Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
PIALA UNTUK KAKAK

PIALA UNTUK KAKAK

Shiee

5.0
Komentar
2.4K
Penayangan
16
Bab

Di hari yang penuh duka itu Adrian perlahan berjalan memasuki kamar Riana (adik satu-satunya yang baru saja pergi untuk selamanya) perlahan ia membuka pintu kamar yang penuh kenangan tentang kesalahannya pada sang adik "Ri... maafin kakak ya... kakak benar-benar menyesalinya" ucap Adrian yang perlahan duduk di sebuah meja belajar yang dimana di sana terletak sebuah photo masa kecil mereka berdua

Bab 1 TERLAMBAT SEKOLAH

"Non... Bangun, Sudah jam 7 nanti Non kesiangan." ucap bi Titi

"Bentar lagi Bi... Ria masih ngantuk." Riana menutupi wajahnya dengan selimut

"Tapi den Adrian sudah mau berangkat ntar Non ketinggalan." ucap bi Tini

"Duuuuuhhhhh... Ribet banget sih, Ria bisa pergi sendiri." ucapan Riana terdengar oleh sang kakak yang lewat depan pintu kamarnya

"Bi, Adrian pergi dulu. Soalnya ada rapat." ucap Adrian

Bi Tini langsung keluar dari kamar Riana

"Ia Den, Hati-hati di jalan ya Den, Non Ria masih tidur Den." jawab bi Tini

"Biarin aja, Adrian pergi dulu ya Bi." Adrian langsung pergi

Bi Tini kembali masuk ke kamar Riana untuk membangunkan gadis cantik itu

"Ya ampun non, Kapan mau berangkat sekolah nya, Ini udah jam tujuh lewat." ucap Bi Tini yang membuka selimut yang menutupi wajah gadis itu

"What's...? Udah jam 7 lewat, Gawat bi Ria ada tugas PR yang belum di kerjain." Riana langsung bangun dari tempat tidurnya

"Astaga, Si non bikin bibi kaget saja, sana non mandi dulu bibi udah siapin sarapan di bawah." ucap Bi Tini

Riana langsung masuk ke kamar mandi dan cepat-cepat keluar dengan rambut yang masih basah kuyup

"Bi.. Ria pergi dulu ya." teriak Riana yang sedang merapikan tasnya

"Sarapan dulu Non." jawab Bi Tini

"Gak usah bi, Gak sempet ini juga PR Ria belum kelar semuanya, Ria pergi dulu ya bi takut ketinggalan bus." Riana terburu-buru pergi

Di dalam bus sekolah

"Hey Ri. Loe berantakan banget, Rambut kaya abis kecebur got gini." ucap Siska sahabat Riana

"Eh kamu Sis, Aku kesiangan lagi, jadinya aku gak sempat keringkan rambut." jawab Riana

"Terus loe ngapain bikin PR di bus?" tanya Siska

"Kamu kan tau aku tiap malam sibuk dan baru bisa kerjain tugas di pagi hari, BTW kamu udah kerjain PR belum, Kalau udah nyontek ya.." ucap Riana

"Ikh, Ogah ya, Loe kerjain sendiri aje!" jawab Siska

"Ia deh ia, Anak kepala sekolah mah emang udah pinter dari dulu, Makannya pelit kasih jawaban ke aku!" sindir Riana

"Ya elah, Belaga bawa-bawa nyokap gue ya loe." jawab Siska

"Kamu kan enak, Kalau gak tau jawaban tinggal tanya sama mamah kamu. Lah aku, aku nanya ke siapa coba, Dinding kamar aku aja cuek." ucap Riana dengan serius sambil menatap buku yang sedang dia kerjakan

"Loe udah 2 Minggu ini kaga mampir ke rumah, kemana aja loe?" tanya Siska

"Aku lagi sibuk di rumah." jawab Riana

"Sibuk apa sih?" tanya Siska

"Ada deh... Ntar juga tahu." jawab Riana dengan senyum

****

Tiba-tiba mobil bus sekolah yang mereka tumpangi berhenti mendadak

"Aduh.!! Pala gue, hey Pak kenapa berhenti mendadak sih?" tanya Siska yang kesakitan

"Makannya, kamu kalau naik bus itu duduk yang bener, Biar kalau si Bapak berhenti ngedadak kamu gak ke jedot!" sindir Riana

"Maaf neng, di depan kayaknya ada kecelakaan!" jawab pak sopir yang menoleh kebelakang

"Hah, Yang bener pak?" kata Siska sambil meliha dari dalam mobil

"Coba kita lihat?" ajak Riana yang beranjak keluar dari bus

"Hey Ri, Loe mau ngapain?" tanya Siska

"Ya lihat lah, supaya kita bisa tolong, dasar kamu itu." jawab Riana

Riana keluar dari bus dan melihat ke tempat kejadian

"Maaf semuanya apa sudah ada yang menelpon ambulance?" tanya Riana

"Ti-tidak tahu?" jawab seorang warga

"Hah, Masa gada yang telpon ambulance, Kasihan ini si bapaknya." ucap Riana yang sedang sibuk mencari ponsel nya

"Ini kan tabrak lari, Nanti siapa yang mau tanggung jawab?" ucap salah satu warga lain

"Ya ampun pak, Kalau semua orang mikirnya kaya gitu gimana nasib korban, Kalian itu orang celaka malah di jadikan tontonan, bukannya di tolong!" ucap Riana yang sibuk menelepon ambulance

"Hallo selamat pagi ada yang bisa kami bantu?" seorang laki-laki menjawab panggilan Riana

"Hallo. Selamat pagi pak maaf saya butuh ambulance di jalan xxx karena di sini terjadi kecelakaan." jawab Riana

"Baik kami akan segera menuju ke sana, Bisa anda jelaskan bagaimana kondisi korban?" tanya petugas itu

"Korban masih sadarkan diri, Tapi sepertinya lukanya parah dan beliau tidak berbicara sepatah katapun!" jawab Riana yang melihat ke arah korban

"Baik saya mengerti." ucap petugas itu

***

Tak lama sebuah mobil ambulance datang ke lokasi dan langsung menangani korban

"Maaf tadi ada seorang wanita yang mehubungi kami, Bisa kami bicara dengan wanita itu?" tanya seorang petugas

"Saya pak." jawab Riana

"Kamu?" ucap petugas itu yang melihat Riana yang memakai seragam sekolah

"Ia maaf pak, karena tidak ada yang menghubungi rumah sakit jadi saya yang menghubungi." ucap Riana

"Dari banyaknya orang yang melihat hanya ada seorang anak sekolah yang menghubungi kami, Baik lah nona terimakasih biar korban kami yang urus, dan tolong kami butuh beberapa saksi, di sini ada yang mengenal korban?" tanya petugas itu

"Ini tabrak lari pak, Korban sedang berhenti di trotoar jalan dan tiba-tiba ada sebuah mobil yang melaju kencang menabraknya." jawab seorang di antara mereka

"Hey Ri, Ini udah siang, Kita udah terlambat ayo naik bus Jalanan udah gak macet lagi." ucap Siska yang datang menghampiri

"Maaf pak, Saya harus berangkat ke Sekolah, boleh saya pergi pak?" tanya Riana

"Boleh nona, Terimakasih atas bantuannya." jawab petugas itu

Riana kembali naik ke bus

"Wihhhh.. Loe keren banget Ri." ucap Siska yang merangkul pundak Riana

"Keren apanya, Ada orang kecelakaan dan mereka hanya menonton, itu keterlaluan banget emangnya itu film apa " jawab Riana dengan ketus

"Lah, kok loe ngambek sih?" Siska menggoda Riana

"Ya, bukan gitu Sis... Kamu lihat kan banyak banget orang yang berkumpul nyampe macet gini, Dan gada seorang pun yang peduli." kata Riana yang kembali duduk di bangku bus sekolahnya

"Pak, kita udah telat 1 jam ini... Gimana kita bisa masuk?" tanya Siska pada sopir bus

"Ya, gimana lagi neng, Kan neng berdua yang telat juga, Anak-anak yang lain udah pada nyampe sekolah dari jam 7 pagi,Neng Siska juga tahu kan kalau bus bapak ini nyampenya jam 6 pagi di rumah neng... Karena perintah ibu neng bapak balik lagi buat jemput neng Siska sama neng Ria." sindir sopir bus itu pada Siska yang sering terlambat

"Ikh... Ngomong nya jangan terlalu jujur donx pak, Saya kan jadi malu." ucap Siska

"Haaahaaahaaa... Kamu emangnya punya malu sis?" sindir Riana yang tertawa terbahak-bahak

"Loe juga sama kan kaya gue, Loe suka telat dan masuk sekolah pas bel bunyi." ucap Siska

"Ya engga lah, Kan aku kerja semalaman buat bikin novel sedangkan kamu semalaman main game!" jawab Riana

"Usttt... Loe jangan berisik masalah itu." ucap siska

"Ya lagian kamu bawa-bawa aku." ucap Riana

"Ia deh sorry." ucap Siska

"Neng kita sudah sampai." kata pak sopir bus

Riana dan Siska turun dari bus..

Tapi gerbang sekolah sudah tertutup

"Kalian terlambat lagi ya?" teriak seorang guru yang menghampiri mereka

"Ia Bu... Maaf Bu tadi ada sedikit kendala di jalan." jawab Siska

"Alahhhh... Alasan saja, Saya sudah tau kalau kalian berdua ini sering datang pas bel berbunyi dan sekarang kalian datang terlambat sekali. Ini sudah mau jam 9 dan pelajaran pertama sudah mau selesai." ucap Bu Sekar

"Beneran Bu kita gak sengaja tadi ada kecelakaan dan si Ria ikut bantu korban." ucap Siska

"Sudah, sudah jangan banyak alasan, Sekarang juga ibu hukum kalian berdua, Cepat berdiri di lapangan hormat menghadap bendera." ucap Bu Sekar yang marah

"Tapi Bu?" bantah Siska

"Gak ada tapi tapian, Cepat lakukan yang ibu perintahkan atau kalian mau ibu tambah hukumannya?" teriak Bu Sekar

"Enggak Bu enggak, kita kesana kok Bu... Yuk Ri." Siska langsung kabur menarik Riana ke lapangan

Siska dan Riana berdiri di lapangan

"Hormat!!!" teriak Bu Sekar

Mereka berdua langsung hormat

"Saya hukum kalian sampai selesai pelajaran ke dua. Kalau ada yang kabur saya akan skorsing selama 1 Minggu dan saya akan menghubungi wali kalian. Apa kalian mengerti?" tanya Bu Sekar

"Mengerti Bu..." jawab Riana dan Siska

"Baiklah, Saya akan memperhatikan kalian dari dalam kelas." Bu Sekar pergi meninggalkan mereka berdua

****

Siska dan Riana yang berdiri di lapangan

"Ri.. Loe kenapa, Kok muka loe pucat banget?" tanya Siska

"Gak papa, aku cuman pusing doanx kok." jawab Riana

"Beneran, Loe gak papa?" Siska mulai khawatir melihat wajah Riana yang pucat

"Beneran, aku gak papa kok." jawab Riana

"Yuk kita ke kantin aja buat istirahat." ajak Siska

"Gak usah Sis bentar lagi bel dan aku gak mau nambah lagi hukumannya." kata Riana

"Ya udah deh, gue ngikut aja." ucap Siska

Mereka berdiri di lapangan dengan terik matahari

Riana tiba-tiba terjatuh pingsan

"Ria!! Loe kenapa?" tanya Siska

Bu Sekar yang melihat langsung menghampiri mereka bersama guru lain

"Ya ampun Ri, Bangun Ri, Jangan bikin gue takut!" ucap Siska yang khawatir pada sahabatnya

"Siska Kenapa Riana?" tanya Bu Sekar

"Gak tau Bu, Dari tadi mukannya pucat banget, Siska aja ke kantin tapi dianya gak mau!" jawab Siska

"Ya sudah, pak Haris bantu bawa Riana ke UKS!" ucap Bu Sekar yang khawatir

Di ruangan UKS

"Bu Mila... bagai mana keadaan Riana Bu?" tanya Bu Sekar yang khawatir melihat muridnya

"Sepertinya dia demam Bu, Tapi saya sudah memberinya obat penurun demam."Jawab Bu Karmila guru kesehatan

"Syukur lah kalau begitu." ucap Bu Sekar

"Apa wali murid sudah di hubungi Bu?" tanya Bu Karmila

"Sudah." jawab Bu Sekar

Tak lama Adrian datang

"Selamat siang." ucap Adrian yang baru masuk

"Selamat siang pak Adrian." jawab Bu Sekar dan Bu Karmila

"Maaf pak bisa bapak ikut ke ruang guru sebentar saya ingin bicara." ucap Bu Sekar

"Mari." kata adrian.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku