Apa jadinya, bila seorang siswa kelas XII harus jatuh cinta pada seorang janda muda yang bernama Elina? Pertemuan tak sengaja mereka karena Elina mencari perlindungan untuk dirinya yang dikejar-kejar mantan suaminya, membuat Elina harus meladeninya sifat kekanakan Alan. Alan jatuh cinta pada Elina. Namun, prahara mulai datang, ketika sang mama Alan, menentang keras keinginan Alan untuk merestuinya bersama Elina. Mampukah keduanya melewati badai dan mengantongi restu dari mama Alan, setelah akhirnya Elina juga jatuh hati pada Alan? Salam kenal dari Isti, ya. Semoga suka dengan coretan abal-abal Isti. Selamat membaca❤️
Seorang pemuda yang masih mengenakan seragam putih abu-abu, tengah mengendarai motor ninja putihnya siang ini dengan kecepatan laju sedang. Suasana hatinya sedang buruk saat ini.
Mamanya adalah seorang EO wedding organizer ternama di ibukota, sedang Papanya adalah seorang Pengusaha properti yang namanya cukup di segani.
Pagi tadi, ia kembali seperti hari-hari sebelumnya yang tak mendapati keberadaan kedua orang tuanya di rumah. Dan itu membuat mood nya buruk.
Selalu begitu, ia hidup seolah hanya dengan para pembantu tanpa memiliki orang tua.
Alan Tirta Hadiantara.....
Adalah nama yang Dirga Hadiantara sematkan selaku ayah biologisnya, pria bertubuh tambun dengan kepala botak di bagian atasnya. Sedang Ibunya bernama Mariana Dewi Hadiantara. Wanita cantik nan anggun dengan tubuh langsing namun berisi pada bagian-bagian tertentu. Kulitnya seputih pualam dengan postur wajah lebih seperti gadis Korean, cantik terawat.
Alan terkadang heran sendiri, apa yang mamanya lihat dari papanya coba? Tubuhnya gemuk dan perutnya buncit dengan tinggi badan tak terlalu tinggi. Kepalanya pun botak dengan pipi dan kantung mata bergelambir mengerikan layaknya leher sapi jenis limousin.
Keindahan wajah ibunya menurun pada Alan. Seolah Alan adalah sosok Riana versi laki-laki. Alan bersyukur untuk hal ini tentunya. Bila sampai ia mewarisi wajah dan tubuh dari papanya, maka mungkin dia tak akan mendapatkan jodoh hingga ia menjadi bujang lapuk.
Alan takut sendiri membayangkan.
Alan mendesah berat ketika ingat kedua orang tuanya lebih mendominasi waktu Mereka dengan bergelung bersama pekerjaannya. Lagi dan lagi di setiap hari selalu seperti itu.
"Lan.... Alan tunggu. Berhenti dulu, gue mau ngomong".
Naufal dan Ihsan nampak di depan motor ninja yang Alan kendarai. Kedua sahabatnya itu tiba-tiba mengejarnya yang sudah menuju arah pulang.
Alan menepikan motornya ke arah kiri jalan raya, membiarkan Naufal yang mengemudi motornya, menghampirinya.
"Apa sih? Lebay banget kayak cewek? Emangnya nggak bisa lewat hp ya ngomongnya? Gue capek, mau pulang!".
Sungut Alan yang memang merasakan capek tubuh, capek hati dan capek pikiran.
"Ayok nongkrong, gue yang traktir. Di cafe Abang gue, Lo bisa makan gratis".
Ihsan tersenyum manis. Dan tentu wajah muram dan sadis yang di miliki wajah Alan, kini hilang di telan alam.
"Busset... kenapa nggak dari tadi? Berangkat!!"
Alan kemudian melajukan motornya mengikuti laju motor Naufal. Suasana hatinya membaik secara perlahan.
Belum sempat mereka bertiga masuk ke dalam cafe Reno, Abang Ihsan, Mereka di kejutkan dengan datangnya seorang wanita muda yang berpakaian aneh dan penampilannya tak pantas untuk wanita seusianya.
Mungkin, usia wanita itu tak jauh-jauh dari angka usia Alan.
"Tolong... Tolong, mas. Tolong saya. Saya di kejar-kejar orang yang mau menculik saya.
Bawa saya... sa--saya nggak mau di tangkap mereka".
Ucapan wanita itu terbata dan kedua lengannya menggamit lengan Alan beberapa kali, isyarat sebagai permintaan tolong.
⛅⛅⛅
Seorang wanita yang tengah hamil muda, kini tengah berlari di kejar-kejar oleh mantan suaminya, Jaka namanya.
Dia adalah Elina Zega. Wanita yang di ceraikan suaminya saat hamil demi memilih wanita lain pilihan Jaka. Elina yang memang sudah muak dengan sifat Jaka yang suka berselingkuh, bersedia saja di cerai Jaka dan tak memberitahu Jaka jika sedang mengandung saat itu.
Dan kini, setelah Jaka tau bahwa Elina mengandung anaknya, Jaka bersikeras ingin rujuk dengan Elina yang tentu saja, tak di setujui oleh Elina. Tidak. Elina tidak mau di permainkan untuk yang kesekian kalinya. Jika Jaka sudah pernah berselingkuh yang bahkan sudah beberapa kali, maka Jaka tetaplah peselingkuh.
Elina berlari pelan sembari berusaha membaur di dalam kerumunan banyak orang-orang yang berlalu lalang siang ini. Tak peduli Jaka yang berteriak memanggilnya dengan perasaan bersalah.
"El... Elina tunggu, jangan gini. Kita bicara baik-baik, oke?"
Tidak Elina duga, Jaka ternyata bisa mengejarnya. Dengan kasar, Elina menghempaskan tangan Jaka yang menggenggam erat pergelangan tangannya.
"Lepasin..... Kita udah bukan suami istri lagi, bang. Antara kita udah nggak ada cerita.
Lebih baik kamu kembali dengan selingkuhanmu. Bukannya dengan begini kamu bisa bebas?".
Sungut Elina dengan wajah judes.
Kalau biasanya Elina akan menangis karena selalu menjadi permainan Jaka, oh sorry, sekarang Elina lebih dari sekedar kuat. Rayuan maut yang tak jaman itu, sudah nggak akan bisa mempengaruhi air mata Elina lagi.
Elina nggak Sudi masuk kedalam perangkap Jaka. Terserah andai Jaka akan berlutut di kakinya, yang jelas Elina tetap nggak akan mau kembali pada Jaka lagi.
"El.. beri aku kesempatan, aku janji gak bakalan ngulangi lagi"
Dan Elina muak dengan janji palsu Jaka yang sering kali di dengarnya.
"Aku nggak mau!!"
"Tapi ada anak kita, El".
"Kamu bisa mengunjunginya se-sempatmu. Dia anak kamu dan aku nggak akan memisahkan kalian. Tapi untuk rujuk? Kagak!!"
Dan beruntung kali ini Elina bisa melepaskan diri. Ia segera berlari, langkahnya tanpa sengaja menuju sebuah cafe dan ia perlu perlindungan.
Entah nasib baik apa yang kali ini berpihak pada Elina. Tiga orang pria tengah berkumpul di halaman parkir, sepertinya hendak masuk ke dalam cafe.
Maka, tanpa pikir panjang, Elina segera meminta tolong pada mereka. Ia sedang mengadu keberuntungannya kali ini.
"Tolong... Tolong, mas. Tolong saya. Saya di kejar-kejar orang yang mau menculik saya.
Bawa saya... sa--saya nggak mau di tangkap mereka".
Ucapnya dengan terbata. Meski tiga lelaki di hadapannya ini masih mengenakan seragam putih abu-abu, Elina tak peduli. Ia hanya butuh pertolongan kali ini pada siapapun yang bersedia menyembunyikannya dari Jaka yang terkadang berbuat nekad.
Ketiga lelaki itu sontak terkejut dan mematung.
"Tolong sembunyikan saya. Saya mau di culik".
Tak ada pilihan lain bagi Elina selain berbohong. Meski Jaka tak berusaha menculiknya, tapi Elina tak mau ikut dan kembali rujuk dengan Jaka.
"Lo...Lo kenapa lari ke gue?".
Alan menunjuk dirinya sendiri bingung. Kenapa juga ia harus menolong orang yang tak di kenalnya?
Hei, sepertinya Alan masih tak
menangkap semuanya dengan baik.
"Karna di sini cuma kamu yang dekat dengan saya. Tolong sekali. Jangan menolak. Tolong sembunyikan saya dan bawa saya kemanapun. Saya nggak mau di culik".
Elina memelas. Mata beningnya sudah berkaca-kaca. Ia sungguh takut Jaka menangkapnya dan membawa pulang paksa Elina untuk di rujuknya kembali.
tidak. Elina jelas tak akan mau.
"La'ilah..... ini cewek minta tolong maksa amat".
Gumam Alan yang kemudian menatap kedua sahabatnya bergantian.
"Mending kita bantu aja dari pada dia di culik dan di sukai." Ucap Naufal dan kemudian berbisik pada Alan yang tentu saja Ihsan masih bisa mendengar juga. Hanya Elina saja yang tak mendengar bisikan Naufal.
"Sayang juga kalau di sia-sia in. Lumayan cantik, bro".
"Betul itu", Sahut Ihsan.
Alan menatap sejenak sebelum kemudian memutuskan.
"Okey, gue bantu Lo. Tapi jangan nangis".
Dan Elina tersenyum bahagia hingga akhirnya Alan meloloskan keinginannya untuk di sembunyikan.
Siapa sangka, awal mula pertemuan mereka kali ini, adalah awal perjalanan penuh luliku untuk keduanya?
Sanggupkah mereka berjalan lurus dimasa depan?
Bab 1 Awal mula
09/12/2021
Bab 2 Hari Apes
10/12/2021
Bab 3 Kebohongan perdana
10/12/2021
Bab 4 Sembrono
06/02/2022