Bosan membabu Lisa berambisi untuk jadi Nyonya besar, didalam rumah Tangga putri Dan Arga
"Huh, aku jadi sendirian disini. padahal teman temanku pada membawa pasangan tapi mas Arga malah sakit," keluh Putri.
Tapi Putri mencoba memahami toh jika dipaksakan itu sangat tidak baik untuk kesehatan sang suami, begitulah pikirnya dengan polos tanpa tahu suaminya sedang memadu kasih dirumah nya.
"Eh putri, apa kabar?" Sapa Anya, teman Putri dari semasa Smk.
"Astaga Anya, makin cantik aja. Aku baik,"
"Apaan sih, yang ada kamu tuh yang makin cantik udh ada anak tapi kelihatan masi single." Jawab Anya.
"Kamupun tak kalah cantik,"
"Kamu kesini sama siapa put? Suami dan anakmu mana?" Tanya Anya.
Putri tersenyum kikuk untuk membalas pertanyaan putri. "Aku kesini bersama suamiku, tpi suamiku berkata bahwa dia tidak enak badan jadi dia pulang dan anakku ada dirumah bersama pembantuku."
"O-oh suamimu pulang toh, aku kira kamu kesini sama keluarga mu. Buy the way suamimu jadi berdua dong sama pembantu mu dirumah?"
Bukan tanpa alasan karena Anya sudah pernah datang ke rumah Putri dan melihat Lisa bagaimana, Menurut Anya body Lisa cukup sexy dan tak tanggung tanggung bahkan Anya perna mengobrol sekilas dengan Lisa yang jelas nya Anya mengetahui Lisa janda anak satu.
"Iyah, berdua dengan Lisa dirumah serta Giant." Jawab Putri.
Anya sedikit terheran dengan jawaban putri yang menurutnya sangat kelewat santay. Jika harus menjadi posisi Putri pasti Anya tidak akan membiarkan suaminya itu berdua dirumah dengan sang pembantu apalagi model an seperti Lisa yang cukup menggairahkan.
"Apakah kamu tidak memiliki ketakutan?"
"Ketakutan apa?"
"Maksud aku, Lisa itu janda kan nah dia pun cukup muda dan fisik diapunn menurutku oke cukup menggairahkan. Apakah kamu tidak takut jika suami kamu melakukan hubungan gelap dengan Lisa? Kita sendiri kan tidak mengetahui bagaimana mereka disana apalagi hal yang sulit itu melawan nafsu." Jelas Anya, Anya memang tipikal manusia yang sedikit julid tapi kejulidan Anya yang bisanya diabaikan oleh Putri kini sedikit ditanggapi.
"Engga Anya. Aku percaya kepada mereka, toh juga suamiku tidak mungkin melakukan hal itu apalagi kita sudah mempunyai Giant," jawab Putri mencoba berfikir positif baginya Affair seperti itu hanyalah sebuah sinetron.
"Ya kalo kamu gapercaya ya gapapa si cuman aku sering dengar teman temanku mengalami perceraian karna perselingkuhan suaminya bersama art"
"Jadi mereka berselingkuh dengan judul percayai an babuku menjadi madu suamiku? Haha itu sangat lucu sekali." Tawa putri dengan renyah.
Anya sebenarnya tak ambil pusing dengan apa yang dikatakan putri. Tapi menurutnya putri terlalu menganggap itu sebagai sesuatu remeh sampai anya berfikir bahwa kejadian itu akan menimpa putri.
"Jangan mempermainkan hal ini Putri, kamu tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan nya. Ntah kamu yang akan selanjutnya semuanya tidak tahu." Ujar Anya.
Putri sedikit tidak enak dengan apa yang diucapkan oleh Anya, kesan nya seperti Anya sedang mendoakan bahwa nasib putri akan sama dengan teman teman Anya yang mengalami perselingkuhan.
"Apa maksud kamu Anya? Kamu mendoakan nasibku sama dengan teman temanku?" Tanya Putri memberhentikan senyuman nya untuk Anya.
"Bukan seperti itu, tapi tidak baik kalo musibah seseorang kau anggap sebagai lelucon apalagi sampai ditertawai."
"Betul juga. Maafkan aku, aku terlalu terbawa suasana." Jawab putri. Dari pernyataan tadi sebenarnya putri hanya tak ingin mengambil hati karna ucapan dari Anya yang membuatnya overt.
"Tidak apa apa, mungkin aku salah berkata. Yasudah aku kesana dlu ya mau ke suami dan anakku." Pamit Anya.
"Baiklah."
Setelah kepergian Anya, Putri hanya memandang pesta yang cukup megah. Sembari melihat Susana pesta putri juga menyeruput satu gelas jus.
"Hai putri!" Sapa seorang pria bertubuh tegap, putri yang disapa oleh pria tersebut tersenyum.
"Hai, Dimas. Kau diundang juga?" Tanya Putri.
Dimas adalah teman putri semasa Smk. Dimas dan putri cukup dekat hingga sekarang bahkan mereka sudah seperti adik kaka hanya saja untuk waktu bertemu menang kurang karna mempunyai beberapa faktor yang mengharuskan
mereka sibuk pada urusan nya masing masing.
"Seperti yang kamu lihat sekarang, jelas aku diundang. Buy the way boleh aku duduk disini?" Tanya Dimas.
"Oh Bole Silahkan,"
Dimaspun duduk setelah diizinkan oleh Putri, Dimas memang mempunyai perasaan dari dulu kepada Putri bahkan alasan mengapa Dimas tidak menikah hingga saat ini adalah putri.
"Suami dan anak kamu kemana? Apa mereka ikut bersamamu?" Tanya Dimas.
"Suamiku tadi ikut tapi lebih dahulu pulang karna dia tidak enak badan dan anakku Giant dia berada dirumah bersama Lisa."
Dimas hanya ber oh oh ria mendengar penuturan dari Putri. Sebenernya Dimas sedikit tersenyum mendengar pernyataan dari Putri karna ketidak hadirkan sang suami.
"Pestanya cukup ramai ya,"
"Iya. Aku bahkan belum bertemu dengan putri karna banyak tamu yang mengantri untuk berfoto dengan nya."
"Haha akupun, sudahlah kita nikmati pesta nya terlebih dahulu saja." Ucap Dimas.
"Iyah, sudah lama juga aku tidak ikut pesta seperti ini."
"Giant apa kabar? Aku Sudah lama tidak bertemu dengan nya." Tanya Dimas.
"Dia sudah mulai sedikit bisa berbicara dan berjalan, sedang aktif aktifnya sekali sengaja aku tidak membawanya pasti akan merepotkan jika dibawa acara malam seperti ini."
"Sebenernya tidak merepotkan, kamu bahkan bisa menitipkan nya kepadaku. Aku dengan senang hati jika harus mengasuh Giant." Ucap Dimas
Putri memang mengetahui sedari dulu bahwa Dimas menyukai anak kecil, bahkan Dimas jika bersama Giant sangat akrab.
"Dimas kamu tuh yah, bukan nya cepat cari istri biar bisa punya anak dan ga kesepian."
Dimas terdiam dibalas seperti itu oleh putri, memang sepertinya Putri tidak memiliki kepekaan terhadap Dimas.
"Aku belum siap."
"Tapi umur mu sudah matang, apa yang kamu tunggu?" Tanya Putri.
"Gak semudah itu putri."
"Kemapanan? Bagiku aku sudah cukup mapan dim dan wajah juga kamu tampan. Siapa wanita yang berani menolak pesona mu?" Tanya Putri.
"Kamu, yang menolak melihatku." Ujar Dimas didalam hati.
"Apasi ko jadi bahas aku, aku lagi gasuka sama siapa siapa aja karna mungkin belum ada yang cocok."
"Jangan selalu mencari yang lebih, carilah yang bisa menerima kamu apa adanya dim."
"Aku tidak perna mencari yang lebih, bahkan ketika dia meninggalkan ku bertahun-tahun aku masi sanggup menunggu dan mencintai nya." Ujar Dimas dengan tersenyum simpul yang penuh makna.
"Siapa? Siapa wanita yang bisa membuatmu takluk? Aku ingin tahu."
"Kau tidak perlu tahu. Biarlah hanya aku dan Tuhan yang tahu."
Putri hanya mengangguk dan tersenyum simpul, toh baginya urusan Dimas tidak terlalu penting baginya.
Di tempat lain ......
"Emhh nikmat sayang"
Setelah pelepasan keduanya, mereka lemas berakhir dengan mereka yang terbaring tak berdaya.
"Sampai kapan kita akan seperti ini mas?" Tanya Lisa.
" Kenapa kamu terus menanyakan seperti itu? Aku kan sudah menjelaskan semuanya bahwa tanpa kita mengikat janji Suci pun kita masih terus akan bersama, kamu tak perlu risau tentang bagaimana nanti ke depannya."
" segala sesuatu yang dilandasi kebohongan pasti akan terbongkar, sepintar pintarnya kamu menyembunyikan kebohongan pasti akan Tercium seperti bangkai." Ucap Lisa.
Lissa hanya ingin berada di posisi putri sekarang, karena menurut Lissa di posisi Putri itu sangatlah enak. Putri di gelimangi harta dan mempunyai keluarga yang Cemara, berbeda dengan Lissa yang harus banting tulang agar anaknya bisa bahagia.
" kita sudah cukup lama menjalani hubungan ini, kenapa kamu tidak memikirkan konsekuensi nya dari awal? Seharusnya jika kamu menjalani hubungan ini kamu sudah tahu konsekuensi akhirnya." Ucap Arga.
Arga paling malas jika ditanya arah hubungan Lisa dengannya karena menurut Arga hubungan mereka tidak perlu ada yang dianggap serius, harga tahu bahwa Lissa dan dirinya itu saling mencintaii namun cinta yang mereka lakukan jelas tidak bisa dibawa serius.
" aku jelas sudah memikirkan konsekuensi dari awal kita berhubungan, bahkan aku juga sudah memahami semuanya tentang apa endingnya akan kita jalani nanti. Tapi hubungan kita tidak akan pernah selesai sebelum semuanya terbongkar." Tutur Lisa.
" kenapa kamu bertanya seperti ini? Bukankah kamu beri bertanya tadi siang?" Tanya Arga, menurutnya pasti ada alasan mengapa Lisa tiba tiba bertanya seperti ini.
"Anakku di kampung sedang sakit dan harus dirawat, saat kita melakukan hubungan intim tadi siang terbuat ibuku menelfon ku tapi tidak kuangkat jadi dia menelfon Putri dan berujung dia yang memberikan biaya rumah sakit untuk anakku."
"Lalu Kenapa? Bukan kah itu bagus? Tadi juga putri berkata dia memberikan biaya rumah sakit anakmu tanpa memotong gajih kamu sayang." Beber Arga.
maksudnya Lisa bukan seperti itu, menurutnya menjadi putri itu selain enak di dalam keuangan juga enak di dalam kehidupan lainnya contohnya seperti keluarga dan lingkungan sekitarnya.
"Tapi ini bukan tentang uang, ini tentang kasih sayang yang kau berikan kepada putri yang jelas terang Terangan tidak seperti aku yang diberi kasih sayang oleh mu tapi itu harus tersembunyi." Keluh Lisa, dia ingin seperti teman teman nya yang sudah berumah tangga dan hidup bersama dengan suami dan anak nya.
"Tapi ga semudah itu sayang, aku tidak mungkin meninggalkan putri sementara sebagian aset ku masi atas nama dia dan juga kami memiliki Giant." Sahut Arga.
"Kamu bisa membakukan nama itu secara diam diam dan kmu tidak perlu memikirkan Giant, toh dia masi kecil aku rasa Putri masi bisa menghidupi Giant." Protes Lisa.
"Jadi maksud mu aku harus meninggalkan Giant? Itu kan darah dagingku tidak mungkin aku menelantarkan dia."
"Aku akan memberikan kamu anak mas, pasti aku bisa memberi kamu anak. Toh juga aku memiliki anak di kampung jadi kamu tidak perlu merasa kehilangan anak." Ujar Lisa mencoba meyakinkan Arga bahwa pilihan nya untuk meninggalkan putri adalah pilihan terbaik.
"Bukannya aku tidak mau berkorban untukmu, tapi sebagian aset mas itu atas nama dia. Jika aku meninggalkan dia maka sebagian harta aku akan hilang, belum juga aku memberikan kompensasi untuk mereka. Dan pemegang hartaku juga dipegang oleh ibuku, dia yang menjodohkanku dengan putri pasti juga dia akan sangat marah jika aku harus ber cerai dengan putri dan prestis seluruh aset mas akan tersita olehnya."
Putri dan Arga memang sedari awal dijodohkan namun Arga dan putri bisa membuka perasaan satu sama lain perlahan akhir akhir ini.
"Tidak perlu khawatir, kita bisa mensabotse semuanya bahkan kamu bisa menguasai harta keluargamu apalagi kamu anak semata wayang. Pasti harta kedua orang tuamu akan jatuh kepadamu."
"Kamu terlalu menganggap mudah sesuatu, percayalah semuanya tidak semudah itu. Kita memang punya cinta namun dibalik cinta iitu pasti membutuhkan finansial yang cukup." Tukas Arga.
Jelas saja Lisa pasti membutuhkan uang dari Arga, karena itu sama sama mau bertahan. Selain Wajah Arga yang tampan, di balik itu juga ada uang Arga yang cukup membuat rekening Lisa memekar.
" Tapi aku iri, aku yang bisa membuat kamu jatuh cinta dan bergairah namun aku juga yang harus menjadi madu kamu, harusnya aku menjadi istrimu satu-satunya karena bisa memuaskanmu di dalam segala hal. Bahkan jika dipikir pikir aku sudah menggantikan peran dari segi apapun selain harus menjaga anak aku juga memenuhi kebutuhan ranjang kamu dan juga membersikan rumah, tugasku sudah seperti ibu rumah tangga seharusnya kan." Rengek Lisa.
Arga pun terdiam, selain Lisa yang jago diranjang dia juga jago dalam memanjakan perut Arga dengan membuat masakan masakan yang lezat.
"Sayang, mas tau kamu pasti bosan menjalani status seperti ini. Namun kamu tidak perlu khawatir kamu disini bukan menjadi Art namun kamu sudah aku anggap sebagai istriku dan cintaku. Percayalah aku hanya mencintai istriku dengan Sesaat saja." Jelas Arga.
"Lalu jika kamu mencintaii istri dengan sesaat. Lalu kenapa begitu berat untuk kamu meninggalkan dia." Timpal Lisa.
"Aku sudah berkata semuanya bahwa itu adalah faktor dan tuntutan dari keluargaku."
"Kamu harus percaya sayang, yang aku cintai
"Dan aku anggap istri itu kamu bahkan aku lebih bergairah bersamamu dibanding putri, dia bahkan sangat tidak sejago kamu saat diranjang dan juga setiap kamu bermain waktu nya hanya sebentar karna ia yang terus meminta udahan terlebih dulu dengan alasan besok ada meting."
"Aku percaya kepadamu mas, tapi kamu harus janji beberapa saat lagi kamu harus menjadikan ku nyonya dirumah ini untuk menggantikan putri"
"Pasti sayang, aku janji." Jawab Arga dengan tersenyum simpul.
Ting
Ting
Suara bel terdengr dengan jelas membuat mereka dengan segera bangkit dari kasur dan segera berpakaian dengan rapih.
"Aku segera, menuju kekamar. Kamu buka pintu untuk putri."
"Iyah mas,"
Lisa segera merapihkan rambutnya terlebih dulu tapi tanpa Lisa sadari ada kemerahan di sekitar leher nya sedikit.
Ceklek
Lisa membukakan pintu untuk putri,
"selamat datang nyah."
"Giant udh tidur?" Tanya Putri sembari membuka sepatunya.
"Sudah. Bapak juga sudah tidur dari tadi, selepas datang bapak langsung masuk kamar."
Putri hanya menggangguku dan saat akan masuk mata putri tertuju kepada leher Lisa yang sedikit kemerahan.
"Leher kamu kenapa merah?" Tanya Putri membuat Lisa tegang setengah mati.
"H-Hah ngga nya, tadi mungkin ada semut dikasur ku jadi tergigit pantas saja pas tidur gatel." Sahut Putri sembari membenahi rambutnya untuk menutupi kemerahan.
"Tapi itu merah banget, mungkin semutnya besar. Nanti kamu kasi salep takutnya malah infeksi, saya masuk dulu mau istirahat."
"Baik nyah."