/0/19269/coverorgin.jpg?v=f324e0a554ff64f17e8a3749d4a97c1e&imageMogr2/format/webp)
" cepat hubungi orang tua anda nona atau anda tidak akan pernah bisa keluar dari kantor polisi ini." ucap kepala polisi yang sudah geram dengan kelakuan anak muda di depannya itu. sudah ketangkep basah melakukan balapan liar tapi tetap saja tidak ada takut takutnya atau pun merasa bersalah. dan dari tadi justru mengajaknya berdebat.
" pak jangan suruh saya menghubungi orang tua saya. atau bapak akan menyesal lho nanti udah berani nangkep anak kesayangannya ini." jawab Alexa dengan tersenyum, yang entah memberikan nasehat atau memberikan peringatan
kepala polisi hanya tersenyum remeh sambil menggelengkan kepalanya. bukan hanya kali ini dia menghadapi anak orang kaya yang hanya menggertaknya saja. nanti setelah orang tua mereka datang juga mereka akan nangis nangis dan nyalinya menjadi ciut karena memang mereka bersalah. fikir kepala polisi itu yang memang tidak tau siapa itu Alexa
dengan menghembuskan nafasnya mencoba untuk bersabar, kepala polisi itu menatap Alexa dengan tajam. " ini kantor polisi dan jaga sopan santun anda kalau tidak ingin mendapatkan masalah baru lagi nona. " ucapnya
" bapak ini akan menyesal kalau sampai Daddy saya datang kemari pak. jadi lebih baik lepaskan saya karena memang saya tidak bersalah." jawab Alexa yang secara tidak langsung menantang polisi di depannya
" Anda ini sudah ketangkep basah sedang balapan liar nona. dan itu membahayakan orang lain dan juga diri anda sendiri. Anda sudah melanggar aturan dengan ikut balapan liar. apa anda tidak mengerti. dan masih bilang kalau nona tidak bersalah. cepat katakan nama anda dan juga nomor telepon orang tua anda yang bisa di hubungi." ucap kepala polisi dengan tegas
Alexa pasrah mendengar ocehan polisi. " nama saya Alexa Arsya Wijaya. putri tunggal dari Reynan hadi Wijaya " jawab Alexa lalu menyebutkan nomor ponsel daddynya
kepala polisi dan juga anak buahnya hanya terkekeh mendengar jawaban Alexa. sementara Alexa bingung dengan reaksi para polisi di depannya. begaimana mungkin mereka justru menertawakan dirinya sekarang.
" apa ada yang aneh pak?" tanya Alexa
kepala polisi menatap Alexa sambil tersenyum remeh." katakan dengan benar nona. kenapa harus berbohong dan mengaku menjadi putri bapak Rey Wijaya. jangan bercanda bahkan menjadi asistenya saja tidak pantas apa lagi menjadi putrinya." jawab kepala polisi itu sambil terkekeh dan di susul gelak tawa dari anak buahnya juga
Alexa mengangguk anggukan kepalanya Mendengar jawaban mereka yang terkesan merendahkan dirinya. dengan pandangan tajam Alexa menatap kepala polisi itu." baiklah kalau kalian tidak percaya Sekarang saya akan menghubungi daddy untuk datang ke mari. " ucap Alexa sambil merogoh ponselnya yang ada di sakunya
kepala polisi dan para rekannya kembali menertawakan Alexa. siapa yang percaya kalau Alexa adalah putri tunggal dari keluarga Wijaya orang terkaya dan di segani di kota itu dilihat dari penampilannya yang simpel apalagi hobinya yang suka balapan liar.
" hallo dad." ucap Alexa begitu panggilan teleponnya tersambung sambil melirik ke arah polisi polisi di depannya yang sudah meragukan dirinya tadi
" iya sayang." jawab Rey di seberang telepon
Alexa menghela nafasnya sebelum memberitahu daddynya." Alexa ada di kantor polisi dad. datang lah kemari dan bebaskan Alexa." ucap Alexa
" Kenapa bisa kamu ada di kantor polisi? apa lagi yang kamu lakukan?" tanya Rey yang terdengar marah pada Alexa
" datanglah kesini dulu dad dan bebaskan Alexa. Daddy akan tau nanti." jawab Alexa sambil mematikan panggilannya.
di sisi lain Rey mengumpat kesal pada putri tunggalnya bisa-bisanya dia mematikan telepon begitu saja saat dia masih belum selesai bicara.
" kamu urus semua meeting hari ini Frans. dan hubungi pengaca untuk menyusul ku ke kantor polisi." ujar Rey sambil menoleh pada Frans asisten pribadinya
" baik tuan." jawab Frans sambil menundukkan kepalanya pada atasannya
Rey segera bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangannya sambil merogoh ponselnya untuk menghubungi sopirnya agar menyiapkan mobil. lalu setelahnya dia menghubungi istrinya sambil berjalan keluar dari kantor
/0/12798/coverorgin.jpg?v=c40b06dd7737737029f1cda83d82fde5&imageMogr2/format/webp)
/0/24428/coverorgin.jpg?v=5f6e1d685350604500bfafe293aa1acb&imageMogr2/format/webp)
/0/12566/coverorgin.jpg?v=c5fa42648939846258fdb839b369c703&imageMogr2/format/webp)
/0/2941/coverorgin.jpg?v=a113f933c51b68be507cce6d077e3c5a&imageMogr2/format/webp)
/0/5053/coverorgin.jpg?v=10956731975730da070c19fa4f539b70&imageMogr2/format/webp)
/0/29606/coverorgin.jpg?v=43de8d7d2e394f3d3f370d1b2566c8f7&imageMogr2/format/webp)
/0/17149/coverorgin.jpg?v=9e8822e567909a5e504ab1ee583fe92b&imageMogr2/format/webp)
/0/5487/coverorgin.jpg?v=5f14fba69636ed885f8b73f7a02fe96c&imageMogr2/format/webp)
/0/4586/coverorgin.jpg?v=651c662242c05b47245fd41f214c5dc9&imageMogr2/format/webp)
/0/8922/coverorgin.jpg?v=122f60a4aa4007bf4763bc7735e28281&imageMogr2/format/webp)
/0/18873/coverorgin.jpg?v=b8baa94752614edd376b3e18297a1c9e&imageMogr2/format/webp)
/0/3334/coverorgin.jpg?v=6e6d8f37662ef09cd884581b5c644618&imageMogr2/format/webp)
/0/3872/coverorgin.jpg?v=e9a4e6acc2dfae4e5b73afa34ec542aa&imageMogr2/format/webp)
/0/6494/coverorgin.jpg?v=d70cbc9e0fbe54e08469c203f165324f&imageMogr2/format/webp)
/0/12755/coverorgin.jpg?v=135a08759123fe0a19a4ab0cfd36ba9f&imageMogr2/format/webp)
/0/15253/coverorgin.jpg?v=c790210f59dd4348ce7d1581af7affd7&imageMogr2/format/webp)