Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Pagi harinya seperti biasa Jesica selalu menyempatkan untuk olahraga seperti sekarang, setelah dia menyelesaikan kuliahnya di luar negeri, ia kembali ke Indonesia tepatnya di Jakarta untuk membantu kakek angkatnya untuk mengurus perusahaannya.
Ia telah dilatih oleh sang kakek agar menjadi perempuan pintar yang mandiri, Surya Dirgantara sang kakek tidak tanggung-tanggung memberikan hadiah, jika dia mampu mendapatkan nilai tertinggi di sekolah maupun saat di perguruan tinggi. Kakek Surya bahkan memberikan Jesica sejumlah uang karena presentasi Jesica.
Hidup di luar negeri membuat Jesica merasa bebas, ia bahkan pergi ke club sesuka hatinya dan bergaul dengan teman-temannya kelas atas yang kaya raya itu.
Jesica yang dulu selalu menjaga kelakuannya karena takut dengan kemarahan Raka Dirgantara, tapi setelah ia terpisah dari Raka ia menjadi perempuan cantik yang memikat banyak pria yang paling di benci Raka.
Raka sangat membeci Jesica karena menurutnya Jesica hanya gadis yang selalu membawa sial, jika dirinya dekat dengan Jesica.
Walaupun cantik dan memiliki tubuh bak model, akan tetapi Jesica tetap menjaga kesuciannya sesuai dengan perintah Rayyan Dirgantara kakak yang paling dia sayangi.
Rayyan selalu mengingatkannya agar tidak terjerumus pergaulan bebas, oleh karena itu Jesica menjadi sangat menyayangi Rayyan karena perhatian kecil dari Rayyan kepadanya.
Bahkan Jesica bersyukur mempunyai kakak sebaik Rayyan, bahkan Rayyan tidak pernah memarahi dirinya malah Rayyan selalu memanjakan Jesica, dan menjadi teman curhat yang baik untuk Jesica.
Setelah selesai berolahraga diruang khusus yang memiliki fasilitas olahraga fitnes yang lengkap dirumah ini, Jesica memilih duduk didekat kolam renang dan kemudian meminta pelayan untuk membuatkannya jus mangga.
Kehidupan tuan putrinya kembali dia dapatkan ketika dia kembali kerumah, apalagi Raka Dirgantara saat ini masih berada di Belanda, dan Jesica merasa senang memiliki kehidupan yang tenang dan damai.
Kakek surya mendekati Jesica dan duduk disamping Jesica.
"Setiap hari selalu berolahraga dan kamu hampir lupa sarapan Jesi," ucap Kakek Surya.
Jesica tersenyum melihat kakek Surya, kakek tua ini adalah pahlawannya ia bahkan berjanji akan mematuhi setiap apa yang kakek Surya ucapkan, dulu walaupun sibuk dan tidak pulang selama berbulan-bulan akan tetapi kakek Surya selalu menanyakan kabarnya setiap hari.
"Jesi mau terlihat cantik Kek, jika saat memakai baju apapun akan terlihat anggun," ucap Jesica sambil tersenyum manis.
"Kurus begini mana enak dilihat," ucap Kakek Surya mencubit lengan Jesica.
"Kakek nggak tahu aja, tubuh langsing kayak Jesica ini cocok jadi model, sampai sekarang aja majalah luar negeri itu pada nawarin Jesica menjadi salah satu modelnya," ucap Jesica.
Sebenarnya Jesica pernah menjadi salah satu model perancang busana kelas dunia yang sangat terkenal, bahkan ia juga dikontrak beberapa musim dan ikut berpergian bersama desainer itu.
Tapi ketika kakek Surya tahu Jesica menyesal ketika mendengar ucapan kakek Surya mengatakan jika ia kecewa dengan Jesica. Karena Jesica sudah mengabaikan kuliahnya hanya ingin menjadi seorang model.
"Jangan pernah membuat kakek kecewa Jesi, kamu dan Rayyan adalah penerus keluarga ini untuk menjalankan bisnis keluarga kita," ucap Kakek Surya.
"Iya Kakek, Jesi tahu," ucap Jesica memeluk kakek Surya membuat kakek Surya tersenyum bahagia.
Jesica selalu menuruti ucapan kakek Surya, karena baginya kakek Surya adalah segalanya. Andai dia tidak diangkat sebagai cucu di keluarga Dirgantara mungkin hidupnya tidak senyaman seperti sekarang.
Sedangkan kehadiran Jesica saat ini membuat rasa sepi kakek Surya sedikit berkurang, sejak putra bungsu kakek Surya meninggal itu meninggalkan luka mendalam bagi Kakek Surya.
Begitu juga dengan Jesica dia merasa bersalah karena gara-gara menolong dirinya, Uncle Rio meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya.
