Aliya adalah seorang gadis yang terpaksa harus menikah dengan Kaka angkatnya, Aliya belum lulus sekolah, apakah Aliya akan menerima pernikahan ini
" jadi begini ,kamu tahu kan saya selama ini begitu kewalahan menghadapi Aliya yang sangat sulit di atur..... , jika tidak keberatan ,saya ingin minta kamu menikah dengan Aliya "pinta pak Hadi kepada Hamdan yang sedang menghadap di ruangan kerjanya
Hamdan menelan salivah ,dia tau betul kalau Aliya adalah gadis nakal yang sulit di atur ,pada orang tuanya yang begitu di segani baik di lingkungan rumah atau di kantor saja membangkang, apalagi padanya yang hanya seorang pegawai biasa. Namun ,ia yang memiliki hutang Budi tak enak menolak permintaan pak Hadi
"Mohon maaf sebelumnya,apa pak Hadi yakin kalau Aliya akan mau menikah dengan saya ?" Tanya Hamdan
"Mengenai masalah itu biar menjadi urusan saya ,yang terpenting saya tanya sama kamu ,mau atau tidak ?" Pak Hadi berkata dengan tegas
"Jujur saja,di usia saya yang sudah tidak muda lagi ,saya kewalahan menghadapi tingkah anak itu ,oleh karena itu saya bantuan kepada kamu , dengan menikahinya,sebab . tidak mungkin kamu menuntunnya secara pribadi, kata kalian bukan muhrim "jelas pak Hadi
Hamdan berpikir keras , selama ini dia begitu Banyak berhutang Budi kepada pak Hadi ,ia pun bisa menjadi seperti sekarang berkata pak Hadi yang menyekolahkannya sampai ke London, rasanya sangat tak pantas kalau dia menolaknya begitu saja
"Tapi bagaimana kalau saya gagal pak? " Tanya Hamdan
Pak Hadi menatap Hamdan begitu tajam "gagal atau berhasil itu urusan belakangan, yang terpenting kita ikhtiar dulu . Saya yakin dengan kemampuan kamu . Oleh karena itu saya mempercayakan Aliya kepada kamu "jelasnya
Kini Hamdan tak punya pilihan lain, akhirnya dia pun menyetujui permintaan pak Hadi
"Bismillah.... insya Allah saya bersedia,pak "jawab Hamdan tegas
"Tapi kamu ikhlas kan "tanya pak Hadi ,ia khawatir kalau Hamdan terpaksa, padahal sudah jelas secara tak langsung dia sudah memaksa Hamdan
"Insyaallah saya ikhlas pak "jawab Hamdan
"Alhamdulillah.... Syukurlah kalau begitu, nanti saya kabari lagi mengenai rencana selanjutnya "ujar pak Hadi
Akhirnya Hamdan pun pamit dari ruangan pak Hadi ,dia kembali ke ruangan kerjanya, karena dia masih harus mengerjakan berkas-berkas yang belum dia selesai
******
Sore harinya, saat Aliya pulang sekolah,pak Hadi yang pulang cepat , memanggil Aliya, untuk membahas rencana pernikahan Aliya dan Hamdan
"Ada apa papa memangil aku pah "ucap Aliya sambil mencium punggung tangan pak Hadi
"Duduk Liya ,papa mau bicara sesuatu sama kamu "titah pak Hadi
"Tumben banget pah ,ada apa panggilan Liya segala "sahut Aliya santai, ia pun duduk sembarangan, seolah tidak memiliki rasa hormat sama sekali
"Kamu mau sampai kapan begitu terus , sebentar lagi kamu akan Lulus sekolah , harus lebih giat lagi belajarnya Liya "nasihat pak Hadi
"Hem "sahut Aliya iya sambil memalingkan wajahnya
"Aliya tolong bersikap lebih sopan sama papa kamu , bagaimana pun papa itu kan orang tua kamu " ujar Bu Sri,ibu tiri Aliya
"Orang luar lebih baik enggak usah ikut campur "ketus Aliya
Bukan tanpa alasan Aliya bersikap seperti itu, ia mulai memberontak sejak pak Hadi menikah dengan Sri Wulandari, yang merupakan mantan sekretaris pak Hadi di kantornya dulu,sejak orang tua Aliya masih hidup dulu , sehingga dia begitu membenci Sri ,ketika ibunya meninggal
"Aliya tolong jaga ucapanmu! Bagaimana pun mama Sri adalah mama Aliya yang harus di hormati "ujar pak Hadi
Aliya tak menjawab ucapan pak Hadi ,ia sudah tak memiliki respect lagi terhadap papanya itu , padahal dulu hubungan mereka begitu dekat , Aliya merupakan anak yang penurut dan pintar
Namun sejak kehadiran Sri di keluarga mereka, Aliya sangat kecewa dengan papanya itu
"Kalau sudah enggak ada yang mau di bahas, aku mau masuk kamar"ujar Aliya sambil beranjak
"Papa belum selesai bicara, sekarang kamu duduk "ucap pak Hadi tegas
Jika sudah seperti itu, Aliya tidak dapat menolak lagi . Ia pun duduk dan mendengar ucapan papanya
"Minggu depan kamu akan menikah dengan Hamdan "ucap pak Hadi
Deg !
Aliya terperanjat mendengar ucapan papanya itu ,iya yang sejak kecil malas menatap wajah papanya itu Langsung menoleh "maksud papa apa ,ini enggak lucu pah! " Tanyanya
"Papa tidak bercanda, papa sudah mengatakan pada Hamdan dan beliau setuju ,jadi papa harap kamu bisa menjaga sikap mu "pinta pak Hadi tegas
"Pa ,aku masih sekolah,masa papa tega nikahi aku ? Apalagi aku harus menikah dengan cowok yang usianya lebih tua dari aku , kalau emang papa udah bosan ngurusin aku bilang aja! Aku siapa pergi dari rumah ini " ancam Aliya
"Diam .. ini semua demi kebaikan kamu Aliya "pak Hadi berusaha menahan emosi
"Kebaikan aku dari mananya ,pah? Aku itu masih punya cita cita.aku ingin jadi wanita karir , keliling dunia dan sukses kaya orang lain , bukanya jadi istri di usia aku yang masih muda ini ,papa gimana,sih?
Aliya begitu menggebu-gebu meski Hamdan Tampa dan merupakan idaman para wanita, namun tidak bagi Aliya , baginya Hamdan hanya orang pandai mencari muka karena selama ini pak Hadi selalu membanggakannya
"Pokoknya keputusan pap sudah bulat , jika kamu enggak mengikuti keputusan papa ini , silahkan kamu pergi dari rumah ini "ucap pak Hadi tegas ,dia sudah mulai memegangi dadanya
Di tantang seperti itu , Aliya yang sedang emosi langsung menerima tantangan tersebut "oh ,oke , dengan senang hati aku akan pergi , kalau perlu papa coret aku dari keluarga ini , aku gak butuh semua itu "sahut Aliya
Ia bangkit dan berlari ke kamarnya sambil berderai air mata .meski melawan,tetapi hati nuraninya terusik sebagai anak gadis dia tak bisa membendung air matanya,kala menghadapi situasi yang sangat pelik ini
"Pah sabar ya? Mungkin Aliya masih terlalu syok,jadi dia seperti itu "ujar Sri ,iya berusaha menenangkan suaminya
"Kenapa anak aku bisa jadi pembangkang seperti itu? Astaghfirullah "lirih pak Hadi , seakan dia lupa akan kesalahan yang pernah dia perbuat, hingga membuat Aliya berubah
"Beberapa saat kemudian Aliya keluar dari kamarnya, dengan membawa koper dan beberapa barang miliknya
"Kamu mau kemana ,Aliya ?"tanya pak Hadi ,meski iya yang menantang Aliya, namun ucap pak Hadi tidak serius, mana mungkin dia membiarkan anak gadisnya pergi dari rumah dan jauh dari pantauannya
"Bukanya tadi papa yang bilang kalau aku harus pergi dari sini? Aku sudah setuju , daripada aku harus menikah dengan tua bangka itu ,lebih baik Liya pergi "ucapnya
Pak Hadi yang sudah naik pitam pun langsung berdiri dan hendak membentak Aliya, namun dari tadi dia mengalami sakit di dada , mendadak sesak , hingga kemudian dia tak sadarkan diri
"Papa "teriak Sri saat melihat suaminya pingsan
Aliya yang sudah melangkahkan kaki keluar pintu pun menoleh" papa " ia terkejut melihat papanya sudah tak sadarkan diri
"Tolong... Tolong...."mereka berdua berteriak minta tolong
"Aliya tolong panggil Abang Adit "pinta Sri .ia sangat panik melihat suaminya tergelatak di lantai seperti itu, ia pun tak kuat jika harus mengangkat pak Hadi
"I-iya "sahut Aliya gugup, ia segera berlari menuju sekolah yang masih satu kawasan dengan rumahnya itu
Pak Hadi membuat sekolah asrama buat putra dan putri sebagai bekal kalau dia sudah pensiun dari kantor, pak Hadi memang memiliki berbagai usaha
Padahal bisa saja Aliya menghubungi Adit melalui panggilan telpon ,namun Aliya yang sedang panik tak bisa berpikir jernih,meski selama ini dia selalu membangkang ,jika melihat papanya tergeletak tak berdaya seperti itu, Aliya pun
"Abang "pekik Aliya saat melihat Adit berjalan di koridor sekolah
Sore itu kondisi sekolah cukup ramai , sehingga pekikan Aliya mengalihkan perhatian para murid dan juga guru
"Astaghfirullah,Liya ... kenapa dia berteriak seperti itu sih?" Gumamnya Adit yang bersikap santai dan cuek ,ia malu dengan sikap adiknya
"Papa pingsan. bang , tolongin papa"pinta Aliya gugup
Deg!
Mendengar papanya pingsan , Adit turut panik, dia langsung berlari tanpa mengeluarkan sepatah kata pun
Hal itu membuat heboh seluruh penghuni seisi sekolah,termasuk Hamdan,ia yang baru selesai mengajar pun bergegas mendatangi pak Hadi di rumahnya
"Permisi"ucap Hamdan sambil membelah kerumunan
"Pak , tolong bantu saya bawa papa saya ke kamar!" Pinta Adit ,ia tak kuat jika harus menggotong papanya sendirian, sementara para murid yang sedang berkerumun tak ada yang berani masuk ke rumah pak Hadi yang sangat di segani itu
Tanpa menunggu lama,Hamdan langsung membantu Adit , mereka membawa pak Hadi masuk kamar dan merebahkan di tempat tidur, mereka pun melakukan pertolongan pertama untuk orang pingsan
Beberapa saat kemudian pak Hadi sadar
BERSAMBUNG......