Namaku Larissa, aku hidup di tengah keluarga yang tidak menyayangiku sama sekali, karena aku hidup dengan papa dan adik diriku dari kecil. Disaat usiaku yang masih sangat muda Aku tidak menyangka sama sekali kalau aku harus memilih nyawa Atau aku harus rela dijadikan tumbal oleh Papa tiriku dan dipaksa menikah dengan laki-laki yang tidak aku cintai. Malangnya lagi aku dinikahkan dengan keluarga yang memaksaku untuk mendapatkan keturunan seorang anak laki-laki. Apakah aku bisa menghadapi semua ini? Ikuti kisahku selanjutnya sampai selesai.
Namaku Larissa Anindita..
Nama yang sangat bagus menurutku, Aku biasa dipanggil Caca. Semua orang mengatakan kalau Aku adalah gadis yang sangat cantik, dan aku sangat terlihat mempesona ketika aku tersenyum. Aku merupakan anak satu-satunya di dalam keluargaku, tetapi aku harus mempunyai seorang adik tiri di saat Mama memutuskan untuk menikah lagi dengan Papanya ketika Waktu itu Papaku telah meninggal dunia.
Lucu memang, tetapi sejak usiaku 12 tahun aku harus menuruti semua perkataan mama, semenjak mama menikah, dia seperti orang yang tidak pernah aku kenali dulu. Bahkan dia sering memarahiku dan tanpa alasan yang jelas dia selalu melimpahkan kemarahannya itu kepadaku.
Aku memiliki seorang adik tiri dan dia juga seorang perempuan, umur kami tidak begitu jauh. Dia berusia 2 tahun lebih muda dariku, semenjak menikah dengan papanya, Mama terlihat sangat memanjakan adik tiriku itu. Dia bernama Nadia
sebagai seorang kakak, Aku berusaha untuk menjadi kakak yang baik untuk Nadia. Walaupun aku harus membagi kasih sayang mama dengannya, tetapi sepertinya hal itu tidaklah cukup bagi Nadia. dia bahkan tidak pernah menghormatiku sebagai seorang kakak, tanpa dia sadari kalau aku benar-benar telah menganggapnya sebagai seorang adik yang sangat aku sayangi
Bahkan,Nadia sangat takut kalau semua orang di luar sana mengetahui kalau aku adalah kakaknya, terlebih lagi saat kita harus terpaksa berada di kampus yang sama. Tekanan Mama semakin terasa olehku, ketika aku setiap hari pulang kuliah dan aku tidak boleh kemana-mana, aku harus berada di rumah sampai Tiba Waktunya aku harus kembali kuliah lagi.