Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pejuang Restu

Pejuang Restu

Nur Afni

5.0
Komentar
623
Penayangan
53
Bab

"Jangan sakiti Mamih!" Teriak Basti sambil melempar barang di meja rias ke arah laki-laki yang sedang menindih sang Mamih. "Wah, jagoannya Jonas sudah datang. Hai jagoan, Om tidak akan menyakiti Mamih kamu kok. Om mau buat Mamih kamu enak," Aldri menyeringai mesum. "Kamu tidak akan pernah bisa menghindariku lagi Helen! Ingat, kartu matimu ada ditanganku. Bukankah selama ini kita saling mencintai? Aku hanya ingin kamu merayu Jonas untuk mengalihkan seluruh hartanya kepadamu, lalu kita akan hidup bahagia bersama. Bukankah itu rencana kita sejak awal? Tapi kenapa sekarang sikapmu berubah? Kamu bahkan lebih sering membela Jonas? Apa mungkin hatimu sudah berpindah pada Jonas?" tutur Aldri panjang lebar. Napas lelaki itu kian memburu. Helen hanya diam meski tubuhnya masih tetap meronta-ronta. Aldri memperkuat cengkramannya pada ke dua pergelangan tangan Helen.

Bab 1 Part 1 HARI PERNIKAHAN

"Jangan sakiti Mamih!" Teriak Basti sambil melempar barang di meja rias ke arah laki-laki yang sedang menindih sang Mamih.

"Wah, jagoannya Jonas sudah datang. Hai jagoan, Om tidak akan menyakiti Mamih kamu kok. Om mau buat Mamih kamu enak," Aldri menyeringai mesum.

"Diam kamu Aldri!" Teriak Helen. Pandangan wanita itu kini beralih ke arah sang anak. "Basti keluar! Keluar kata Mamih!" Perintah Helen masih dengan suaranya yang lantang. Saat itu, Helen tidak bisa berkutik karena tubuhnya di kunci dengan sangat kuat oleh Aldri, sang mantan kekasih yang kini menjadi selingkuhannya.

Aldri tersenyum sinis lalu mencium paksa bibir Helen di depan Basti dengan penuh gairah. Saat dia melirik ke arah pintu, Basti sudah tidak ada di sana. Tampaknya bocah kecil itu sadar kalau usahanya menolong sang Mamih hanya akan berakhir sia-sia.

Sepeninggal Basti, Aldri semakin menggila di tempat tidur. Dia terus mencumbui Helen bagai seorang singa yang lapar. Bahkan rintihan wanita itu tak sama sekali dihiraukannya.

"Kamu tidak akan pernah bisa menghindariku lagi Helen! Ingat, kartu matimu ada ditanganku. Bukankah selama ini kita saling mencintai? Aku hanya ingin kamu merayu Jonas untuk mengalihkan seluruh hartanya kepadamu, lalu kita akan hidup bahagia bersama. Bukankah itu rencana kita sejak awal? Tapi kenapa sekarang sikapmu berubah? Kamu bahkan lebih sering membela Jonas? Apa mungkin hatimu sudah berpindah pada Jonas?" tutur Aldri panjang lebar. Napas lelaki itu kian memburu.

Helen hanya diam meski tubuhnya masih tetap meronta-ronta.

Aldri memperkuat cengkramannya pada ke dua pergelangan tangan Helen.

"Aku tak akan melepaskanmu begitu saja. Aku sudah menunggu terlalu lama untuk bisa mewujudkan semua impian kita sejak awal. Mungkin jika kamu tidak di jodohkan dengan Jonas, kita sudah bahagia sekarang! Semua ini tidak perlu terjadikan?"

