka.

"Enggak ah, dapat beasiswa juga nantinya aku masih harus membayar beberapa keperluan dan lain-lainnya, malah yang ada semakin membebani orang tuaku, jadi lebih baik aku bekerja saja," ucap Maya optimis.

"Sayang sekali tapi ya apa boleh buat, aku gak bisa membantu lebih, semoga kerja di kota menjadi rezekimu ya May," harap Eka tulus dan Maya mengaminkan lalu pamit pulang.

Kebetulan sekali ada tetangganya yang mendengar kalau Maya mau bekerja di kota, beberapa hari yang lalu saudaranya memberitahu Hartini untuk mencarikan gadis desa yang ingin kerja di kota.

"Maya, sini...." panggil Hartini melambaikan tangan pada Maya.

"Iya, Budhe, ada apa?" tanya Maya sembari berjalan mendekat.

"Katanya kamu butuh pekerjaan di kota ya?" tanya Hartini memastikan.

"Iya, Budhe, Maya memang ingin bekerja di kota," jawab Maya antusias.

"Bagus.. Kebetulan sekali ada saudara saya yang sedang membuka lowongan pekerjaan, apa kamu mau?" tanya Hartini.

"Pekerjaannya apa Budhe?" tanya Maya penasaran.

"Ya maaf, Maya, pekerjaannya itu menjadi pembantu rumah tangga dan saudara Budhe ini membutuhkannya segera, kalau kamu mau nanti Budhe kasih nomornya biar kalian bisa saling ngobrol," ucap Hartini sungkan.

"Gak papa Budhe.... Maya mau jadi pembantu yang penting halal," ucap Maya tanpa pikir panjang.

"Yasudah ini nomornya sudah Budhe catatkan, nanti tolong kamu duluan yang ngabarin ya," pinta Hartini dan Maya hanya mengangguk mengiyakan.

Setelah itu Maya pulang ke rumahnya dengan hati bahagia karena sebentar lagi ia bisa bekerja di kota dan kehidupan keluarganya akan lebih baik. "Pokoknya aku harus segera mengabari nomor ini dan memberitahu jika aku bersedia, nanti mau gak mau Ibu dan Bapak pasti akan mengizinkan, bukan maksud Maya menjadi anak durhaka namun kalau bukan dari Maya yang mengubah nasib maka siapa lagi? Semoga ini jalanku untuk membahagiakan keluargaku," batin Maya lalu bergegas menghubungi nomor yang diberikan oleh Hartini.

Pada deringan ketiga barulah panggilan Maya dijawab, nada bicaranya terdengar ketus sehingga membuat nyali Maya sempat ciut. "Halo ini siapa ya?" tanya orang itu ketus.

"Astaga apa orang kota itu begini semua? Galak sekali," batin Maya kaget.

"Halo.. Jangan bercanda ya, saya matiin teleponnya," tegur orang itu lalu Maya mau gak mau mengutarakan maksud dan tujuannya.

"Ha-halo, permisi, apa benar ini dengan bapak Handoko? Perkenalkan pak saya Maya," tanya Maya memastikan.

"Ya betul, Maya siapa ya?" tanya Handoko penasaran.

"Saya Maya, tetangga Ibu Hartini, tadi beliau memberikan nomor telepon ini katanya anda sedang membuka lowongan pekerjaan sebagai pembantu?" tanya Maya hati-hati.

"Pembantu? haha itu hanya kamuflase saja, aslinya mah lu bakal nikah kontrak sama bos gue," batin Handoko geli.

"Eh iya benar apa kamu bersedia?" tanya Handoko.

"Bersedia pak saya mau," jawab Maya antusias.

"Baiklah kalau begitu 2 hari lagi saya akan menjemputmu, kebetulan jadwal libur saya hari itu, sanggup?" tanya Handoko.

"Secepat itu pak? Baik saya sanggup," jawab Maya mantap.

"Bagus.. Sampai jumpa 2 hari kedepan ya, Maya," ucap Handoko lalu memutus panggilan.

"Ish belum dijawab udah asal matiin aja, emang ya orang kota itu minim etika," gumam Maya terheran-heran lalu meletakkan kembali ponsel jadulnya.

Setidaknya kali ini Handoko bisa bernafas lega karena tugas dari bosnya bisa terselesaikan, mencari pendamping untuk bosnya ternyata tak terlalu sulit.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Kawin Kontrak Sang Pewaris Tunggal
1

Bab 1 Maya Bekerja di Kota

15/01/2024

2

Bab 2 Boy Yudhistira

15/01/2024

3

Bab 3 Bimbangnya Maya

15/01/2024

4

Bab 4 Perjanjian Pernikahan

15/01/2024

5

Bab 5 Bertemu Keluarga Boy

15/01/2024

6

Bab 6 Menikah

15/01/2024

7

Bab 7 Awal mula kehidupan

15/01/2024

8

Bab 8 Maya oh Maya

15/01/2024

9

Bab 9 Maya oh Maya-2

15/01/2024

10

Bab 10 Sikap Berlebihan Boy

15/01/2024

11

Bab 11 First dinner menantu

15/01/2024

12

Bab 12 First dinner menantu-2

15/01/2024

13

Bab 13 Kedatangan Ibu Mertua

15/01/2024

14

Bab 14 Semakin membenci Maya

15/01/2024

15

Bab 15 Galau

15/01/2024

16

Bab 16 Pulang kampung

15/01/2024

17

Bab 17 Gelisah

15/01/2024

18

Bab 18 Ke pasar

15/01/2024

19

Bab 19 Marah besar

15/01/2024

20

Bab 20 Bersitegang

15/01/2024

21

Bab 21 Hampir Ketahuan

29/01/2024

22

Bab 22 Balik ke kota

29/01/2024

23

Bab 23 Acara Anniversary orang tua Boy Yudhistira

30/01/2024

24

Bab 24 Membuat Gaduh

31/01/2024

25

Bab 25 Rencana Licik Almira

01/02/2024

26

Bab 26 Tinggal di Mansion

01/02/2024

27

Bab 27 Akting harus baik

02/02/2024

28

Bab 28 Almira geram

02/02/2024

29

Bab 29 Mengerjai Maya

03/02/2024

30

Bab 30 Maya sakit

03/02/2024

31

Bab 31 Maya sakit (2)

04/02/2024

32

Bab 32 Adit datang ke rumah sakit

04/02/2024

33

Bab 33 Adit ke rumah sakit

05/02/2024

34

Bab 34 Perebutan hati Maya

05/02/2024

35

Bab 35 Boleh Pulang

05/02/2024

36

Bab 36 Ditemani Margareth

06/02/2024

37

Bab 37 Tak sengaja bertemu Almira

26/01/2024

38

Bab 38 Bertemu Almira

06/02/2024

39

Bab 39 Kesedihan Bertubi-tubi

07/02/2024

40

Bab 40 Rencana Busuk Almira

07/02/2024