Suami Tampan Istri Tak Rupawan
ita sebaiknya
wanita di depannya. Naila pun menutupi wajahnya
suaminya tanpa alasan yang dibenarkan maka diharamkan bau surga atas perempu
air putih lalu meminumnya hingga tandas. Membuat dingin hati dan pikirannya yang semp
rinya. Naila pun berusaha memejamkan matanya, rasa pusing semakin mendera. Dipaksakan dirinya tidur, agar pikirannya da
embawa sebuah nampan. Dibangunkann
l membelai pipi istrinya. Naila pun mencoba untuk duduk, dibantu suaminya. S
ku mint
u
a dengan mengecup bibirnya. Na
lah kamu makan, aku baru berangkat ke
t aku karena marah. Aku nggak apa-apa kok Mas, su
aan belum sarapan. Aku tadi beli bubur ayam di waru
pa, aku yang minta maa
an dulu baru bangunkan kamu. Habis ini Mas langsung beran
iasa saja, aku nggak apa-apa kok.
atu, telepon Mas, ya. Nggak usah nyiapin makanan bu
s. Terim
iskan makanannya agar tak mengecewakan suaminya. Riko sudah begitu baik dan perhatian dengan membelika
kirin hal-hal yang nggak penting apalagi omo
sudah kosong ke dapur lalu mencucinya. Riko sudah terbiasa dengan pekerjaan rumah tangga. Apalagi Naila sedang sakit dan lema
udah beberapa hari dirinya tak berani memegang apalagi sampai membuka benda pipih miliknya. Bahkan suara notifikasi yang tak ada henti
sebuah nampan berisi minuman untuk para tamu. Ruangan pesta pun terlihat berantakan akibat gelas yang pecah dan bersera
ung memecat dirinya tanpa mau tahu alasannya. Riko pun sudah berusaha membantu memberi penjelasan pada bosnya. Namun, kesalahannya dianggap fatal dan tak pantas dimaafkan. Riko
ngannya, namun Riko selalu meyakinkannya. Riko selalu berkata pada dirinya, cinta tak butuh alasan. Masih teringat jelas ucapannya, Riko berulang kali mengat
bagai bekal dirinya hidup di kota. Demikian juga Riko, dia sudah tak memiliki ibu dan ayah. Hanya seorang kakak laki-laki yang tinggal di luar k
pagi bahkan sudah mengecek dengan test pack, berharap sakitnya karena ada janin di rahimnya
kali. Dengan malas Naila terpaksa mengambil d
ng. Maaf kalau aku meng
saja. Mungkin setelah sholat
tor nggak bisa tenang. Mikirin k
i berkurang. Mas fokus kerja saja, i
dan sayurnya dipisah, jadi aman buat makan siang. Jangan lupa dimakan
a kasih banyak,
tanggung jawabku. Harusnya aku nggak
t dhuhur akan aku makan nasinya, minum obat te
rja dulu, ya. I love you,
too, wa'alai
mulai saat ini tak lagi memusingkan omongan orang. Memiliki seorang suami yang s
mu'alai
. Naila pun bergegas memakai gamis dan jilbab panjangnya. Dengan tu
cari si
ini siapa? Pem