Ancaman Aldri membuat seorang Helen kian di rundung perasaan cemas luar biasa. Wanita bergaun tidur itu mulai menangis. "Aldri, aku mohon, lepaskan aku. Lupakan aku Aldri. Lupakan semua rencana kita dulu. Jonas sudah begitu baik padaku selama ini. Aku tidak mau mengkhianatinya lebih jauh lagi. Tolong Aldri, kamu bisa mencari wanita lain yang bisa mencintaimu dengan tulus. Tolong jangan ganggu aku lagi" mohon Helen dalam tangisnya yang terdengar pilu.

Sayangnya, Aldri sudah tidak perduli.

Walau kenyataannya Aldri sangat mencintai Helen, namun rasa kecewanya pada Helen yang sudah mangkir dari semua janji dan kesepakatan mereka untuk menghancurkan Jonas justru lebih mendominasi atas apapun juga.

Bagaimanapun, Jonas sudah merebut Helen darinya dan Aldri tidak terima.

"Maafkan aku Helen, aku tidak menginginkan wanita lain lagi selain dirimu. Ayolah, aku ingin menghabiskan malam ini bersamamu. Aku sangat merindukanmu Helen. Sejak Jonas di penjara, lalu kamu melahirkan, kita tidak pernah berhubungan lagikan?"

Aldri hendak menuntaskan niatnya untuk menyetubuhi Helen ketika sesuatu tiba-tiba saja terjadi.

Srettttt!

"Argh!"

Aldri berteriak kencang saat tiba-tiba tangannya seperti di cincang sesuatu.

Darah segar menetes bersamaan dengan nyeri luar biasa akibat sayatan benda tajam pada lengannya. Dan mereka jadi terperanjat saat melihat Basti, si bocah laki-laki yang baru berumur enam tahun itu, berdiri tak jauh dari mereka dengan sebuah pisau di tangannya.

*****

Sebuah pernikahan sederhana di gelar di kediaman mempelai pengantin wanita yang bernama Raline Septia Wulandari.

Seorang karyawati swasta yang harus merelakan cita-citanya untuk melanjutkan pendidikan di bangku kuliah kandas karena dirinya yang kini harus menikah dengan seorang lelaki bernama Bastian Dirgantara.

Lelaki yang dulunya adalah sahabat dekat Raline di SMA dan hubungan mereka terus berlanjut hingga sekarang.

Meski, semuanya kini sudah jauh berbeda.

Hubungan mereka, tak seharmonis dulu.

Acara ijab dan kabul itu pun di tutup dengan doa bersama yang di pimpin oleh bapak penghulu dan di iringi kata Amin oleh para tamu undangan.

Kini, waktunya pengantin di sandingkan di atas pelaminan karena acara selanjutnya adalah acara resepsi.

Keluarga Bapak Ibnu Jamil dan Ibu Rani Kalila selaku orang tua dari mempelai wanita terlihat duduk menemani putri tercinta mereka di atas pelaminan. Mereka ikut menyambut para tamu undangan yang hendak bersalaman dengan ke dua mempelai.

Beberapa ibu komplek perumahan seberang tampak berkumpul di tengah-tengah para tamu undangan. Mereka terlihat bercakap-cakap santai.

"Saya masih tidak menyangka kalau Raline bisa menikah dengan anak Gubernur yang tampan itu. Pakai mantra apa dia itu?" ucap Bu Hindun, salah satu anggota dari kumpulan ibu-ibu penggosip di daerah sekitar komplek.

"Tapi dari kabar yang beredar, Raline itu sudah lebih dulu hamil. Coba lihat, tidak ada satu pun keluarga dari mempelai laki-laki yang hadir karena mereka itu tidak setuju kalau anak mereka menikah sama orang miskin," lanjut Femi si ibu RT.

"Kalau begitu, bisa jadi Bastian itu cuma terpaksa menikahi Raline hanya untuk menyelamatkan nama baik Bu Helen? Beliaukan baru naik jadi gubernur DKI," kali ini Ibu Ratna yang bicara.

"Atau bisa jadi, Raline dan keluarganya sengaja pakai cara kotor untuk menjebak Bastian. Ah, aku sudah sangat paham wanita macam apa si Raline itu! Perlu Ibu-ibu tau ya, saya pernah loh, pergokin Raline jalan sama Om-om di mall," kata Ibu Femi lagi.

