Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
ISTRI IDAMAN SANG CEO TAMPAN

ISTRI IDAMAN SANG CEO TAMPAN

fetia22

5.0
Komentar
107
Penayangan
2
Bab

Bagaimana jadinya jika seorang Aruna Rinjani Alexsander di nikahkan dengan seorang CEO tampan, salah satu pewaris tunggal di keluarga Wiliam. Kepribadian Aruna yang sangat mandiri dan pekerja keras tidak membuatnya tertekan ketika menjadi seorang istri pewaris tunggal di keluarga tersebut. "Ingat ya Aruna, kita menikah hanya karena permintaan kedua orang tua kita. Jangan sampai kamu benar-benar jatuh cinta dengan saya!" Ujar Liam memperingati Aruna. Aruna berdecih pelan. "Idih! Siapa juga yang mau sama kamu! Aku tuh punya cowok, dia lebih tampan dari pada kamu." Liam menyincingkan matanya. "Di luar sana banyak yang tampan dari pada aku, tetapi apakah mereka kaya melebihi aku?" Tanya Liam sombong kepada Aruna. Aruna diam seribu bahasa. Bagaimana kelanjutan kisah asmara Aruna dan Liam? Akankah Aruna dan Liam saling mencinta? Atau mungkin Aruna dan Liam akan berpisah di tengah jalan? Simak kisah cinta mereka yuk!

Bab 1 Tanda Tangani Atau Gugurkan

Buk..

"Apa ini mas?" Tanya Aruna sambil mengambil kertas tersebut sambil menunjukkannya kepada Liam.

"Baca dan segera tanda tangani!" Perintah Liam dengan nada dingin.

Dengan segera Aruna membaca surat tersebut, betapa terkejutnya Aruna ketika tau bahwa kertas tersebuh adalah surat cerai yang harus di tanda tangani.

"M-Maksut kamu apa menyuruh aku tanda tangan disini mas?" Tanya Aruna sambil berkaca-kaca.

"Sudah jelas-jelas kalau itu surat cerai berarti ya saya mau kita bercerai!" Ujar Liam murka.

Aruna menggelengkan kepalanya. Ia tidak habis pikir dengan Liam, semuadah itu ia mengucapkan kata cerai tanpa mau membicarakan semuanya secara baik-baik.

"Enggak mas, aku nggak mau tanda tangan!"

Liam memelototkan matanya menatap tajam kearah Aruna. "Cepat tanda tangani atau saya akan berbuat kasar kepada kamu!" Ancam Liam kepada Aruna.

Namun ancaman Liam sama sekali tidak di pedulikan oleh Aruna. Ia menangis sambil memohon di kaki Liam agar ia tidak di cerikan. "Mas aku mohon jangan ceraikan aku mas, hiks..!! Aku tidak mau gelandangan, aku tidak mau.. hiks..!!" Mohon Aruna kepada Liam.

Pikiran Liam dipernuhi dengan amarah. Ia tidak bisa berfikir secara jernih lagi, dengan segera ia menepis tangan Aruna yang merangkul kakonya secara kuat.

"Lepas!"

Liam menatap Aruna tajam. "Asal kamu tau ya, saya sudah tau kebejatan kamu di belakangku Aruna." Ujar Liam murka.

Aruna membelalakkan matanya. Ia terkejut dengan ucapan Liam, apa maksut semua ini. "Maksut kamu apa mas? Aku tidak melakukan apa-apa di belakangmu." Ujar Aruna sambil menangis tak tertahankan.

Sementara Liam tertawa. "Hahhahahah.... kamu masih bisa berbohong rupanya."

"Bohong apa mas? Aku tidak membohongimu."

"Kamu tuh jangan pura-pura bego deh Aruna, saya tau semuanya sekarang kamu ngaku aja. Apa yang telah kamu lakukan di belakangku." Ujar Liam sambil bersendekap.

Aruna masih setia dengan gelengan kepalanya. Ia masih tidak mau mengaku bahwa dirinya telah menghianati Liam.

Liam sudah geram dengan tingkah Aruna yang sangat pandai drama. Padahal disini Liam sudah mengetahui perselingkuhan Aruna dengan mantan kekasihnya, tetapi entah kenapa ia masih berani berbohong kepadanya. "SAYA SUDAH TAU KALAU KAMU SELINGKUH DI BELAKANG AKU, SAYA SUDAH TAU SEMUANYA ARUNA! TERUS KENAPA KAMU MASIH TIDAK MAU JUJUR DENGANKU? SEBEGITU BEJATNYA KAMU YA!" Ujar Liam murka.

"Kamu punya bukti apa kalau aku berselingkuh di belakang kamu mas? Jangan suka menuduh orang sembarangan kalau kamu tidak mempunyai bukti!"

Liam tersenyum sinis kepada Aruna yang kini tengah menatapnya dengan tatapan curiga. Tak selang lama Liam merogoh saku celananya, kemudian ia mengeluarkan beberapa lembar foto, kemudian ia buang di depan wajah Aruna.

