Suami Tampan Istri Tak Rupawan
ntu Naila membawa barang belanjaan mereka ke dapur dan merapikan semuanya. Setelah membersihkan dir
Sayang, ini kakakku Riko dan
dada, menganggukkan kepala sambil tersenyum ramah. Vella dan Riko pun membalasnya denga
lihat langsung pemandangan di depannya, bagaimana manisnya Riko memperlakukan istrinya. Walaupun penampilannya hari ini sangat cantik dan menawan,
pun. Hanya suara dentingan sendok yang beradu dengan piring saling bersahutan.
Naila membersihkan meja makan dan membawa piring dan gelas yang kotor ke dapur lalu mencucinya
sebutan apa, ya? Mbak Vella, b
ella mengernyitkan dahinya. Dia heran, kena
aneh, kenapa
hanya menjaga jangan sampai membuat seseorang merasa tak nyaman dengan panggilan yang kuberikan. Padahal aku 'k
akak, atau namaku saja juga boleh. Aku nggak marah atau tersinggun
tadi aku tanya dulu, soalnya dia nggak mau aku panggil dengan sebutan
Riko padanya? Kamu tahu siapa Clara?" tanya Vella yang ta
panggil kakak saja, ya. Biar nggak terdengar kampungan." Naila menjawab pertanyaan Vella
engusirnya?" Vella terkejut mendengar cerita Naila. Tak m
di kamar saja, Mas Riko yang cerita," jawab Naila mencoba memancing Vella yang terlihat semakin tertarik dengan ceritanya. Naila pun in
serasi. Yang laki-laki tampan, wanitanya cantik dan menawan. Sayang sekali Clara lebih memilih kariernya, padahal mereka juga sudah merencanakan tahun ini akan menikah." Vella berk
alah suami yang baik dan jujur," u
nya? Apa kamu juga sudah tahu masa lalu Riko seperti apa? Pekerjaannya apa, usahanya apa saja, rumahnya ada berapa, belum lagi soal w
eringat kembali ucapan Riko kemarin, saat suaminya mengurungnya di kamar. 'Suatu saat nanti aku akan menceritakan sem
i suami seperti Mas Riko, sudah cukup membuatku bersyukur dan bahagia. Wajar saja sih kalau Mas Riko mantan kekasih banyak dan cantik-cantik seperti Kakak dan juga Cl
ta lugu di depannya pintar sekali bicara. Cara bicara Naila pun t
dia ingin balas dendam saja sama mantan kekasihnya. Setelah dia dapat yang lebih baik dan sesuai dengan kriterianya, dia akan membuangmu." Vella tak ingin kalah dengan wanita desa yang dianggapnya tak be
tu, apapun kebutuhanku dipenuhinya meskipun aku tak pernah minta. Dia adalah suami yang terbaik yang aku punya, anugrah dari Allah untuk wanita desa sepertiku. Aku tak akan berprasangka buruk padanya. Kalau sekarang dia
ng bener malah ngeyel. Terserahlah, aku mau ke kamar saja. Pusing tahu dengar sua