"Kamu harus bisa mengambil hati Rayyan Jesi! Kamu dan Rayyan sangat cocok kakek pasti akan bahagia jika kamu yang menjadi istrinya Rayyan," ucap Kakek Surya.
"Kek, Kak Rayyan mungkin sudah memiliki kekasih saat kuliah di Amerika," ucap Jesica.
"Apa kamu tidak mencintai Rayyan! Apa kamu mau menolak kemauan kakek Jesi?" tanya Kakek Surya membuat Jesica menelan ludahnya.
"Kakek hanya ingin kamu bahagia Jesi, Rayyan adalah laki-laki yang baik, tidak seperti si playboy Raka. Andai Raka memiliki sedikit sifat seperti Rayyan, mungkin kakek lebih memilih kamu menikah dengan Raka," lanjut Kakek Surya yang membuat Jesica terdiam.
Jesica sangat tahu sikap Raka kepadanya, padahal dia sangat mencintai Raka. Tapi cintanya selalu bertepuk sebelah tangan karena ucapan Raka yang selalu membuat Jesica sakit hati.
"Kakek tenang saja, Jesi akan melakukan apa yang kakek suruh, nanti Jesi bicarakan sama kak Rayyan ya kek!" ucap Jesica memeluk sang kakek.
Dia begitu tidak tega untuk menolak keinginan sang kakek, tapi ia juga tahu kalau Rayyan sudah mempunyai kekasih. Jadi mana mungkin tega jika harus merusak hubungan kakak yang paling dia sayangi.
"Baiklah, sekarang kamu mandi dan sarapan bareng kakek," ucap Kakek Surya.
Jesica mengangguk, kakek sudah berdiri dan meninggalkan Jesica sendirian. Jesica menatap nanar punggung kakek yang sudah membesarkan dirinya itu.
"Bagaimana Jesi bisa menjalankan keinginan kakek, sedangkan kak Rayyan hanya menganggap Jesi adiknya, dan begitu pula dengan Jesi yang menganggap kak Rayyan sebagai pelindung dan kakak yang baik bagi Jesi," gumam Jesica.
"Dan Jesi hanya mencintai kak Raka, walaupun kak Raka sangat membenci Jesi, tapi entah kenapa Jesi tidak pernah membencinya," lanjutnya.
Jesica berdiri dan berjalan menuju ke kamarnya, dia ingin masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu.
20 menit dia sudah selesai mandi dan memakai bajunya, Jesica keluar dari kamarnya menuju ke ruang makan, ia melihat sang kakek dan Rayyan sudah berada di meja makan.
"Morning!" sapa Jesica.
"Morning!" jawab kakek Surya dan Rayyan.
"Kita sarapan dulu," ucap Kakek Surya.
"Iya Jesi, kamu makan yang banyak biar tubuhmu ini agak berisi, jangan kurus seperti sapu lidi," ucap Rayyan dengan nada menggoda.
"Kurus-kurus gini tapi masih tetap imut dan cantikkan," ucap Jesica sambil mengedip-ngedipkan matanya.
Rayyan mencubit pipi Jesica dia begitu gemas dengan tingkah Jesica yang seperti anak kecil, begitulah Rayyan dia selalu saja membuat Jesica tersenyum karena bagi dirinya Jesica adalah berlian yang harus dilindungi.
"Sudah-sudah kalian selalu saja berdebat, cepat lanjutkan sarapan nanti keburu dingin makanan kalian," ucap Kakek Surya melerai.
"Siap Kek," ucap Jesica dan Rayyan secara bersamaan.
Kakek Surya terkekeh, lalu mereka melanjutkan sarapan mereka, seperti biasa ketika sedang makan tidak ada yang bicara, hanya terdengar suara dentingan sendok, garpu dan piring.
Setelah selesai Rayyan dan Jesica pamit untuk berangkat ke kantor, Jesica tidak diizinkan untuk menyetir mobil sendirian, karena Rayyan takut Jesica kenapa-napa.
Jesica sudah berusaha mendekati Rayyan, namun Rayyan masih seperti dulu menatapnya dengan teduh dah menjadi pelindungnya. Perlakuan Rayyan padanya memang tidak lebih dari kakak dan adik, Jesica merasa sangat serakah karena ingin mewujudkan keinginan kakeknya, dan akhirnya akan menyakiti Rayyan serta calon istrinya.
Jesica seolah tak sanggup menerima penolakan kakeknya, namun ia juga tak sanggup menyakiti hati Rayyan yang tulus menyayanginya sebagai adik kesayangan.
Ketukan pintu membuyarkan lamunan Jesica, dia segera menghapus air matanya dengan cepat.
"Masuk!" ucap Jesica.
Sosok perempuan cantik masuk kedalam ruangannya dan menatap Jesica dengan sinis.