"Hah? Serius? Wah, tidak benar ini! Kasihan sekali si Basti. Tahu begitu, lebih baik Bastian sama anakku saja yang sudah jelas masa depannya," sahut Bu Hindun.

Kalimat Ibu Hindun memancing tawa Ibu-ibu yang lain. "Bu Hindun ini, tidak usah terlalu berharap nanti kalau jatuh sakit," ledek Bu Ratna.

Gosip-gosip itu masih terus berlanjut sampai akhirnya terhenti dengan sendirinya ketika seseorang datang menghampiri mereka.

Kiara sengaja duduk tepat di sebelah Ibu Femi dan santai menikmati santapannya. Dengan adanya dia di sini, Kiara yakin, ibu-ibu tukang gosip itu akan berhenti mencela kakaknya. Kiara sudah sangat gerah mendengar ocehan ibu-ibu komplek bermulut pedas itu.

Punya mulut kok fungsinya cuma untuk menggosipkan hidup orang? Huh!

Gerutu Kiara dalam hati.

Hari ini resepsi berjalan dengan lancar. Meski sempat di warnai oleh sedikit berita-berita miring karena tak adanya satu pun keluarga dari pihak mempelai laki-laki yang hadir. Hal itu jelas memancing pertanyaan para tamu undangan. Belum lagi mengenai merebaknya isu kehamilan Raline serta latar belakang Bastian, suami Raline yang di gadang-gadang berasal dari keluarga terpandang.

Semua hal itu terangkum menjadi satu berita panas yang pastinya kini menjadi buah bibir di kalangan warga setempat. Terutama oleh ibu-ibu komplek penghuni perumahan elit yang berhadapan langsung dengan rumah Raline yang sangat sederhana.

"Kiara heran deh, kenapa sih selalu keluarga kita yang kena cibiran dan jadi jelek di mata umum cuma karena kita ini orang miskin?" seru Kiara saat acara resepsi selesai. Kini, dirinya dan ke dua orang tuanya sedang beristirahat di ruang keluarga. Kiara baru saja selesai melepas kondenya di bantu oleh Rani, sang Ibu.

"Tidak usah di dengar, Ki. Biarkan saja mereka mau bicara apa, mulut-mulut mereka ini, dosa kita berkurang kalau kita ikhlas," ucap Rani dengan gayanya yang keibuan dan lembut.

"Ibu dan Bapak tidak dengar sih apa yang di katakan sama komplotannya Bu RT tadi, kalau saja tidak memandang perasaan Kak Raline, sudah Kiara sumpal tuh mulut mereka pakai kuah bakso panas! Supaya melepuh bibirnya," omel Kiara lagi. Dia benar-benar tidak terima jika nama baik kakaknya selalu di injak-injak.

"Yang harusnya di salahkan itu kan si Basti! Laki-laki brengsek! Gara-gara dia hidup Kak Raline jadi menderita!" lanjut Kiara tanpa menyadari bahwa nama laki-laki yang tadi dia sebut itu kini baru saja keluar dari arah dapur hendak memasuki kamar pengantinnya.

Rani menendang kaki Kiara. Memberi isyarat supaya anak bungsunya itu berhenti bicara. Tapi dasarnya Kiara, dia justru semakin menjadi begitu tahu kini Basti sedang berjalan di belakangnya.

"Kalau Kiara jadi Bapak, Kiara jelas lebih memilih buat jeblosin Bastian Dirgantara ke penjara, supaya dia bisa belajar bagaimana caranya menghargai wanita! Jangan mentang-mentang anak orang kaya, bisa bertindak seenaknya sama orang lain! Anak sama Ibu kok sama saja! Bisanya cuma membuat hidup orang lain susah!" teriak Kiara, sarkas. Dari balik wajahnya, dia mencoba menyembunyikan senyum penuh kepuasan. Bahkan dia tidak perduli dengan pelototan Rani padanya.

Hingga akhirnya, terdengar sebuah suara pintu yang tertutup. Itu artinya, laki-laki bernama Bastian itu kini sudah masuk ke dalam kamar.

Kiara hanya menggumam saat mendengar omelan Rani dan Ibnu di ruang keluarga. Dia benar-benar tidak habis pikir dengan keputusan orang tuanya terhadap kehidupan Kakaknya. Jika Kiara menjadi Raline, Kiara akan lebih memilih kabur dari rumah daripada harus dinikahkan dengan laki-laki brengsek macam Basti.

Laki-laki yang sudah dengan tega memperkosa Raline hingga hamil.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Pejuang Restu
1

Bab 1 Part 1 HARI PERNIKAHAN

27/07/2023

2

Bab 2 Part 2. MALAM PERTAMA

27/07/2023

3

Bab 3 Part 3. MENGHILANG

27/07/2023

4

Bab 4 Part 4. AUNTY KISYAN

27/07/2023

5

Bab 5 Part 5. TENTANG BAYU

27/07/2023

6

Bab 6 Part 6. TIGA KISAH MANUSIA

27/07/2023

7

Bab 7 Part 7. BACK TO INDONESIA

27/07/2023

8

Bab 8 Part 8. KEDATANGAN BASTI

27/07/2023

9

Bab 9 Part 9. CIUM AKU, BAS!

27/07/2023

10

Bab 10 Part 10. TATO ULAR

27/07/2023

11

Bab 11 Part 11. DAMAI

27/07/2023

12

Bab 12 Part 12. BAYU IS COME BACK

27/07/2023

13

Bab 13 Part 13. PERTEMUAN DI MUSHOLA

03/08/2023

14

Bab 14 Part 14. KEJUTAN

04/08/2023

15

Bab 15 Part 15. SEKELUMIT KISAH MASA LALU

05/08/2023

16

Bab 16 Part 16. KEDATANGAN DIREKTUR BARU

06/08/2023

17

Bab 17 Part 17. HELEN ANASTASIA DIRGANTARA

07/08/2023

18

Bab 18 Part 18. ANAK HARAM!

08/08/2023

19

Bab 19 Part 19. PERTANYAAN RALINE

09/08/2023

20

Bab 20 Part 20. BUKAN ANAK JONAS

10/08/2023

21

Bab 21 Part 21. KESAKITAN BASTI

11/08/2023

22

Bab 22 Part 22. MAKING LOVE NIKMAT

12/08/2023

23

Bab 23 Part 23 AROMA TUBUH NIKMAT

13/08/2023

24

Bab 24 Part 24. SANDIWARA

14/08/2023

25

Bab 25 Part 25 ROMANTIS DI PANTAI

15/08/2023

26

Bab 26 Part 26. DI DATANGI IBU MERTUA

16/08/2023

27

Bab 27 Part 27. RENCANA BAYU

17/08/2023

28

Bab 28 Part 28. KESEMPATAN NIKMAT

18/08/2023

29

Bab 29 Part 29. MANDUL

19/08/2023

30

Bab 30 Part 30. TRAGEDI BERDARAH

20/08/2023

31

Bab 31 Part 31. FOTO NIKMAT

21/08/2023

32

Bab 32 Part 32. PESONA BASTI

22/08/2023

33

Bab 33 Part 33. FOTO MESRA

23/08/2023

34

Bab 34 Part 34. PERTENGKARAN

24/08/2023

35

Bab 35 Part 35. OM MARCEL

25/08/2023

36

Bab 36 Part 36. SICK

26/08/2023

37

Bab 37 Part 37. RALINE PINGSAN

27/08/2023

38

Bab 38 Part 38. Raline keguguran

28/08/2023

39

Bab 39 Part 39. MASA LALU YANG TERULANG

29/08/2023

40

Bab 40 Part 40. AMARAH BASTI

30/08/2023