"Kamu lihat sendiri gambar siapa yang ada di sana." Perintah Liam sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Dengan segera Aruna memunguti semua foto Liam sebar berserakan di depan wajahnya. Tak lama kemudian ia membelalakkan matanya sambil menggeleng tak percaya. "I-ini siapa yang mengambilnya? Kenapa kamu bisa punya foto ini?" Tanya Aruna tidak percaya.

Liam tertawa puas melihat ekspresi Aruna yang sangat terkejut dan malu. Ia pasti sangat malu karena sudah menutupi semuanya dengan cara membohongi Liam. "Kamu selingkuh dengan orang yang salah Aruna! Frans sudah jujur semuanya kepadaku, dan foto itu saya terima dari Frans, SELINGKUHAN KAMU!" Ujar Liam sambil menekankan kata selingkuhan. Liam sengaja berbohong kepada Aruna agar Aruna membenci Frans, namun pada kenyataannya Liam memiliki foto tersebut karena ia meminta orang lain untuk membuntut i Aruna.

Aruna menggelengkan kepalanya. Ia tidak bisa bercerai dengan Liam. Kalau ia bercerai, siapa yang akan memberinya uang, semua karirnya akan kacau semua karena berita perceraian ini. Mereka semua pasti akan menghujatnya, karena ia telah berselingkuh. "Jangan ceraikan aku mas! Aku mohon, aku minta maaf karena aku telah selingkuh di belakang kamu,"

"Kamu boleh hukum aku asal aku jangan kamu ceraikan mas! Aku tidak mau berpisah dengan kamu." Ujar Aruna sekali lagi.

Liam tersenyum miring, ia merasa sangat puas membuat Aruna bertekuk lutut kepadanya kemudian ia memohon. Selama ini ia merasa sangat tidak di hargai oleh Aruna, karena ia selalu melihat sesuatu dari uang. Ia selalu mengandalkan uangnya, kalau ia bercerai dengan Liam otomatis reputasinya sebagai artis akan hancur. Jika semuanya hancur, apa yang akan ia banggakan lagi? Ini adalah sebuah pelajaran bagi Aruna, agar tidak berbuat seenaknya sendiri dengan Liam.

"Lepas saya mau pergi!!" Ujar Liam sambil menyingkirkan lengan Aruna yang kembali memeluk kakinya secara erat sambil menangis disana.

Aruna menggelengkan kepalanya. "Jangan ceraikan aku Liam, aku tidak mau menjadi janda, aku juga tidak mau melarat!"

"Tanda tangan sekarang atau saya berbuat kasar kepada kamu!" Ujar Liam dingin.

"Aku tidak mau Liam, aku berjanji tidak akan selingkuh lagi, kamu bisa pegang ucapanku Li!" Jawab Aruna sungguh-sungguh.

Namun malah di balas dengan senyuman sinis dari Liam. Aruna perempuan licik yang ia temui, dia sangat egois dan tidak sadar diri.

"Liam aku mohon Li, aku akan melakukan apa pun asal kamu tidak menceraikan aku, bahkan aku rela jika kamu pukul."

Liam diam sejenak. Sambil menatap kosong kedepan. Hingga beberapa saat kemudian. "Gugurkan anak itu, dan saya tidak akan menceraikan kamu!" Ujar Liam tegas.

Deg!

Aruna membelalakkan matanya, sambil melirik sekilas menatap perutnya yang sedikit menbuncit. Beberapa detik kemudian ia menggelengkan kepalanya sambil berkaca-kaca. Menurutnya anak itu tidak bersalah, dan ia tidak pantas untuk ia bunuh.

"Gugurkan atau tanda tangani!" Ujar Liam sambil menatap sinis kepada Aruna.

Ia berdiri kemudian menatap Liam dengan tatapan sinisnya. "Sampai kapan pun aku tidak akan pernah mau menggugurkan kandungan ini Liam! Dia tidak bersalah, disini yang salah aku, seharusnya aku yang kamu hukum bukan dia."

Liam mengernyitkan dahinya. Di dalam keadaan seperti ini ia masih mempertahankan anak dari hasil perselingkuhannya. "Berarti kamu memilih untuk menandatangani surat itu, baiklah segera tanda tangani!" Pinta Liam sambil menyerahkan surat tersebut.

Aruna menatap surat yang ada di tangan Liam, beberapa detik kemudian ia menangkis kertas tersebut hingga kertas itu jatuh kelantai.

"Sampai kapan pun aku tidak akan mau bertanda tangan, atau pun menggugurkan kandungan ini!" Ujar Aruna kemudian berlari kearah luar.

"ARUNA!!"

"ARRGHHHHTTTTT....!!!" Pekik Liam sambil meninju tembok yang ada di sampaingnya.

Aruna sungguh egois, ia tidak memikirkan perasaan Liam sama sekali. Yang sangat membuat Liam sangat kecewa adalah Aruna memilih untuk mempertahankan anak itu, padahal dari hati Liam yang paling dalam, ia juga tidak mau bercerai dengan Aruna. Tetapi Liam juga tidak mau jika anak dari hasil perselingkuhan Aruna hidup di dunia ini. Rasanya sangat menyakitkan jika hal itu terjadi.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh fetia22

Selebihnya

Buku serupa

Pemuas Nafsu Keponakan

Pemuas Nafsu Keponakan

kodav
5.0

Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku