anjaniray14
Buku anjaniray14(2)
Cinta Tak Bersyarat
Romantis "Depresi dalam batas kewajaran itu bisa sembuh cepat, Burhan. Tapi, depresi akibat cinta sungguh sangat sulipenangannya. Emosi yang labil karena tidak dapat membuang tepat di wajah penyebabnya."
"Apa dampaknya negatif, Mor?"
"Reaksi negatif ini disebabkan oleh penurunan hormon pembuat bahagia yang diproduksi oleh otak. Jaringan dalam otak Arini justru meningkatkan produksi hormon stress kortisol.
Selain membuat mood bisa mendadak nge-drop, hormon stres kortisol juga bisa membuat fisik menjadi sakit. Salah satunya lambung. Nyeri pada fisik yang diakibatkan oleh peningkatan hormon stres kortisol bahkan bisa menjadi mirip dengan gejala sakau kokain. Ini berbahaya."
Burhan terdiam.
"Aku menyuruhnya untuk rutin chek-up, keluar masuk laboratorium, bahkan aku mengatakan yang menanganinya dokter spesialis penyakit dalam. Agar dia tidak sadar sedang dibawa ke seorang psikolog. Dokter penyakit dalam itu temanku, begitu aku bilang. Nanti Arini masuk ke ruangannya dengan aku mendampingi."
"Ide jenius. Tapi, bagaimana pendapatmu dengan keadaan dia sekarang."
"Hasilnya buat geleng kepala. Tidak ada penyakit yang terdeteksi dari tubuh Arini. Selain asam lambung. Arini mampu mengendalikan fisik, tapi, bisa jadi itu tidak bertahan lama. Arini harus diselamatkan segera."
"Caranya?"
"Kadar dopamin dan oksitosin, mendominasi, jika tidak segera ditindak lanjuti bisa berakibat fatal. Saat kalian lengah, atau ia merasa tidak dihargai, bunuh diri bisa jadi solusi--menurut dia."
"Apa hal urgen pertama kali yang bisa kami lakukan."
"Ajak berolahraga, yang paling sederhana lari pagi. "
"Tiga hari yang lalu aku pernah membujuknya untuk pergi ke psikiater. Sampai di sana, Arini normal saja, bahkan wajahnya berubah warna, cerah tanpa sisa kepucatan yang baru saja terjadi. Terus sampai di sini aku malah diamuk, katanya, "Apa kau kira aku gila."
"Biarkan dia berkata sesuai apa yang ia ingin katakan. Itu menambah proses yang baik untuk membuang hormon depresinya."
*
"Apa Dokter tidak keberatan kalau saya ikutan Yoga?"
"Sepertinya Minggu ini saya jarang yoga. Yoga sangat baik untuk pernapasan, dan mengurangi stres," ucap Burhan tiba-tiba.
"Siapa yang stres?" tanya Arini.
Merasa telah keceplosan. Burhan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Morela mengaku stres karena jadi jomblo sejati. Apa kau punya teman untuk dijodohkan padanya?"
Arini langsung tertawa terbahak-bahak. Morela menahan tangannya untuk tidak menjitak kepala Burhan.
Melihat tawa yang begitu lepas, Morela yakin tiga bulan Arini sudah bisa dipastikan sembuh.
Burhan melirik tipis ke arah Morela. Psikiater itu memajukan jempolnya tanpa terlihat Arini.
{Ternyata Cinta itu tidak bersyarat apapun, Burhan. Meski dia gila sekalipun}
Tiiittr. Ponsel Burhan bergetar. Pesan dari Morela. Wajahnya memanas seketika.
Awas kau Morela!
Di bangkunya Morela tersenyum mengejek sang teman Anda mungkin suka
Kisahku dalam Pelukan Gigolo dan Brondong
WHS Production Di tengah kesehariannya yang monoton sebagai seorang wanita paruh baya bernama Amanda, dia merasa terperangkap dalam kebosanan dan kekecewaan dalam pernikahannya. Merasa tidak puas dengan hubungan yang sedang dia jalani, Amanda mulai mencari kesenangan di luar pernikahannya.
Dengan pertolongan teman-temannya yang lebih muda, Amanda memutuskan untuk mencoba menjalin hubungan dengan seorang gigolo. Namun, meskipun awalnya memberinya sensasi baru, Amanda masih merasa kekosongan dalam hatinya yang tidak terpenuhi.
Tak lama kemudian, Amanda bertemu dengan seorang pria muda yang misterius bernama Alex. Alex, seorang brondong yang cerdas dan berwawasan luas, menarik perhatian Amanda dengan kepribadiannya yang penuh pesona. Mereka mulai menjalin hubungan yang intens, di mana Amanda menemukan kepuasan yang selama ini dia cari.
Namun, hubungan terlarang mereka tidak luput dari konsekuensi. Amanda harus menghadapi pertentangan dari lingkungannya, termasuk keluarga dan teman-temannya. Selain itu, Alex juga memiliki ambisi dan cita-cita pribadi yang mungkin tidak selaras dengan keinginan Amanda.
Saat Amanda mulai mempertimbangkan apakah hubungan dengan Alex layak untuk diperjuangkan, dia menyadari bahwa apa yang dia butuhkan sebenarnya bukanlah pengganti dari kebosanan, tetapi sebuah pemahaman diri yang lebih dalam dan hubungan yang benar-benar memenuhi kebutuhannya sebagai individu.
Melalui perjalanan emosional yang penuh liku-liku ini, Amanda belajar bahwa kebahagiaan sejati tidak bisa ditemukan di luar, melainkan di dalam dirinya sendiri. Dia harus menemukan kedamaian dan kepuasan dalam kehidupannya yang sekarang, tanpa tergantung pada hubungan yang mungkin hanya membawa kehampaan dan ketidakpuasan.
Dengan itu, Amanda memutuskan untuk menemukan kebahagiaan dalam dirinya sendiri, mengambil kendali atas hidupnya, dan membangun hubungan yang lebih sehat dan bermakna dengan orang-orang di sekitarnya.