Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Suami Tampan Istri Tak Rupawan

Suami Tampan Istri Tak Rupawan

Mama Fia

5.0
Komentar
197
Penayangan
20
Bab

Karena ulah seseorang, foto-foto Naila bersama suami beredar di media sosial. Naila sering mendapat hinaan dari wanita tak dikenal. Salahkah dirinya yang tak rupawan bersanding dengan Riko yang tampan? Dan ternyata yang meng-upload foto-foto mereka adalah kakak iparnya. Riko berusaha menjadikan istrinya wanita yang menawan. Akhirnya Naila pun menjadi wanita yang cantik dan menarik. Banyak laki-laki yang dibuatnya jatuh cinta. Ditambah hatinya yang mulia, membuat inner beautynya terpancar pada wajahnya. Riko yang sangat mencintai Naila, menjadi lebih protektif menjaga istrinya. Semakin hari sikap Riko semakin berlebihan. Naila merasa hidup dalam sangkar emas. Tanpa disadari, Riko membuat Naila menderita dan sedih. Berbagai godaan dan masalah rumah tangga mereka datang tanpa bisa dihindari.

Bab 1 Hinaan dari wanita tak dikenal

"Kamu itu nggak pantas tahu nggak jadi istrinya Pak Riko! Lihat saja wajahmu, nggak ada cantik-cantiknya! Ngaca sana!"

"Iya, nggak pantas. Lebih pantasan kita-kita. Lebih modis dan nggak kampungan kayak kamu!"

Naila hanya diam menundukkan wajahnya. Dia tak menjawab bahkan tak terlihat marah mendengar wanita yang baru dikenal menghinanya. Beberapa minggu ini sudah seringkali orang berkata demikian padanya. Naila berusaha kebal dengan ucapan mereka semua.

"Heii, sudah jelek, budeg lagi! Apa kamu bisu juga?"

Naila pun melangkah pergi meninggalkan dua wanita yang masih terlihat marah dengannya. Dibiarkan wanita itu berteriak padanya. Bahkan sudah banyak orang yang berkerumun melihat tontonan gratis akibat teriakannya. Naila tak mau dirinya menjadi bagian dari drama yang dibuat wanita yang sama sekali tak dikenalnya.

Menelusuri jalan pertokoan, Naila tak menghiraukan tatapan mereka. Naila pun menuju tempat parkir, melajukan motor maticnya pulang ke rumah.

Membuka pintu, langsung ke belakang menuju kamar mandi lalu membersihkan diri. Menuju kamar tidur, merebahkan badan, memejamkan matanya yang mengantuk dan lelah. Naila berusaha tidur siang menghilangkan rasa sakit di kepalanya.

Namun, matanya ternyata tak mau diajak kompromi. Pikirannya pun kembali mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu. Alasan banyak orang tak dikenal menghinanya. Bahkan terkesan mencaci-maki dirinya. Sebuah foto dirinya dan suami di saat berdua di sebuah tempat wisata di-upload seseorang yang sama sekali tak dikenalnya. Foto-foto yang memperlihatkan jelas wajah Riko dan Naila, dengan caption yang sangat menyakitkan hatinya.

"Riko dan Naila. Pasangan yang tak serasi. Istrinya sangat tak pantas berdampingan dengan suaminya yang tampan. Dapat ilmu pelet dari mana kira-kira, ya? Hahaha ...."

Begitulah caption dari status yang beredar di media sosial. Bahkan dibuat versi youtube juga. Lengkap dan seakan niat ingin menjatuhkan harga dirinya. Dan para netizen pun berkomentar tanpa menggunakan perasaan. Komentar yang melecehkan dan menjadikannya sebagai bahan guyonan.

Dan tak lama kemudian, semua unggahan dihapus oleh pelakunya. Namun, foto-foto dan video yang sudah diunggah beberapa jam, sudah terlanjur mendapatkan ribuan komentar yang menyakitkan. Belum lagi wajahnya sudah tersebar di media sosial.

Malam harinya ....

"Maaf, ya, Naila. Aku pulang terlambat. Tadi ada acara syukuran di kantor. Kamu sudah makan, Sayang?"

Riko mendekati Naila yang sedang duduk di depan meja rias. Memeluk istrinya dari belakang, mencium pucuk kepalanya. Riko tahu, istrinya sedang sedih. Terlihat dari butiran air mata yang membasahi pipi.

"Kenapa kamu memilihku? Bukankah banyak wanita lain yang lebih pantas jadi istrimu? Kenapa, Mas? Bahkan aku sering dimaki orang karena tak pantas berdampingan denganmu. Aku sedih, aku lelah ...."

Naila berbicara tanpa merubah posisi duduknya. Dia lebih memilih tak memandang wajah suaminya. Naila tahu, Riko akan marah dengan pertanyaannya. Pertanyaan yang selalu diulang entah sudah ke berapa kalinya.

Riko memutar tubuh Naila agar menghadapnya. Laki-laki itu kemudian berlutut mensejajarkan tubuhnya dengan wanita yang sangat dicintainya. Naila hanya diam, dengan suara isak tangis yang tertahan.

"Sayang, dengarkan aku, pandang wajahku! Aku mencintaimu bukan karena fisikmu. Aku memilihmu manjadi istriku karena kecantikan hatimu. Aku butuh seseorang yang baik untuk melahirkan anak-anakku. Bukan wanita yang tak punya adab yang hanya bisa berdandan, shopping dan memamerkan wajah dan tubuhnya dengan baju seksi dan tas mewah. Tolong, Sayang, jangan dengarkan mereka. Aku tahu kamu sedih, aku tahu kamu terluka. Aku masih berusaha mencari siapa yang meng-upload foto-foto kita berdua. Aku akan mencarinya dan membawanya ke hadapanmu agar meminta maaf padamu."

Riko mencoba menghibur Naila, kali ini dia tak lagi marah seperti biasanya. Riko yakin ada kejadian yang belum diceritakan Naila pada dirinya. Tak biasanya istrinya sampai menangis seperti sekarang. Meskipun biasanya Naila sering menanyakan hal yang sama, tetapi kali ini istrinya terlihat sangat menyedihkan.

Naila pun memandang wajah Riko. Suaminya memang laki-laki yang sangat tampan. Berbadan tinggi dan tegap dengan kulit yang bersih. Sementara Naila sendiri berwajah sangat sederhana, mata, hidung, bibir, semuanya tak ada yang istimewa, warna kulitnya pun tak seputih Riko, bertubuh mungil dan juga tak tinggi. Jika berjalan berdua dengan suaminya, Naila merasa sangat tak nyaman dengan orang-orang yang memandang ke arah mereka.

"Nggak usah, Mas. Biarkan saja, nggak usah membuang waktu dan materi mencari pelakunya. Toh yang mereka katakan juga benar semuanya."

Riko merengkuh tubuh istri tercintanya. Menggendongnya dan merebahkan tubuh Naila ke ranjang mereka. Naila pun hanya diam, suaminya selalu bisa menghiburnya saat hatinya merasa menderita. Riko akan menyenangkan hati istrinya dengan permainan yang istimewa.

***

Dengkuran halus terdengar, pertanda Riko sudah tertidur pulas. Berbeda dengan Naila, matanya masih tak mau terpejam. Pikirannya masih saja mengingat kejadian tadi siang.

Malu, marah, nelangsa, bercampur jadi satu. Begitu burukkah wajahnya? Tak pantaskah dia bersanding dengan Riko? Bahkan kita tak tahu dengan siapa kita berjodoh. Bukankah semuanya Allah yang sudah menggariskannya? Begitu banyak pertanyaan yang ada di kepalanya. Membuat pusing semakin melanda.

Naila berusaha berteman dengan keadaan. Mencoba mengabaikan semua peristiwa yang membuat beban berat di pikirannya. Memejamkan mata, menenangkan hati, mencoba menjaga kewarasan jiwanya.

***

"Sayang, apakah kamu sakit?" Riko melihat Naila yang masih tidur dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Riko baru saja membuka mata dan biasanya sebelum subuh, Naila sudah mandi terlebih dahulu.

"Nggak tahu, Mas. Kepalaku pusing sekali, sepertinya aku demam. Tadi aku sudah minum obat. Mas berangkat sholat saja dulu, aku istirahat sebentar sebelum mandi."

Riko pun mencium kening istrinya yang terasa hangat. Melangkahkan kakinya ke kamar mandi, membersihkan badan, berangkat ke mushola dekat rumah untuk melaksanakan sholat subuh berjama'ah.

Naila berjalan perlahan menuju kamar mandi, hawa dingin terasa menusuk sampai tulang-tulang di tubuhnya. Namun dirinya harus mandi besar, menyucikan diri. Dipaksa dirinya mandi dan keramas di pagi buta. Demi menjalankan kewajibannya kepada Yang Maha Pencipta.

Setelah sholat subuh, Naila kembali menyelimuti seluruh tubuhnya. Kepalanya sangat pusing, dan tubuhnya terasa lemah. Riko yang baru pulang dari mushola, mendekati istrinya yang berbalut selimut.

"Sayang, sudah mandi ternyata. Ingin makan apa? Biar aku belikan setelah ini." Riko memandang wajah istrinya, pipinya kembali basah karena air mata. Riko menduga istrinya masih sedih, sakitnya pun karena depresi.

Riko berbaring di samping Naila, memeluk erat tubuh mungil istrinya. Dikecupnya kening Naila, dengan penuh cinta. Riko mengecup bibir tipis istrinya.

"Sudahlah, Sayang. Jangan dipikirkan lagi. Kalau hatimu terus menerus merasakan sakit, fisikmu juga ikut sakit. Aku sedih melihatmu seperti ini, tolong jangan biarkan hatimu terluka terlalu dalam."

Naila diam, terdengar helaan napas panjangnya. Dengan suara lirih, Naila bertanya, "Mas, apakah kita sebaiknya bercerai saja?"

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

My Doctor genius Wife

My Doctor genius Wife

Romantis

4.8

Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku