Aku Bukan Orang Ke 3 (Tak Kuasa Menolak Takdir Cinta)

Aku Bukan Orang Ke 3 (Tak Kuasa Menolak Takdir Cinta)

Ema Ryosa

5.0
Komentar
6.5K
Penayangan
211
Bab

Adult Romance 21+++ Almira Mayangsari, sang perawan jelita, sedang membesarkan dua keponakannya sendiri, dia tidak percaya ada pria baik-baik yang akan menerima kedua keponakan yang sudah dianggapnya anak sendiri. Hingga akhirnya dia bertemu dengan Bastian Navarell, sang miliarder yang menyelamatkan dia dari percobaan perkosaan. Mereka saling jatuh cinta. Saat mengetahui bahwa Bastian telah beristri Almira menghindar sejauh mungkin. Makin dikejar makin jauh Almira berlari. Bastian heran dengan daya tarik ibu muda dengan dua orang putri tanpa dia tahu bahwa Almira sebenarnya masih perawan! Apa yang terjadi saat Bastian menemukan bahwa Almira masih sepolos Bidadari? Ikuti kisah mereka yang mengharu biru, BERDERAI-DERAI tapi tetap elegan.

Bab 1 PERTEMUAN MENGGETARKAN

"BUNUH AKU!"

"Whattt?"

Manik hitam pekat milik seorang pria tampan menajam, lalu dengan alis berkerut sang miliarder itu menatap tajam wajah jelita yang kini mulai meneteskan air mata.

"Dia pasti mengirimmu untuk membawaku kembali, lebih baik kau bunuh saja aku, aku bersumpah dia tidak akan bisa menjamah tubuhku, kau maju satu langkah lagi aku akan menggigit lidahku," ujar wanita itu dengan bibir bergetar.

Di antara sorot ketakutan itu ada tekat dan keberanian yang membanggakan.

Sang miliarder, Bastian Navarell terdiam.

Dia berusaha mencerna semua kalimat yang wanita laksana bidadari itu katakan.

Kesimpulannya, sepertinya wanita ini melarikan diri karena akan diperkosa atau dipaksa melayani seseorang, dan mengira Bastian anak buah pria biadab itu.

Bastian Navarell terkejut bukan main, tadinya dia sedang dalam perjalanan mencari Ashera, kucing seharga satu miliar yang selalu menghilang sejak istri yang akan segera menjadi mantan, menitipkan kucing itu padanya.

Di dalam ruangan yang sempit itu yang dilihatnya bukan kucing Ashera yang dicarinya akan tetapi berdiri seorang wanita lembut berwajah jelita.

Wanita berwajah bidadari dengan pakaian yang... terkoyak!

Bastian bisa melihat dada ranum yang membayang dari antara kain yang tercabik-cabik.

Tubuh yang luar biasa indah!

"Aku bukan suruhan siapapun," gumam Bastian.

Wanita itu menatapnya tajam, ragu-ragu untuk percaya.

Saat itu Bastian mendengar percakapan dua pria agak jauh darinya.

"Kemana dia pergi? Cari sampai dapat dan bawa ke hadapanku secepatnya, aku akan membuatnya jadi milikku, peduli setan dia suka atau tidak suka!"

Mendengar penggalan kalimat itu yakinlah Bastian mereka sedang mencari wanita jelita yang sedang berdiri dengan gemetar dihadapannya.

Dengan ekor matanya Bastian melihat dua pria makin mendekati tempatnya berdiri.

Keputusan telah dibuat.

Segera Bastian maju dan memeluk wanita itu dengan tangan kiri sedang tangan kanan membungkam agar dia tidak berteriak.

"Diamlah, aku akan menolongmu."

Bastian menggeser posisi wanita laksana bidadari itu hingga orang luar hanya dapat melihat sekilas kaki femininnya karena tubuh besar Bastian mendominasi ruangan dan menutupi sebagian besar tubuh si wanita.

Suara para pria itu semakin dekat.

Bastian Navarell menunduk dan menempelkan bibirnya ke bibir ranum yang bercampur dengan asinnya air matanya.

Awalnya Bastian hanya ingin menampilkan kesan kekasih yang sedang bermesraan akan tetapi Bastian tidak mengira akan menemukan bibir yang rasanya begitu memabukkan.

Tujuan awal hanya untuk mengalihkan perhatian para pengejar pun terlupakan.

Bastian melumat dengan rakus bibir wanita itu.

Bastian sadar gairahnya telah bangkit dengan luar biasa cepat.

Pangkal pahanya berdenyut kencang.

Belum pernah ada yang menarik perhatiannya hanya dengan ciuman.

Dorongan lembut di dadanya membuat Bastian mundur dengan perlahan.

Kini wanita itu sedang memandang dengan mata besar, wajah bekas air mata dan bibir bengkak yang seksi.

"Kau tidak akan menangkapku?"

Bastian menggeleng.

Nampaknya wanita itu mulai percaya.

"Thank you," ucapnya dengan bibir gemetar.

Naluri melindungi Bastian seketika bangkit.

Tiba-tiba kembali terdengar percakapan dan langkah kaki di belakang mereka.

Mendengar itu wajah jelita di hadapannya seketika kembali memucat, bibirnya bergetar ketika dia berbisik lirih.

"Sepertinya mereka kembali, apa yang harus kulakukan?"

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Ema Ryosa

Selebihnya

Buku serupa

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Gavin
5.0

Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku