Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Forbidden Love (Ketika Cinta Tak Lagi Berlogika)

Forbidden Love (Ketika Cinta Tak Lagi Berlogika)

Deera

5.0
Komentar
131
Penayangan
5
Bab

Pengkhianatan Cinta

Bab 1 Test Pack Milik Siapa

RANJANG RAHASIA TUAN MUDA

"Pengkhianatan dalam cinta adalah patah hati yang terdalam, mengingatkan kita bahwa, yang paling manis pun dapat berubah menjadi yang paling pahit."

🌷🌷🌷🌷🌷

Suara alarm di nakas berbunyi, membuat Nadya tersentak dari tidurnya yang masih lelap di atas ranjang empuk. Dengan mata terpejam, ia meraih alarm dan menekan tombol untuk meredam suaranya. Setelah itu, dengan malas Nadya mengusap kedua matanya yang masih terasa berat.

Dengan langkah gontai karena masih mengantuk, Nadya mencapai jendela kamarnya dan membuka tirai perlahan. Namun, sinar matahari pagi yang menyilaukan langsung membuatnya menutup kembali mata.

"Kenapa pagi-pagi begini matahari sudah terang banget?" gumam Nadya.

Dengan langkah pelan, Nadya menuju lantai bawah. Dia merasa kehausan dan segera menuju dapur untuk minum air mineral. Kesunyian yang mengisi rumah terasa tak biasa pagi ini.

"Ma, di mana Mama ya?" panggil Nadya, mencari keberadaan Emilia, ibunya.

Namun, tak ada jawaban. Suara langkahnya mengisi ruangan yang seakan lebih besar dari biasanya. Keheningan itu membuat Nadya merasa cemas. Ia merasa ada yang tidak beres.

Dengan gelisah, Nadya berkeliling rumah. Namun, dia tak menemukan jejak Emilia. Hingga akhirnya, langkahnya terhenti di depan pintu kamar Emilia.

"Apa mungkin Mama masih tidur?" Nadya berbicara pada diri sendiri.

Dengan perlahan, Nadya mengetuk pintu kamar Emilia. Tidak ada suara balasan. Nadya mengetuk pintu sekali lagi, tapi tetap saja tidak ada sahutan dari Emilia. Akhirnya dengan sedikit keberanian, ia membuka pintu karena ternyata pintu itu tidak terkunci.

Klek! Pintu terbuka perlahan. Nadya memasukkan separuh tubuhnya ke dalam kamar dan memanggil, "Mama, apa Mama masih tidur?"

Tapi kamar itu tampak kosong, tidak ada tanda-tanda keberadaan Emilia.

"Mama?" panggil Nadya lagi, tapi tetap tak ada jawaban.

Nadya mulai khawatir. Apa yang terjadi pada Emilia? Ke mana ibunya pergi?

Nadya memutuskan untuk masuk ke dalam kamar dan melihat-lihat. Tempat tidur masih berantakan, seolah-olah Emilia baru saja bangun. Nadya merasa aneh, biasanya Emilia adalah orang yang rapi dan teratur.

Saat berusaha merapikan tempat tidur, Nadya melihat sesuatu di tempat sampah. Ada sesuatu yang berwarna abu-abu dan pipih di antara tumpukan tisu. Nadya memungutnya, lalu matanya membulat saat melihat apa yang ada di tangannya.

"Test pack? Apa mungkin ini milik Mama?" gumam Nadya dalam kebingungan.

Tanda positif di layar test pack itu membekas jelas. Nadya merasa hatinya berdebar. Mengapa test pack ini ada di kamar Emilia? Apa ini benar-benar milik ibunya?

Dengan kepala yang penuh pertanyaan dan kebingungan, Nadya meninggalkan kamar Emilia. Dia harus mencari tahu lebih lanjut dan segera menemukan ibunya lalu mendapatkan jawaban atas semua kejanggalan ini.

Dengan rasa penasaran yang semakin memuncak, Nadya terus mencari-cari keberadaan Emilia. Namun sia-sia, ia tak menemukan ibunya di manapun. Rasa ingin tahu Nadya hampir tak tertahankan. Ia merasa perlu segera mengungkap siapa pemilik benda pipih yang ia temukan di tempat sampah itu.

Tidak lama kemudian, Emilia telah kembali muncul dengan membawa beberapa tas belanja. Nadya segera bergegas menuju ruang tamu saat mendengar bunyi pintu rumah yang dibuka oleh seseorang.

"Mama, dari mana saja?" tanya Nadya tanpa menunggu Emilia meletakkan barang-barangnya terlebih dulu. Emilia, yang tampak lelah karena mengangkat belanjaan, enggan menjawab pertanyaan anak satu-satunya itu. Ia dengan langkah lelah menuju dapur.

"Mama? Kenapa Mama diam saja?" goda Nadya lagi. Tanpa ragu, ia mengikuti langkah-langkah Emilia.

"Sebenarnya, Mama hamil, kan, Ma?" kata Nadya akhirnya.

Emilia berhenti sejenak, menatap Nadya dengan ekspresi datar. Ia berusaha untuk tetap tenang dan menyembunyikan keresahannya.

"Kamu ngomong apa sih, Nadya?" tanya Emilia, suaranya tetap terkendali, seolah tidak ada yang terjadi.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku